Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Jumat, 05 Oktober 2012

Indonesia Bakal Produksi Pesawat Tanpa Awak


VIVAnews – Pemerintah akan menggenjot pengembangan pesawat tanpa awak atau nir awak. Pesawat ini dianggap mendesak dimiliki Indonesia karena banyaknya wilayah di tanah air yang tidak bisa dijangkau oleh manusia.

Daerah-daerah yang sulit dijangkau itu misalnya terletak di gunung berapi. Padahal, daerah-daerah tersebut kerap perlu didatangi untuk kepentingan penelitian. “Maka sesuai rencana, dalam waktu dekat ini pemerintah akan memproduksi pesawat tanpa awak,” kata Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, di Yogyakarta, Jumat 5 Oktober 2012.

Ia menjelaskan, pembuatan pesawat tanpa awak ini sejalan dengan program pemerintah mengembangkan produksi dan teknologi pesawat tempur,  bekerja sama dengan Korea Selatan. “Termasuk juga pengembangan pesawat yang nanti dapat digunakan oleh Polri,” ujar Gusti.

Seperti diketahui, pemerintah Indonesia dan Korea Selatan menjalin kerja sama industri pertahanan, salah satunya dengan memproduksi bersama jet tempur Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) mulai tahun 2020. Saat ini kedua negara tengah mengerjakan technical development test, sementara prototipe pesawat ditargetkan selesai pada 2013.

Menristek menyatakan, pengembangan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) seperti pesawat dan senjata di Indonesia memang terkesan tertinggal dari negara lain. Menurutnya, hal itu karena perusahaan yang bergerak di bidang industri pertahanan di Indonesia, belum diberi kesempatan maksimal untuk membuktikan kemampuannya.

“Tapi setelah Presiden memerintahkan pengembangan alutsista dengan membeli produk dalam negeri, maka sekarang terlihat perkembangannya sangat pesat,” kata Gusti. Buktinya, panser Anoa produksi Indonesia kini dipesan oleh Malaysia.


Sumber: Vivanews

AS Siap Pamerkan Artileri Mematikan di Korea

Foto : XM982 Excalibur (gunsandammo) 
Foto : XM982 Excalibur (gunsandammo)
 
SEOUL - Pasukan Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel) berniat memperkenalkan peluru artileri canggih yang sanggup menghancurkan artileri milik Korea Utara (Korut) di zona demiliterisasi. Selama ini, peluru itu digunakan oleh AS, Kanada, dan Swedia.

Militer Korsel sebelumnya bercita-cita membeli peluru artileri XM982 Excalibur, usai Korut melakukan serangan di Pulau Yeonpyeong pada November 2010. Namun keinginan itu terpaksa ditunda karena harga XM982 Excalibur masih sangat tinggi.

Excalibur adalah peluru artileri yang sangat canggih dan dilengkapi dengan Global Positioning System (GPS). Peluru itu sudah diuji coba oleh Divisi Infantri II AS di Anheung. Demikian, seperti diberitakan dari Chosun, Jumat (5/10/2012).

Pengerahan Excalibur diikuti pula dengan Misil Patriot PAC-3 dan ATACMS pada akhir 2012. Peluru itu diklaim sangat efektif untuk menghancurkan artileri jarak jauh dari Korut yang disembunyikan di balik pegunungan. Artileri-artileri itu menjadi target yang sulit dijangkau oleh sistem peluncur roket K-9.

Excalibur juga sudah digunakan oleh AS dalam Perang Iran dan Afghanistan. Harga satu peluru Excalibur juga mencapai KRW50 juta atau sekira Rp431 juta.

Kehadiran senjata mematikan itu tampaknya akan menuai kecaman dari Korut. Seperti diketahui, negeri komunis itu selalu mengecam adanya latihan militer atau aktivitas militer AS di Semenanjung Korea.

Meski demikian, Presiden Korsel Lee Myung Bak menegaskan, tidak ada negara satu pun di dunia ini yang berniat mengancam Korut. Modernisasi militer Korsel adalah hal yang menjadi prioritas, namun Lee mengingatkan pula bahwa, negaranya tak ingin menyerbu Korut.
 
 
Sumber: Okezone

Suriah Kerahkan 30 Ribu Pasukan ke Aleppo


 
Seorang pakar politik Lebanon mengkonfirmasikan pengerahan 30 ribu pasukan Suriah dengan perlengkapan militer dan tank ke arah kota Aleppo untuk mengontrol kembali semua wilayah perbatasan dengan Turki.
 
Mohammad Noureddine pada Jumat (5/10) kepada televisi al-Alam mengatakan, pertempuran di Aleppo bertujuan mengontrol kembali kota ini dan semua wilayah perbatasan dengan Turki.
 
Ia menambahkan, jika hal itu terwujud maka oposisi bersenjata Suriah dan pemerintahan Perdana Menteri Turki Recep Tayyib Erdogan sebagai pendukung oposisi Presiden Bashar al-Assad akan mengalami kekalahan besar.
 
Lebih lanjut Noureddine menandaskan, Turki memanfaatkan ketegangan di perbatasan dengan Suriah untuk mengalihkan perhatian militer Damaskus dari pertempuran melawan teroris di Aleppo supaya kota ini dalam waktu dekat tidak jatuh ke tangan militer Suriah.
 
Sejumlah tentara Suriahdilaporkan tewasoleh serangan pasukan Turki di sebuah pos militer di dekat kota perbatasan Tel Abyad pada Kamis pagi.

Serangan militer Turki sebagai balasan atas tembakan mortir yang diduga dilakukan oleh militer Suriah pada Rabu di kota tenggara Turki Akcakale, di Provinsi Sanliurfa. Mortir yang diduga ditembakkan oleh tentara Suriah itu menewaskan lima warga Turki dan melukai 10 lainnya.
 
