Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Sabtu, 24 Maret 2012

Enam Sukhoi Akan Meriahkan HUT TNI AU

Enam pesawat Sukhoi SU-27/30 akan ikut serta dalam demonstrasi operasi udara yang akan digelar dalam upacara hari jadi TNI AU ke-66. Keenam pesawat itu adalah bagian dari total 65 pesawat TNI AU yang akan tampil pada demo operasi udara pada 9 April 2012 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. 
  Dalam konferensi pers di Halim, Kepala Dinas Penerangan TNI-AU, Marsekal Pertama TNI, Azman Yunus, mengatakan selain demonstrasi operasi udara, TNI AU juga akan menggelar demo udara lainnya seperti fly pass pesawat pengintai, gabungan pesawat besar dan kecil, aerobatic oleh Jupiter Aerobatic Team, dan demo terjun bebas yang diperagakan oleh 66 penerjun. "Ada juga demo pengintaian udara dan pengisian bahan bakar di udara dari pesawat Hercules ke Sukhoi," ujar Azman. Demo pengintaian udara itu akan menggunakan satu pesawat CN-235 MPA dan dua pesawat CN-212. 
Azman mengatakan pengerahan pesawat-pesawat TNI AU pada hari itu tidak akan mengganggu lalu lintas udara untuk penerbangan lainnya, terutama untuk penerbangan komersil dari Bandar Udara Soekarno Hatta di Banten. "Kami pakai jalur udara selatan, dan selain itu kami akan terbitkan nota untuk blok ruang udara itu selama demo sekitar dua jam," ujar Azman. 
 Saat ini TNI AU memiliki 10 unit pesawat Sukhoi buatan Russia yang dibeli di tahun 2007. Awal tahun ini, Kementerian Pertahanan telah menandatangani kontrak pembelian enam pesawat Sukhoi untuk melengkapi yang sudah ada, sehingga memenuhi kekuatan satu skuadron dengan 16 pesawat. Dua dari enam pesawat itu dijadwalkan tiba tahun ini, dilanjutkan dengan tiga di tahun 2013 dan satu di tahun 2014.


.sumber: beritasatu

Rudal Korut diarahkan ke Asia Tenggara dan Australia


SEDELAIDE-(IDB) : Amerika Serikat memperingatkan bahwa peluncuran rudal Korea Utara di bulan April mendatang diarahkan ke Asia Tenggara dan Australia untuk pertama kalinya. Peringatan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Kurt Campbell dalam pertemuan dengan Menlu Australia, Bob Carr di Sydney hari Jumat (23/3/2012) kemarin.

Selama ini, rudal jarak jauh Korea Utara selalu diarahkan ke arah timur, ke arah Jepang. Namun sekarang menurut laporan dinas intelejen Amerika Serikat, arah peluncuran rudal itu untuk pertama kalinya adalah ke selatan.

"Bila peluncuran itu berjalan seperti yang direncanakan Korea Utara, maka kami perkirakan daerah yang menjadi sasaran adalah di wilayah antara Australia, Indonesia, dan Filipina," kata Kurt Campbell yang merupakan Wakil Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, seperti dilaporkan harian The Sydney Morning Herald.

"Kami tidak pernah melihat arah peluncuran seperti ini sebelumnya. Oleh karenanya, kami sudah memperingatkan kepada negara-negara ini dan meminta mereka mengecam rencana peluncuran rudal dan mendesak Korea Utara guna menghentikannya." tambah Dr Campbell.

Setelah pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr mengatakan, rencana peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara tersebut merupakan ancaman nyata terhadap keamanan kawasan dan Australia.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan juga Presiden AS Barack Obama bersama 50 pemimpin lainnya akan bertemu di ibukota Korea Selatan, Seoul hari Senin guna mendiskusikan program perlucutan senjata nuklir Korea Utara.

Pengumuman dari Korea Utara minggu lalu bahwa mereka akan meluncurkan rudal jarak jauh tanggal 15 April mendatang diperkirakan akan menjadi topik utama pembicaraan. 

Sumber : Kompas

Philippine Navy to Sign Contract for MRVs this July


Two MultiRole Vessels (MRVs) along with three new helicopters will be ordered to the Navy. While PT PAL offers Strategic Sealift Vessel LPD for Philippines Navy (photo : Defense Studies)
MANILA — Philippine Navy (PN) flag-officer-in charge Vice Admiral Alexander Pama on Thursday expressed optimism that the contracts for the service's two multi-role vessels (MRVs) will be signed by July this year.