Sementara itu Suriah menyatakan telah memulai penyelidikan terkait penyebab serangan mortir  ke wilayah Turkitersebut.

Pada Rabu, Menteri Informasi Suriah Omran Zoabi mengirimkan pesan belasungkawa kepada wargaTurki dan keluarga korbandan menegaskan bahwa Damaskus menghormati kedaulatan negara-negara tetangganya dan juga menginginkan kedaulatan Suriah dihormati sebagai balasannya.


Sumber: Irib  

Turki Tak Mau Perang



ImageTentara Turki berjaga di Akcakale, perbatasan Turki-Suriah di Provinsi Sanliurfa. Artileri Turki mengenai kota perbatasan Tel Abyad, Suriah, hingga menewaskan beberapa tentara Suriah. Sebelumnya, Suriah menembakkan mortir yang menewaskan lima warga sipil Turki.

ANKARA – Turki menegaskan tidak ingin berperang dengan Suriah, setelah parlemen Ankara menyetujui serangan lintas perbatasan ke negara tetangganya itu.

PenegasanitudisampaikanPerdana Menteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan pada Kamis (4/10) waktu setempat, hanya beberapa jam setelah parlemen di Ankara menyetujui serangan lintas batas ke Suriah. Persetujuan itu dikeluarkan setelah serangan roket Suriah menewaskan lima warga Turki di sebuah kota di dekat perbatasan kedua negara. ”Kami tidak memiliki niat untuk memulai perang dengan Suriah,” kata Erdogan dikutip AFP.

Dia hanya memberikan catatan bahwa Turki bakal melindungi warga dan perbatasannya jika memang itu diperlukan. Erdogan menegaskan Turki menginginkan perdamaian dan keamanan. ”Tidak ada seorang pun yang harus menguji tekad kami dalam masalah ini,”katanya. Erdogan juga mempertanyakan usulan yang mengatakan bahwa serangan itu bisa saja merupakan sebuah kecelakaan. Dia menuturkan kalau peluru kendali Suriah telah jatuh di tujuh lokasi berbeda di Turki sejak krisis dimulai. ”Bahkan, hari ini (Kamis) pun ada rudal yang jatuh di Kota Hatay, Distrik Altinozu,” terangnya.

”Satu kali adalah kecelakaan.Tetapi bagaimana mungkin ini bisa disebut kecelakaan jika sudah terjadi delapan kali?” Parlemen Turki memberikan wewenang sebagai balasan terhadap serangan fatal Suriah pada Kota Akcakale.Parlemen Turki menyetujui rancangan undang-undang yang memberikan kewenangan pada militer untuk melakukan operasi lintas batas dengan Suriah.Parlemen juga menyepakati kalau militer Turki dapat menyerang berbagai sasaran di Suriah dalam waktu satu tahun.

Sebelumnya, serangan Suriah ke Akcakale menewaskan dua perempuan dan tiga anakanak. Turki membalas dengan menyasar sejumlah target di Suriah, untuk pertama kalinya sejak Suriah jatuh dalam krisis militer dan perang saudara 18 bulan silam. Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Suriah mengatakan bahwa dua pejabat militer Suriah terluka dalam aksi balasan itu. Sementara itu, PBB mengecam keras serangan Suriah. Pernyataan Dewan Keamanan menyerukan pemerintah Suriah agar menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara tetangga.

Pernyataan itu juga menyebutkan insiden tersebut menegaskan dampak parah krisis Suriah terhadap keamanan negara-negara tetangganya dan perdamaian serta stabilitas di kawasan. Washington menegaskan bahwa Turki telah melakukan tindakan ”cukup” dan ”proporsional” untuk menyerang balik Suriah.Namun, Gedung Putih meminta agar ketegangan tersebut tidak memicu eskalasi. ”Dari perspektif kita, respons yang dilakukan Turki cukup,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Victoria Nuland.

Dia menegaskan bahwa serangan balasan Turki itu untuk memperkuat pertahanan agar serangan Suriah tidak terjadi kembali. Pentagon juga meminta agar eskalasi konflik diturunkan. ”Kami berharap ini tidak memicu konflik lebih luas.Kita berharap situasi semakin menurun,” kata Juru Bicara Pentagon George Little. Dia menegaskan bahwa AS mengecam tindakan Pemerintah Suriah di perbatasan Turki. ”Kami akan membeli Turki sebagai sekutu kami,”katanya.

Sementara itu,ribuan warga Turki di berbagai kota melakukan protes atas kemungkinan negara mereka terlibat peperangan dengan Suriah.Mereka menggelar aksi unjuk rasa antiperang, pada Kamis malam ribuan orang berkumpul di LapanganTaksim, Istanbul. Para demonstran menyerukan, ”Tolak perang! Perdamaian sekarang! Kami tidak akan menjadi tentara untuk imperialis!” Sejumlah spanduk yang dibawa pengunjuk rasa menuduh Partai Keadilan dan Pembangunan pimpinan Erdogan sebagai boneka AS.

”AS menginginkan Turki berperang melawan Suriah karena ada pemilu yang sebentar lagi di gelar di sana. (Presiden AS Barack) Obama tidak ingin mengirimkan pasukannya, jadi pasukan Turki sebagai alat mereka. Kami tidak ingin menjadi bagian dari pertempuran berdarah di Timur Tengah,” ujar Bedri Baykam, aktivis Turki, dikutip BBC.
 
 

Kamis, 04 Oktober 2012

Berebut Wilayah demi Isi Perut

 
SELAIN sebagai jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia, kawasan perairan Laut China Timur hingga Laut China Selatan dikenal memiliki potensi dan kekayaan sumber daya alam kelautan dan perikanan sebagai asupan protein penduduknya.

Meski China dan Jepang tak pernah merujuk pada masalah sumber daya perikanan, Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menilai sebaliknya. ”Memang ada soal sejarah dan harga diri bangsa. Kepemilikan kepulauan tersebut implikasinya kepada garis batas teritorial yang di dalamnya ada penguasaan sumber daya perikanan di kawasan tersebut,” kata Arif, Rabu (3/10).

Bahkan, menurut Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia itu, China adalah produsen ikan nomor satu dunia. ”Mereka ingin menjadi raja baru di laut,” lanjut Arif.

Laut China Selatan, termasuk kawasan Laut China Timur, merupakan salah satu dari 10 lautan di dunia yang terluas. Laut China Selatan atau dikenal dengan Laut Kuning memiliki luas hampir 3 juta kilometer persegi dengan lebih dari 200 pulau dan gugusan kepulauan karang.

Lautan dalam yang terletak di selatan China dan dikelilingi oleh sejumlah negara—seperti Vietnam, Kamboja, Brunei, Filipina, Malaysia, dan Indonesia—itu kaya dengan berbagai jenis ikan, udang, tiram, remis, rumput laut, dan biota laut lain.

Sementara di Laut China Timur yang diperebutkan antara Jepang dan China adalah Kepulauan Senkaku. Di Laut China Selatan yang dipersoalkan sejumlah negara antara lain adalah Kepulauan Spratly dan Paracel. Komposisi negara yang mengklaim bisa berbeda, tetapi semuanya berkaitan dengan pihak China.

Lepas dari latar belakang klaim China—apakah terkait dengan persoalan penangkapan ikan atau tidak—yang jelas konsumsi ikan di China memang tidak main-main. Berdasarkan data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) yang dikeluarkan di Roma, Italia, tahun 2012, produksi perikanan tangkap China tahun 2010 mencapai 14,8 juta ton dan budidayanya 32,7 juta ton atau 62,3 persen dari produksi perikanan dan budidaya dunia. Padahal, konsumsi ikannya mencapai 42,8 juta ton atau 81 persen dari perikanan dan budidaya.

Kepentingan Indonesia

Seperti juga negara lain yang telah meratifikasi zona ekonomi eksklusif (ZEE), Indonesia banyak memanfaatkan potensi perikanan di Laut China Selatan, terutama di sekitar perairan Kepulauan Natuna. Menurut Arif, potensi perikanan yang bisa ditangkap nelayan Indonesia di kawasan Laut China Selatan tercatat 1 juta ton atau sekitar seperenam dari total potensi nasional.

Arif menyatakan, dampak dari sengketa teritorial antara Jepang dan China tersebut tidak terlalu besar dan langsung bagi Indonesia, terutama pelaku usaha Indonesia. ”Karena banyak pelaku usaha perikanan di sana, meskipun izinnya dipegang pengusaha kita, kapal dan peralatannya milik asing. Hasilnya tak terdata di kita karena langsung diangkut ke luar. Nelayan kita mana mampu mengambil ikan di laut dalam tanpa peralatan yang memadai,” tutur Arif.

Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia Bambang Suboko. ”Pulau Senkaku terletak di Laut China Timur dan wilayah pengelolaan perikanan (WPP) kita di Laut China Selatan. Jadi, agak jauh,” katanya.

Dampak baru bisa dirasakan, lanjut Bambang, jika terjadi perang terbuka antara Jepang dan China. ”Namun, kecil kemungkinan hal itu terjadi,” ujar Bambang.

Adanya pengaruh akibat sengketa teritorial di kawasan tersebut justru dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal Keadilan Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara), sebuah lembaga swadaya masyarakat khusus perikanan, Riza Damanik.

”Mau tidak mau, sengketa itu akan mengganggu potensi sumber daya perikanan di Laut China Selatan. Misalnya, adanya larangan memancing yang dikeluarkan Pemerintah China akan berdampak pada nelayan sehingga mereka kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

Taiwan sebenarnya tidak tersangkut sengketa teritorial tersebut, tetapi nelayan Taiwan terkena imbasnya dengan larangan memancing di kawasan tersebut. Pemerintah China beberapa bulan lalu sudah melarang kapal-kapal usaha perikanan dan nelayan melaut di kawasan Laut China Selatan. Alasannya, tampaknya dicari-cari. Misalnya, untuk menjaga kesinambungan ekosistem kelautan.

Kendala lain, ujar Riza, adalah nelayan kecil Indonesia yang tak mampu membekali dengan peralatan yang bisa digunakan untuk menangkap ikan di laut dalam, seperti di Laut China Selatan.

”Nelayan kita hanya menggunakan pancing, sedangkan kapal-kapal ikan yang sebenarnya dimiliki pemilik modal asing—hanya izinnya dikuasai pengusaha Indonesia— menggunakan peralatan pukat atau jaring dasar yang bisa menangkap semua ikan, termasuk ikan induknya. Belum lagi melawan pencurian ikan oleh kapal-kapal asing karena terbatasnya armada kapal nelayan dan patroli keamanan kita,” ujar Riza.

Abu Samah, nelayan di Pulau Bengkalis, Provinsi Kepulauan Riau, yang berbatasan dengan Laut China Selatan, Kamis (6/10) pagi, mengaku menghadapi kendala peralatan untuk menangkap ikan di laut dalam.

Akibatnya, hasil tangkapan ikannya semakin menurun hampir 10 tahun terakhir ini. ”Semalam saya hanya bawa uang pulang Rp 70.000 setelah melaut dari jam 07.00 pagi. Sisa uang itu hasil bersih setelah hasil tangkapan ikan seharian dipotong dengan uang minyak (solar), makan dan minum selama melaut. Bagaimana bisa hidup dengan uang Rp 70.000 sehari,” ujarnya.