With the expected signing of this vital document, the contracting shipbuilder can proceed ahead with the construction of the above-mentioned ships as per design specification of the Philippine government.

The acquisition cost for the two MRVs is estimated to be worth P10 billion.

Pama said that the two vessels would greatly increase the PN's patrolling and disaster relief mission capabilities as the proposed ships are capable of cruising even at the heaviest seas,aside from being equipped with helicopters and and LCMs, allowing them easy access to calamity-stricken communities.

Aside from the MRVs contract, the PN chief stated that the contract for the three brand-new helicopters for the naval service will also be signed by the end of the year, giving the command's air arm new equipment to fulfill its mandate of patrolling and securing Philippine maritime sovereignty.


Jumat, 23 Maret 2012

Jepang Siapkan Pertahanan Rudal, Cina Serukan Tahan diri

TOKYO-(IDB) : Menteri pertahanan Jepang, Jumat (23/3), memerintahkan persiapan sistem pertahanan rudal agar militer dapat menembak jatuh roket Korea Utara jika mengancam negara itu. "Saya telah memerintahkan para pejabat menggelar PAC-3 dan kapal perang klas Aegis," kata Menteri Pertahanan Jepang Naoki Tanaka kepada wartawan mengacu pada rudal permukaan ke udara dan kapal perusak yang membawa rudal tersebut.

"Kami akan melakukan perundingan dengan pemerintah lokal terkait tentang penggelaran itu," tambahnya.

Rudal pencegat permukaan ke udara akan digelar di gugusan pulau Okinawa, Jepang Selatan, tetapi setiap perintah untuk menembak jatuh roket Korut itu terlebih dulu harus mendapat persetujuan Perdana Menteri Yoshihiko Noda.

Korut yang memiliki senjata nuklir itu mengumumkan akan meluncurkan satu roket bulan depan untuk menempatkan satu satelit di orbit, satu tindakan yang Amerika Serikat dan sekutunya anggap sebagai satu dalih bagi uji coba rudal jarak jauh.

Para pejabat Jepang mengatakan proyektil itu mungkin melewati Okinawa.

Persiapan Jepang, yang secara reguler jadi target kecaman Korut, dilakukan saat para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Barack Obama berada di Seoul pekan depan untuk menghadiri KTT nuklir, yang secara resmi dipusatkan pada terorisme nuklir.

Tetapi program nuklir Korut juga diperkirakan akan dibicarakan di sela perundingan itu.

Pada tahun 2009 Jepang memerintahkan persiapan yang sama pertahanan rudal sebelum Pyongyang meluncurkan roket jarak jauhnya, yang dikecam Dewan Keamanan PBB dan memperketat sanksi terhadap negara komunis itu.

Roket itu, yang menurut Korut juga bertujuan menempatkan satu satelit dalam orbit, melewati wilayah Jepang tanpa insiden atau usaha untuk menembak jatuh.

Sementara itu China, Jumat, mendesak negara-negara di kawasan untuk menahan diri menjelang peluncuran roket Korut, setelah Tokyo mengatakan sedang menyiapkan sistem pertahanan peluru kendali untuk menembak jatuh roket tersebut jika mengancam Jepang.

"Semua pihak harus tetap tenang dan menahan diri dan menahan diri dari melakukan tindakan yang akan memperumit masalah ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China,Hong Lei kepada wartawan di Beijing.

Keputusan kepemimpinan baru Korut itu telah membuat negara-nefara di kawasan bersikap waspada, China - sekutu terdekat Pyongyang - yang pekan lalu menyatakan keprihatinan atas rencana peluncuran dan mendesak pengendalian diri.

Sumber : Analisa

Varian Terbaru Senjata Serbu Pindad SS-2 V5A1 dan Pengembangan Anoa-2

JAKARTA-Antara : Senapan serbu buatan PT Pindad yaitu SS2-V5 a1 memiliki daya akurasi lebih tinggi dengan pengoperasian lebih mudah.

Engineering Divisi Senjata PT. Pindad Hera Rosmiati mengatakan varian senapan serbu SS-2 terbaru itu dipesan Brigadir Mobil (Brimob) Indonesia dan memiliki popor senjata yang extended, penambahan picatinny rail yang memudahkan telescope keluar-masuk, telescope yang membuat tembakan lebih akurat dan front handle yang memudahkan pengoperasian senjata.