Kemarahan Abu Samah memuncak saat bercerita tengah ”berperang” menghadapi pencurian ikan dan ketidakkonsistenan aparat keamanan di laut terhadap penggunaan pukat dan jaring dasar yang digunakan kapal-kapal besar mencari ikan meskipun hal itu sudah dilarang oleh Gubernur Kepulauan Riau.

”Kami ingin pemerintah bertindak dan menegakkan hukum di laut. Jangan kami selalu jadi korban dan kehilangan kesabaran seperti konflik dengan pengusaha perikanan beberapa tahun lalu,” kata Abu Samah yang juga Ketua Himpunan Nelayan Kecamatan Bantang, Kepulauan Bengkalis, dengan 2.000 nelayan sebagai anggotanya.

Sangat bisa dimengerti jika wilayah laut kerap menjadi bahan rebutan. Maklum, isi di dalamnya menggiurkan, sekurangnya untuk mengisi perut sendiri dan keluarga. 
 
 
Sumber: Kompas

KSAD: Pakai Senjata Pindad, Kami Bisa Juara


 SS-2V5 Buatan PT Pindad


VIVAnews - Peralatan perang buatan Indonesia dinilai tidak kalah hebatnya dibanding produksi negara lain. Tentara Nassional Indonesia (TNI) akan memaksimalkan produk dalam negeri ini untuk persenjataannya.
Demikian disampaikan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Kamis 4 Oktober 2012. "Peralatan produksi dalam negeri juga tak kalah mumpuni," kata Pramono. 
Dalam sejarahnya, dia menambahkan, Indonesia mengembangkan peralatan militer karena mendapat embargo. Kondisi itu yang membuat Indonesia berinisiatif mencari jalan ke luarnya. "Akhirnya kami berusaha mengembangkan senjata produksi dalam negeri," ujar Pramono.
Akhirnya, ujar dia, senjata  buatan PT Pindad dikembangkan dan disesuaikan dengan teknologi mutakhir. "Penyempurnaan secara bertahap terus dilakukan, disesuaikan juga dengan kondisi di lapangan. Andai kami mau mengoreksi diri, kami bisa melakukannya," tutur adik Ani Yudhoyono ini.
Menurut dia, hasilu saha itu memang membanggakan. Dalam sejumlah lomba, beberapa kali TNI menyabet gelar juara dengan menggunakan senjata Pindad itu. Sehingga, kata Pramono, TNI sudah tidak ragu lagi menggunakan produk dalam negeri itu.
Dulu, kata Pramono, TNI masih mempertimbangkan untuk menggunakan sejata lama M16 atau senjata buatan Pindad. Namun, saat berlomba menggunakan senjata buatan Pindad, TNI berhasil memperoleh tropi juara.
"Waktu lomba menembak antar ASEAN, kami juara pertama kali setelah menggunakan senjata-senjata Pindad," kata dia. "Sejak itu kami tidak ada pilihan, selain senjata ringan dari Pindad. SS2-V1 sampai V6," Pramono menambahkan.


Sumber: Vivanews

HUT TNI, Jupiter Aerobatic Team bikin lambang cinta di udara


Gladi bersih dalam rangka Hari Ulang Tahun TNI ke- 67 di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, penuh dengan penampilan apik dari ribuan tentara. Salah satunya yang berkesan adalah manuver pesawat yang dilakukan Jupiter Aerobatic Team dengan pesawat KT-1B Wong Bee.

Pesawat-pesawat itu melakukan manuver di udara dan menghasilkan lambang cinta. Mulanya, enam pesawat Jupiter terbang dari sisi kiri podium, mereka silih bergantian menunjukkan kemampuan terbang dengan berbagai formasi. Dua pesawat Jupiter kemudian berpencar, dan melaju dari belakang podium secara beriringan. Sesampainya di podium, kedua pesawat tegak ke arah ketinggian.

Sampai di ketinggian yang dicapai, kedua pesawat berpencar ke kanan dan ke kiri sambil menukik menuju titik temu. Alhasil, kepulan asap dari aksi tersebut membentuk lambang cinta.

"Inilah persembahan penuh cinta dari Jupiter Aerobatic Team," kata pembawa acara HUT TNI di Halim Jakarta, Rabu (3/10).

Kemudian, kedua pesawat kembali bergabung membentuk formasi dengan empat pesawat lainnya pergi mengakhiri pertunjukkan. Usai aksi Jupiter Aerobatic Team, gladi bersih dilanjut dengan penampilan drum band dari ratusan taruna TNI.


Sumber: Merdeka

Rabu, 03 Oktober 2012

Oktober Ini 44 Tank Leopard TNI Tiba di Indonesia

 
VIVAnews - Tentara Nasional Indonesia terus memperkuat Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Dalam waktu dekat, sejumlah persenjataan yang dipesan dari luar negeri akan tiba di tanah air. Salah satu persenjataan yang segera tiba itu antara lain tank Leopard dari Jerman.

"Kami ingin mendatangkan tank Leopard. Karena mungkin prosesnya agak panjang, Oktober ini baru bisa tiba 44 unit," kata Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2012. 

TNI AD juga akan menambah dua batalyon Multiple Launch Rocket System (MLRS), satu batalyon Mitra Rudal Antipesawat Terbang.

Tak hanya TNI AD, TNI Angkatan Laut juga akan mendatangkan senjata baru berupa enam kapal selam. Tiga unit kapal selam akan didatangkan dari Korea Selatan, tiga lainnya dari Inggris. "Kami juga mau mendatangkan satu skuadron helikopter antikapal selam dari Amerika Serikat," ujar Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno.

TNI Angkatan Udara juga tidak mau ketinggalan. Mereka akan menambah dan mengupgrade pesawat Hercules hibah dari Australia. "Hercules kami cuma 13 unit. Kami akan upgrade lagi dan akan membeli 10 unit pesawat Hercules lagi dari Australia," ucap Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufa'at.

Sementara itu, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan penambahan alutsista itu harus diimbangi oleh kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) TNI. "Karena kami menyadari, secanggih apa pun alutsistanya, SDM yang tidak memadai, alat itu tidak ada artinya," ujar Agus.
 
 
Sumber: Vivanews

Selasa, 02 Oktober 2012

Gedung Putih Akui Alami Serangan Cyber Dari China


WASHINGTON – Gedung Putih mengakui pihaknya mengalami serangan cyber di salah satu jaringan komputer. Namun, mereka menegas-kan serangan ini tidak menghancurkan sistem apa pun, dan tidak ada data yang hilang.


Seorang pejabat pemerintah langsung mengeluarkan komentar, setelah sebuah laporan dari situs berita sayap kanan mengatakan bahwa hacker China telah menyerang sistem militer Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). Para pejabat AS mengatakan serangan cyber itu masuk dalam jaringan yang tidak terkategori dan merupakan kasus “spear phishing”, yakni trik email palsu pengguna untuk mengklik melalui situs web di mana seorang hacker dapat menginstal perangkat lunak berbahaya atau mengontrol dari komputer lain.

“Jenis serangan ini jarang terjadi dan kami memiliki langkah-langkah pencegahan,” terang pejabat AS itu, seperti dikutip AFP. “Dalam hal ini,serangan itu telah diidentifikasi, sistem diisolasi,dan tidak ada indikasi apa pun ada data yang hilang. Selain itu, tidak ada dampak terhadap sistem rahasia kami,” urainya.

Seorang pejabat lainnya yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada situs Politico, bahwa serangan hacker pada dasarnya adalah insiden yang terisolasi di mana staf yang menerima email membawa lampiran malware. Untuk semakin memperjelas, pejabat itu menegaskan saat ini, semuanya dalam kondisi tenang, dan hacker China itu tidak akan mengambil kendali dari koper berisi kode peluncuran nuklir yang bisa dilakukan setiap saat. Pada Minggu (30/9),laporan

Washington Free Beacon, situs yang dioperasikan kelompok yang mengaku melaporkan berita yang diabaikan oleh kelompok kiri profesional, mengatakan bahwa hacker yang terkait dengan pemerintah China telah menyerang sistem yang digunakan kantor militer Gedung Putih untuk perintah nuklir. Sebagai catatan,Washington Free Beacon, yang menyampaikan kabar serangan tersebut diketahui memiliki agenda sayap kanan.

Situs ini juga kerap menggambarkan pemerintahan saat ini yang masih lemah dalam kebijakan luar negeri. Selain kasus ini, sebelumnya situs yang sama juga menuduh kapal selam nuklir Rusia telah berpatroli di wilayah AS.

Tuduhan ini juga dibantah Departemen Pertahanan AS. Menurut laporan Politico, tidak ada keraguan jika memang ada tim hacker yang disponsori pemerintah China mencoba menggali segala macam sistem Barat.


Sumber: Seputar Indonesia

Aksi "Dynamic Pegasus" Warnai Gladi Bersih HUT TNI

 
VIVAnews – Prajurit TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Darat mengikuti gladi bersih upacara peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke-67 di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu 3 Oktober 2012.

Upacara peringatan HUT TNI ke-67 sendiri baru akan dilakukan pada Jumat, 5 Oktober 2012. Meski masih gladi bersih, namun para prajurit TNI itu tak setengah-setengah dalam unjuk kebolehan. Prajurit TNI AD melakukan atraksi bela diriu militer, sedangkan prajurit TNI AU melakukan atraksi udara.

Bela diri militer yang ditunjukkan oleh prajurit TNI AD misalnya dengan mendemonstrasikan gerakan pukulan, kuncian, dan posisi menyerang serta bertahan. Bela diri militer ini merupakan kemampuan wajib prajurit sebagai penjaga keamanan Indonesia di garda terdepan.

Tim bela diri TNI AD bahkan pernah meraih penghargaan internasional di Korea. Mereka meraih medali emas untuk kategori beregu, serta medali perak dan medali perunggu untuk kelas perorangan. Bela diri militer bukan satu-satunya atraksi yang ditunjukkan oleh TNI AD.

Di sebelah kelompok prajurit yang melakukan demo bela diri, ada pula regu prajurit yang melakukan gerakan senam balok. Senam itu dilakukan untuk melatih otot tangan dan kaki. Tujuannya agar prajurit terlihat gagah dan profesional dalam melakukan tugasnya.

Dalam senam balok itu, balok sepanjang tiga meter dan seberat 30 kilogram diangkat oleh dua orang prajurit dengan gerakan kombinasi yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Senam balok juga mencakup gerakan halang rintang yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan prajurit ketika menghadapi rintangan alam saat penugasan.

Tak kalah atraktif, regu bersenjata juga unjuk kebolehan. Mereka melakukan formasi berjajar untuk menggambarkan kekokohan TNI AD. Saat mengakhiri atraksinya, regu bersenjata kemudian menembakkan senapan sekali ke udara.

Sementara itu, di atas Lanud Halim Perdanakusuma melintas sebuah helikopter Cessna milik TNI AU yang menarik banner bertuliskan “Dirgahayu HUT TNI.” Pertunjukan oleh prajurit TNI AU memang tak kalah menarik.