"Telescopic terbaru ini membuat bidikan senjata lebih akurat walaupun musuh dalam keadaan bergerak," katanya dalam pameran Asia-Pasific Security Defense Exhibition di Jakarta pada Rabu (21/3).

SS2-V5 a1 memiliki tiga model fire mode yaitu otomatis, single shot dan machine. Senapan serbu itu sudah diuji diberbagai medan sesuai standar TNI baik air sungai, rawa dan laut dan kekuatan karet.

Keakurasian senapan serbu itu sekitar 300 - 400 meter. Magasin ukuran 30 dan berat tanpa magasin sekitar 3 Kg. 



Hera mengatakan Pindad sedang mengembangkan 6x6 Anoa-2 dengan lapisan keramik polimer. Lapisan keramik polimer lebih kuat dibanding lapisan baja. Teknologi keramik polimer sudah dipakai dalam pembuatan tank-tank modern untuk tipe main battle tank oleh negara asing. 

Sumber : Antara

Idonesia siap uji 50 roket R-han





Dalam upaya meningkatkan kemandirian bangsa terutama dalam hal pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kementerian Riset dan Teknologi dan komunitas iptek serta industri strategis yang termasuk dalam konsorsium mendukung Kementerian Pertahanan dalam mengembangkan Roket R-Han 122.

Tujuan lain dari pengembangan roket R-Han 122 dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan memberdayakan potensi dan kemampuan riset anak bangsa serta industri pertahanan dalam negeri. 

Roket R-Han 122 adalah roket hasil karya anak bangsa yang merupakan hasil kerjasama ini diwujudkan melalui penelitian yang dilakukan berbagai institusi diantaranya PT.Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT.Dahana yang didukung penuh oleh Kementerian Riset dan Teknologi.

Kementerian Pertahanan berencana kembali melakukan uji coba R-Han 122 dengan pengembangan terbarunya pada 28 Maret 2012 mendatang. Uji coba roket yang akan dilaksanakan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan rencananya dihadiri langsung oleh Menteri Riset dan Teknologi, sejumlah anggota DPR RI dan para undangan lainnya. 

Persiapan uji coba yang akan dilaksanakan tersebut agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka pada tanggal 15 Maret 2012 bertempat di PT.Pindad diadakan rapat koordinasi dengan agenda pembahasan segala kesiapan peralatan dan personil serta bagaimana teknis mobilisasi keduanya yang akan diberangkatkan ke Baturaja. Sampai saat ini, roket yang rencananya akan diluncurkan sebanyak 50 buah dan peralatan pendukung sebagian telah siap diuji coba.

Masing-masing stakeholder yang terlibat didalam uji coba peluncuran mempunyai peran, seperti, PT. DI berperan dalam penyiapan roket, adapun PT. PINDAD mengembangkan launcher dan firing system menggunakan platform GAZ dan Nissan yang sudah dimodifikasi dengan laras 16. Selain itu, dalam sistem pendukung peluncuran roket ini BMKG akan mendukung dengan menyediakan alat untuk menentukan posisi jatuh roket dan ITB juga akan mendukung dalam uji coba sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar saat roket sampai dilokasi target sasaran.