Menggunakan helikopter Colibri, tim demo udara “Dynamic Pegasus” menggelar beberapa atraksi. Salah satu atraksi menunjukkan lima helikopter membentuk formasi V yang kemudian pecah menjadi dua elemen, di mana tiga helikopter naik ke atas dan dua pesawat melakukan cross. Formasi ini menunjukkan salam dinamis dari Pegasus.

Tim Dynamic Pegasus juga melakukan formasi head on, di mana satu-persatu helikopter melintas dan dua helikopter menyilang ke atas. Gerakan ini merupakan strategi menembak sasaran ke bawah dan naik ke atas untuk menghindari tembakan dari bawah, kemudian bergerak ke bawah lagi untuk menembak dan pergi. Formasi ini dinamakan hit and run.

Selanjutnya, tiga helikopter memutar ke sudut 360 derajat dengan cepat. Untuk salam penutup, kelima helikopter itu terbang berkumpul kemudian memencar. Ini dinamakan formasi sparkling pegasus. Helikopter Colibri ini kerap digunakan TNI AU untuk melakukan misi operasional, pelatihan terbang, serta misi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan bencana alam.
 
 
Sumber: Vivanews

TNI AD Berencana Pamerkan Alutsista Baru

TNI AD Berencana Pamerkan Alutsista Baru

Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat berencana memamerkan sejumlah alat utama sistem senjata (Alutsista) terbaru pada Sabtu (6/10) hingga Senin (8/10) di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta.

"Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI Ke-67 yang jatuh pada 5 Oktober 2012, kita akan memamerkan beberapa alutsista yang terbaru dari Artileri Medan (Armed), seperti roket 'Multiple Launch Rocket System' (MLRS)/Astros dari Brazil dan Meriam 155 mm/Caesar buatan Prancis," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Sisriadi kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, roket MLRS yang dibeli sebesar 405 juta dolar AS itu memiliki jarak tembak hingga 85 kilometer dan merupakan senjata yang sangat menakutkan.

"Senjata ini terbukti ampuh dalam perang teluk. Senjata ini telah digunakan oleh Irak dan Arab Saudi. Kita mendapat sekitar 2 1/3 batalyon, padahal direncanakan kita hanya mendapat satu batalyon," ucapnya.

Sementara Meriam 155 mm/Caesar yang dibeli dengan harga 170 juta dollar AS itu memiliki daya hancur, akurasi, dan daya geraknya yang mengagumkan.

"Senjata ini yang paling dibanggakan. Kita mendapat dua batalyon dari rencana semula hanya satu batalyon. Setiap senjata yang dibeli oleh TNI AD merupakan senjata yang unggul dikelasnya," ujar Sisriadi.

Selain dua senjata baru itu, TNI AD juga akan memamerkan senjata artileri lainnya, seperti Meriam 76/Trk buatan bekas negara Yugoslovakia, Meriam 155/FH 2000 buatan Singapura dan Meriam 105 AMX.

Untuk senjata kavaleri, TNI AD memamerkan Tank Scorpion, AMX-13 (paling banyak yang dimiliki Indonesia), Panser VAB NG buatan Pindad, Panser V 150 dan Panser Anoa.

Sedangkan "Main Battle Tank" (MBT) Leopard dari Jerman, kata dia, belum bisa dipamerkan saat ini karena tank seberat 60 ton baru tiba ke Indonesia pada November 2012.

Senjata Artileri pertahanan udara (Arhanud) yang dipamerkan di Monas itu, yakni Meriam 40 mm L-70 (yang memperkuat TNI AD sejak Tahun 1970), Meriam 23 mm/Giant Bow dari China, Meriam Grom Composite dari Polandia dan Meriam RBS 70 dari Swedia.

Untuk penerbangan angkatan darat sendiri, TNI AD akan memamerkan sejumlah heli serbu dan heli serang. Heli serbu yang akan dipamerkan Heli Bell 412 dan Heli MI-17 dari Jerman, sementara Heli Serang yang akan dipamerkan, yakni Heli MI-35P dan Heli Bolcow buatan Jerman.

"Kesatuan Zeni juga akan ikut serta mememarkan alat-alat penjinak bahan peledak (jihandak)," paparnya.

Selain itu, tambah Kadispenad, sejumlah industri pertahanan dalam negeri, seperti PT DI dan PT Pindad juga akan membuka stand di pameran tersebut.


Sumber: Antaranews

Senin, 01 Oktober 2012

PROGRAM SENJATA NUKLIR NON-STRATEGIS PAKISTAN


Untuk meningkatkan kemampuan nuklirnya, Pakistan saat ini tengah mengembangkan senjata nuklir non-strategis, bila benar adanya Pakistan bisa disejajarkan dengan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Rusia, ujar seorang analis pertahanan Amerika Serikat.

Negara tetangga Pakistan, India, yang juga berkemampuan nuklir, bagaimanapun, tidak termasuk di antara lima dari sembilan negara yang memiliki atau sedang mengembangkan senjata nuklir non-strategis, kata Hans Kristensen, direktur Proyek Informasi Nuklir, dan Dr Robert S Norris, senior Kebijakan Nuklir, di Nuclear Notebook.

Ghauri 2
Nuklir Pakistan Ghauri 2

 "Saat ini, setidaknya ada lima dari sembilan negara yang berkemampuan nuklir, memiliki atau sedang mengembangkan senjata nuklir non-strategis, yaitu: Rusia, Amerika Serikat, Perancis, Pakistan, dan China," kata mereka dalam informasi terbaru di Bulletin of the Atomic Scientists.

Seperti halnya Perancis, Pakistan mengkarakterkan semua senjata nuklirnya sebagai nuklir non-strategis. Pakistan saat ini juga sedang mengembangkan roket jarak pendek baru yang berkemampuan nuklir yang tentu akan langsung disikapi sebagai senjata nuklir non-strategis jika itu dikembangkan oleh Rusia atau Amerika Serikat. Disinilah posisi nuklir Pakistan menjadi tanda tanya dan kenyataan ini bisa saja menempatkan nuklir Pakistan berada dalam kategori berbeda, seperti yang ditulis Kristensen dan Norris.

Dalam laporan mereka, dua ilmuwan nuklir Amerika menulis bahwa rudal baru Pakistan, Nasr, adalah rudal balistik berjarak 60 kilometer yang diluncurkan dari sebuah peluncur mobile mobile twin-canister.

Setelah uji coba peluncuran pertama di bulan April 2011, organisasi berita militer Pakistan, mengatakan bahwa Rudal Nasr membawa hulu ledak nuklir dengan jangkauan seperti yang diharapkan dan dengan akurasi yang tinggi. Lengkap dengan fitur shoot and scoot yang disebut sebagai sistem respon cepat. Ini semua dilakukan untuk meningkatkan program pembangunan strategis senjata nuklir pakistan untuk rudal jarak pendek guna mengantisipasi ancaman yang sedang berkembang. 

Rudal Nasr
Nasr, rudal nuklir jarak pendek Pakistan

"Dari informasi-informasi yang didapatkan setelah beberapa tes Rudal Nasr, kuat diindikasikan bahwa senjata nuklir Pakistan tersebut masih mirip dengan senjata nuklir non-strategis," tulis mereka.

Masih menurut laporan itu, disebutkan juga rumor China yang telah mengembangkan senjata nuklir non-strategis sejak waktu yang lama, namun masih sedikit informasi yang dapat diandalkan untuk menentukan status China saat ini.

China melakukan uji coba nuklir pada tahun 1960 dengan bom nuklir yang diluncurkan dari sebuah pesawat pembom. Mungkin, namun belum bisa dipastikan, bahwa beberapa skuadron pesawat bomber China telah memiliki kemampuan nuklir sekunder untuk saat ini, kata mereka.

Demikian pula, komunitas intelijen AS dalam beberapa periode menilai bahwa kemampuan nuklir China mungkin telah berkembang untuk rudal balistik jarak pendek seperti DF-15. Selain itu, komunitas intelijen AS menggambarkan rudal jelajah DH-10 adalah rudal konvensional dan juga nuklir," kata laporan itu.


Sumber: Arteleri

Minggu, 30 September 2012

Dua Sukhoi Sukses Melakukan Intercept Pesawat Asing

 Pesawat Cessna dari Amerika yang melintasi wilayah Indonesia tanpa izin dan dipaksa mendarat dan ditahan di Sepinggan. Foto:Lanud Balikpapan untuk Kaltim Post (Grup JPNN).
 
JAKARTA - Aksi heroik dilakukan tim penerbang pesawat tempur Sukhoi dari Skuadron 11 Lanud Hasanuddin, Makassar. Mereka berhasil menghentikan pesawat asing yang tanpa izin melintas di wilayah udara Indonesia kemarin (30/9).

Pesawat jenis Cessna 208 dengan nomor ekor N-354 RM itu dicegat dan dipaksa mendarat di Lanud Balikpapan, Kalimantan Timur. "Terpaksa kami lakukan airborne (peluncuran) dua Sukhoi karena pilot itu tidak merespons komunikasi radio dari ATC," ujar Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda Bambang Soelistyo kepada Jawa Pos kemarin. Sukhoi itu digerakkan langsung atas perintah Bambang.

Awalnya, satuan radar Kohanudnas memantau pesawat asing yang melintas pada pukul 12.30 Wita. Setelah dicek, rupanya pesawat ini tak punya clearance (izin melintas). "Kami punya sistem FCIS yang sangat akurat, online 24 jam," kata Bambang.

FCIS adalah singkatan dari flight clearance information system. Dalam FCIS langsung diketahui apakah sebuah pesawat terjadwal atau tidak. Rute mereka pun akan terpantau. "Karena tidak tercatat, dilakukan komunikasi radio. Dia kami minta mendarat di Makassar," katanya. Rupanya, pilot pesawat Cessna itu ngeyel.

"Saya tidak melihat berapa jumlah penumpangnya. Kalau ada yang melanggar kedaulatan hukum udara di Indonesia, saya harus bertindak," kata mantan Deputi Menko Polhukam ini. Maka, setelah diperingatkan beberapa kali, tim Sukhoi yang selalu siaga, langsung dikomando untuk terbang. "Intercept atau pencegatan sukses. Pesawat kami paksa landing di Balikpanan," kata Bambang.

Setelah mendarat, baru diketahui bahwa pilotnya bernama Michael E. Boyd. Dia terbang seorang diri, tanpa penumpang lain. "Saya belum mendapatkan detail paspornya. Tapi, dari informasi sementara, dia berkewarganegaraan AS," kata Bambang.

Pesawat asing itu berangkat dari Palau (sebuah negara kecil di kawasan Pasifik, tepatnya di utara Papua) dengan tujuan Singapura. "Soal motifnya apa, investigasi masih dilakukan Lanud Balikpapan," ujarnya.

Bambang menegaskan, langkah Kohanudnas dilindungi undang-undang. "Kami tegakkan kedaulatan di wilayah udara, pesawat apa pun, dari mana pun, berapa pun penumpangnya , kalau tidak ada izin, kami hentikan," katanya.

Cessna 208 adalah pesawat dengan kapasitas maksimal 14 penumpang. Panjangnya hanya 12,67 meter dengan jarak jelajah 2.000 kilometer tanpa harus refueling (pengisian bahan bakar).