Minggu, 18 Maret 2012

Ketika pihak asing mengganggu kedaulatan wilayah udara kita


Jakarta - Untuk kesekian kalinya, TNI AU berhasil memergoki dan mencegat pesawat-pesawat asing di wilayah udara Indonesia yang tak mempunyai izin melintas. Dalam peristiwa terakhir disebutkan dua pesawat Sukhoi TNI AU membayang-bayangi pesawat jet P2-ANW Dassault Falcon 900EX di langit Banjarmasin, Kalimantan Selatan, selama 37 menit, waktu yang cukup lama, pada 29 November 2011. Pesawat yang ternyata ditumpangi oleh Deputi Perdana Menteri Papua Nugini H. O. N. Belden Namah, yang sedang melakukan penerbangan dari Subang, Selangor, Malaysia, ke Papua Nugini, dicegat oleh 'sayap tanah air' Indonesia karena tidak memberi respons positif ketika diajak berkomunikasi oleh Kontrol Udara Makassar. Untung kejadian tersebut berakhir dengan tidak dipaksakan pesawat Falcon itu untuk mendarat setelah baru diketahui izin melintasnya.
Merasa terintimidasi dengan kejadian itu, maka hubungan kedua negara, Indonesia-Papua Nugini, sempat memanas. Kejadian itu membuat Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neil mengancam mengusir Duta Besar Indonesia untuk Papua Nugini. Terlepas masalah hubungan diplomatik kedua negara, kita harus mengapresiasi kerja TNI AU. Meski dengan keterbatasan yang ada dan kepemilikan pesawat yang masih minim, TNI AU selama ini berhasil menjaga wilayah udara kita dengan gagah perkasa. Pembelian pesawat Sukhoi dan F-16, yang mahal, telah menunjukan kesebandingan dengan fungsi yang telah dilakukan yakni menjaga dan mempertahankan wilayah nasional.
Kesuksesan mencegat pesawat Falcon itu mirip dengan ketika Sukhoi TNI AU, Maret 2011, menghentikan penerbangan Pakistan Internasional Airlines (PIA), jenis Boeing 737 seri 300, yang melintas wilayah udara Indonesia tanpa izin. Gerakan pesawat yang terdeteksi oleh radar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional II di Bandara Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, membuat dua Sukhoi TNI AU yang ada di Skuadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin langsung terbang dan memberikan peringatan pesawat asing itu mendarat darurat. Pencegatan terhadap pesawat yang ditumpangi oleh pasukan PBB yang hendak melintas dari Dili, Timor Leste, ke Malaysia itu berhasil memaksa mereka untuk mendarat di Lanud Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sebelumnya, Desember 2010, pesawat Malaysia jenis BAE 146-200 yang membawa 81 penumpang yang sebagian besar penumpang pesawat adalah keluarga Kerajaan Melaka, Menteri Pertanian Malaysia, putra PM Malaysia Najib Razak, berhasil ditahan oleh TNI selama 5 jam di Bandara Udara Djuanda, Surabaya, Jawa Timur, karena tidak mengantongi izin resmi melintas di Indonesia. Pesawat itu hendak melakukan penerbangan Dili, Timor Leste ke Kuala Lumpur, Malaysia.
 Dari sekian kali pencegatan yang dilakukan oleh TNI AU terhadap pesawat tanpa izin yang melintas di wilayah udara Indonesia, peristiwa Insiden Bawean-lah yang paling menegangkan. Insiden Bawean adalah ketika 3 pesawat F-16 TNI AU berhasil mendeteksi penerbangan ilegal 5 pesawat F-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) yang sedang terbang dan bermanuver di perairan Bawean, Jawa Timur, Juli 2003. Dari pantauan radar, kelima F-18 Hornet itu terbang lebih dari satu jam dan mengadakan latihan tempur. Apa yang dilakukan itu tentu saja selain bisa dikatakan mengganggu kedaulatan wilayah udara Indonesia, juga menyebabkan terganggunya penerbangan komersial yang menuju ke Surabaya dan Bali. Bagi pihak Indonesia, pesawat-pesawat US Navy itu tak meminta izin dengan ATC terdekat. Sedang pihak US Navy melakukan demikian karena mereka merasa berada di perairan internasional sehingga tak perlu meminta ijin kepada Indonesia. Kejadian itu sangat menegangkan sebab yang dihadapi oleh pesawat tempur TNI AU adalah juga pesawat tempur, bukan pesawat sipil. Sehingga tak heran bila saat di udara posisi yang terjadi adalah masing-masing pihak siap dogfight. Merasa TNI AU inferior dengan pilot-pilot tempur pesawat US Navy, jumlah pesawat F-18 Hornet lebih canggih serta lebih banyak, serta adanya dukungan pesawat tempur lain dari kapal induk US Navy yang berada di perairan, maka pilot-pilot F-16 mulai memperkenalkan diri. Dengan memperkenalkan diri kepada pilot-pilot F-18 Hornet itulah akhirnya ketegangan menjadi reda. Dan akhirnya pesawat- pesawat pesawat tempur kedua negara balik ke posisimasing-masing.
Dari kejadian-kejadian di atas bisa disimpulkan bahwa, pertama, sepertinya ada unsur-unsur kesengajaan dari pihak Malaysia untuk mengganggu wilayah udara kita, terbukti dari pesawat-pesawat yang melintas tanpa izin semua melalui rute dari dan ke Malaysia. Pihak-pihak di Malaysia mengabaikan izin melintas bisa jadi karena mereka menganggap bahwa penjagaan wilayah udara Indonesia, seperti wilayah perbatasan darat atau wilayah laut, adalah lemah sehingga mereka tak merasa khawatir bila melintas tanpa permisi. Kedua, dengan berhasilnya TNI AU menjaga wilayah udara, sudah sepatutnya alutsista kepada TNI AU lebih ditingkatkan. Rencana pembelian pesawat F-16 dan Sukhoi agar lebih dipercepat. Disebut, jumlah pesawat F-16 yang dimiliki Indonesia saat ini 10 unit yang merupakan F-16 A/B Blok 15 yang dibeli pada tahun 1986. Dengan membeli cara hibah sebanyak 24 pesawat maka kekuatan pesawat F-16 TNI AU menjadi 34 pesawat. Bila membeli baru, 6 pesawat, maka kekuatan pesawat F-16 TNI AU menjadi 16. Baik DPR maupun pemerintah mempunyai dasar masing-masing soal pembelian pesawat itu, secara hibah atau baru.
Demikian pula rencana pembelian 8 pesawat Sukhoi baru akan bisa membangun satu skuadron tempur Sukhoi. Diberitakan, Indonesia kini telah memiliki empat pesawat tempur Sukhoi masing-masing jenis SU-27SK (dua unit) dan SU-30MK (dua unit). Pastinya pembelian pesawat-pesawat itu didukung dengan alutsista penunjang, seperti radar, rudal, dan lain sebagainya. Ketiga, modernitas alutsista sangat berpengaruh terhadap kesiapsiagaan TNI dalam mempertahankan wilayah Indonesia.
Peristiwa Insinden Bawean yang menyebabkan kita lebih menerima kehadiran secara ilegal pesawat US Navy karena mereka memiliki alutsista yang lebih canggih dan modern. Untuk menutupi kekurangan tersebut, bisa dilakukan dengan memperbanyak latihan. Berhasilnya TNI AU mencegat pesawat-pesawat ilegal melintasi di udara karena para pilot TNI AU telah sering melakukan latihan. Bila pencegatan terhadap pesawat ilegal kita sudah mahir maka yang perlu ditingkatkan adalah pelatihan tempur, siapa tahu Insinden Bawean terulang.
Sumber : DETIK