Insiden ini bukan yang pertama. Pada 2011, tim Kohanudnas juga berhasil mencegat pesawat tanpa izin. Saat itu pesawat jet P2-ANW Dassault Falcon 900EX yang ditumpangi Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah distop Sukhoi.

Pesawat tempur itu menguntit tumpangan VIP tersebut selama 37 menit pada November 2011. Kedua pesawat tempur baru membebaskan Falcon setelah diperintahkan oleh Kohanudnas sekitar pukul 11.17 Wita. Kejadian itu mencuat ke publik setelah Perdana Menteri Papua Nugini Peter O"Neil, melalui media massa, mengancam mengusir Duta Besar RI Andreas Sitepu dari Port Moresby, ibu kota negaranya.

Tegang di Bandara Sepinggan
Pendaratan pesawat asing itu di Bandara Sepinggan, Balikpapan, sempat membuat suasana bandara tersebut tegang. Sebelum pesawat mendarat, sekitar 30 prajurit Angkatan Udara (AU) bersenjata SS-2 P1 siaga di landasan.

Tak lama kemudian, pesawat Cessna 208 yang dikawal dua Sukhoi Tempur Strategis (TS) 2705 dan 3004 mendarat. "Kru yang ada di pesawat dimohon keluar dari pesawat dengan posisi tangan di atas," ujar Kolonel (Pnb) Djoko Senoputro, Danlanud Balikpapan.Sebelum turun pilot digeledah, lalu digiring menuju ruang interogasi Base Ops Lanud Balikpapan.

Pesawat Cessna 208 itu diketahui berangkat dari Wichita, Kansas, AS, pada 25 September 2012. Dari sana pesawat meneruskan penerbangan ke California (27/9) - Honolulu, Hawaii (29/9)- Korsje, Macronesia (30/9) " lalu Koro Palau (30/9)- Singapura.

Berdasar hasil interogasi sementara, sang pilot mengaku tersesat masuk ke wilayah udara Indonesia. "Menghindari cuaca jelek di frekuensi 122.2 Req 10 derajat left," kata Djoko.

Misi pilot adalah mengantar pesawat Cessna terbaru yang dipesan Hawker Pasifik Jet melalui operator Globeflyers ke Singapura. "Barang-barang yang dibawa hanya kelengkapan pakaian pribadi dan kamera yang isinya foto dan video. Isinya sedang kami analisis. Untuk flight plan sesi rute dari Palau-Singapura pasti melalui Flight Information Regional (FIR) Indonesia," lanjut Danlanud.

Karena itu, penerbangan terpaksa dihentikan sampai pilot mengurus administrasi. "Pilot kami amankan, kini berada di mes Lanud Balikpapan dalam keadaan sehat," ucapnya.
 
 
Sumber: Jawapos

Brasil Tunda Lagi Pembelian Pesawat Tempur

 Rafale buatan Dassault Aviation dari Perancis

RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com -- Pemerintah Brasil kembali menunda keputusan pembelian pesawat tempur baru untuk memperkuat armada angkatan udara negara itu sampai tahun depan. Sebelumnya, Brasil diharapkan mengambil keputusan bulan Oktober ini.

Menurut seorang sumber di pemerintahan Brasil, pembelian 36 jet tempur baru itu akan dimasukkan dalam anggaran tahun 2013. "Anggaran pemerintah tidak memasukkan pembelanjaan jet-jet tempur itu, keputusannya nanti tahun 2013," tutur dia, Minggu (30/9/2012).

Pejabat itu juga mengatakan, hingga saat ini belum ada pesawat yang menjadi favorit pemerintah Brasil. Tender pengadaan jet tempur senilai lebih dari 5 miliar dollar AS itu diikuti oleh tiga pesawat, yakni F/A-18 E/F Super Hornet buatan Boeing dari AS, Rafale buatan Dassault Aviation dari Perancis, dan Gripen NG buatan pabrikan Saab asal Swedia.

Menurut sumber tersebut, pemerintah Brasil menunggu hasil pemilihan presiden AS, November mendatang, sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. Presiden Brasil Dilma Rousseff juga sedang mempertimbangkan berkunjung ke Perancis, Desember nanti.

Saat pertama kali menjabat, Januari 2011, Rousseff sudah menunda pembelian pesawat tempur tersebut, dan keputusan disebut-sebut akan diambil tahun ini, sekitar bulan Oktober.

Pada awalnya, pihak Brasil telah memilih Rafale sebagai favorit. Namun, belakangan, harga pesawat itu dianggap terlalu mahal dan Brasilia menuntut harga yang lebih rendah. Sebaliknya, Perancis telah semaksimal mungkin memberi penawaran bagus dengan menjanjikan alih teknologi penuh pesawat tempur generasi 4,5 itu kepada Brasil. Brasil sendiri dengan Embraer-nya terus mengembangkan industri dirgantara dalam negerinya.

Harga Super Hornet dari AS jauh lebih murah dari Rafale, namun Brasil khawatir dengan kebiasaan Washington menerapkan pembatasan teknologi. Pada 2006, AS memblokade penjualan 24 pesawat tempur ringan Super Tucano buatan Embraer ke Venezuela, karena pesawat-pesawat itu mengandung teknologi buatan AS.

Brasil, yang saat ini menjadi kekuatan dominan di Amerika Latin dan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keenam di dunia, menjadikan alih teknologi sebagai syarat utama seluruh perjanjian pertahanannya. Negara itu bertekad mengembangkan sendiri industri pertahanannya dan ingin merakit pesawat-pesawat dengan teknologi asing yang suatu saat bisa diekspor.


Sumber: Kompas