TNI AL Terus Menambah Arsenalnya Untuk Menambah MEF

JAKARTA- Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
terus melakukan revitalisasi pada alat utama sistem
senjata untuk menjaga wilayah laut dari segala
ancaman karena peralatan yang ada sudah berusia di
atas 30 tahun yang fungsinya mulai berkurang.
"Secara kuantitas, alutsista TNI sebenarnya sudah
mencapai kekuatan pokok minimal (minimum essential
forces/MEF). Namun, karena usianya yang sudah tua,
fungsi alutsista TNI AL masih jauh dari MEF. Oleh
karena itu, saat ini kita sedang gencar mendatangkan
alutsista baru," kata Kepala Staf Angkatan Laut
Laksamana TNI Soeparno di Monumen KRI Harimau,
Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat.
Kasal Laksamana Soeparno mengatakan, selain
menambah alutsista baru, strategi TNI AL ke depan
adalah memelihara semua alutsista yang ada,
merevitalisasi kemampuan alutsista yang sudah lama,
merelokasi alih fungsi sesuai kebutuhan alutsista dan
menghapus alutsista yang sudah tua.
"Prioritas pengadaan alutsista kami adalah produk
dalam negeri," ujarnya.
Kekuatan alutsista TNI AL sendiri saat ini terdiri atas
kapal perang sebanyak 151 unit, pesawat sebanyak 54
unit, dan kendaraan tempur sebanyak 339 unit.
Sementara alutsista yang saat ini sedang dipesan
adalah tiga kapal selam diesel elektrik buatan Korea
Selatan. Pengadaan kapal selam ini diperkirakan akan
selesai pada 2015 dan 2016.
"TNI AL juga akan memesan kapal selam dari PT PAL,"
katanya.
Selain itu, lanjut Soeparno, TNI AL juga akan membeli
empat kapal perusak kawal rudal dari PT PAL. Pesanan
dari industri dalam negeri berikutnya adalah 16 kapal
cepat rudal (KCR) dengan panjang 40 meter dan
empat unit kapal cepat rudal Trimaran.
"KCR 40 meter diperkirakan akan selesai akhir 2014,"
ujarnya.
TNI AL juga telah memesan 15 kapal cepat rudal
dengan panjang 60 meter, dua kapal survei, kapal latih
pengganti KRI Dewaruci yang diharapkan tiba sebelum
5 Oktober 2014 dan 12 kapal angkut tank (LST).
Tak hanya itu, TNI AL juga memesan 11 helikopter
antikapal selam, enam helikopter antikapal
permukaan, helikopter angkut dan 54 tank amfibi.
Bahkan, TNI AL juga akan mendapat hibah kendaraan
angkut personil (Armor Personel Carrier/APC) 10 unit
dari Korea Selatan.
"Kita berharap ada tambahan hibah sebanyak 25
unit," katanya seraya menambahkan TNI AL juga akan
mengajukan pengadaan tiga kapal "multi role light
frigates" dari Inggris. (ant/hrb)
(Investor Daily )

TAMBAHAN KAPAL BARU TNI AL



BATAM, KOMPAS.com- TNI AL Armada Barat mendapat tambahan kapal baru, KRI Kujang-642. Kapal itu diserahkan pada Kamis (16/2/2012) pagi ini, di Dermaga Selatan Pelabuhan Batu Ampar, Batam.

Komandan Satuan Kapal Patroli Armada Barat Kolonel Pelaut Denih Hendrata mengatakan, KRI Kujang merupakan kapal kelima di satuannya. KRI Kujang termasuk jenis KCR- 40. "Sekarang kami punya dua KCR-40 dan tiga FPB (Fast Patrol Boat)," ujarnya.

KRI Kujang dibuat PT Palindo Marine Shipyard, Batam. Seluruh komponen kapal itu buatan Indonesia. KCR-40 merupakan kapal patroli kedua yang diserahkan Palindo pada TNI AL. Tahun lalu, Palindo menyerahkan KRI Clurit yang sejenis dengan KRI Kujang.

KRI Kujang 642 merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang berfungsi menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu cepat pula. Kapal ini berukuran panjang 44 meter, lebar 7,4 meter, dengan kecepatan maksimal 30 knot. Kapal ini memiliki daya tembak dan daya hancur karena dilengkapi Rudal C-705.

Kapal KCR-40 ini mampu menampung bahan bakar 50 ton dan air tawar 15 ton. Kapal cepat ini terbuat dari baja khusus High Tensile Steel pada bagian hulu dan lambung kapal, yang merupakan produk PT Krakatau Steel, Cilegon. Sedangkan untuk bangunan atas menggunakan Aluminium Marine Grade, yang menggunakan tiga mesin penggerak.

INDONESIA CINA TINGKATKAN KERJASAMA PERTAHANAN

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China sepakat memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara, yang telah terjalin baik, utamanya dalam industri pertahanan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Hartind Asrin saat ditemui ANTARA di Jakarta, Jumat petang mengatakan, komitmen memperkuat kerja sama industri pertahanan keduua negara menjadi salah satu topik utama bahasan antara Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dengan mitranya Menteri Pertahanan China Jenderal Liang Guanglie di Beijing pekan depan.

"Kami sudah melakukan banyak kerja sama baik pendidikan dan latihan pertukaran perwira dan lainnya, dan kita juga telah merintis beraam kerja sama industri pertahanan," kata Brigjen Hartind Asrin.

Kerja sama pertahanan kedua negara sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, hingga pada 2006 telah dirintis forum konsultasi bersama yang pertama di Jakarta dan dilanjutkan dengan forum konsultasi bilateral kedua pada 2007 di Beijing.

Forum tersebut sangat baik dan dapat membantu dalam meningkatkan hubungan kerja sama pertahanan kedua negara, yang telah dibuktikan dengan dilakukannya penandatanganan Defence Cooperation Agreement (DCA) antara Indonesia-China pada 2007.

Meskipun DCA tersebut masih dalam proses ratifikasi di Indonesia dan belum dapat dilaksanakan,Menhan Purnomo mengharapkan forum konsultasi bilateral kedua negara dapat terus dilaksanakan sebagai wahana untuk meningkatkan hubungan bilateral bidang pertahanan.

Selain melakukan kunjungan kehormatan kepada Menhan China, Menhan Purnomo Yusgiantoro juga berencana melakukan kunjungan kehormatan kepada Wakil Perdana Menteri China Li Keqiang.
Tak hanya itu, Menhan juga berencana meninjau perusahaan roket dan peluru kendali China ALIT (Aerospace Long March International Trade and Co.Ltd) dan China Precision Machinery Impor-Export Cooperation terkait proyek peluru kendali C-705 yang diadakan untuk TNI Angkatan Laut.