Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Rabu, 09 Januari 2013

China Beri Peringatan Keras untuk Militer AS


VIVAnews - Kementerian Pertahanan China memperingatkan Amerika Serikat agar berhati-hati dalam setiap aksi dan ucapan. Peringatan ini diberikan setelah AS mengumumkan penataan pertahanan dengan sekutu-sekutunya di Asia untuk membendung kekuatan China.

Laman Reuters melaporkan pernyataan keras itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Geng Yansheng, Senin kemarin waktu setempat, 9 Januari 2012. "Kami mencatat Amerika Serikat mengeluarkan panduan strategi pertahanannya, dan kami akan mengamati secara dekat dampak strategi militer itu pada perkembangan keamanan di kawasan Asia Pasifik dan global," kata Geng.

"Tuduhan yang ditujukan pada China oleh AS dalam dokumen ini benar-benar tak berdasar," tambah Geng.

"Kami berharap AS akan mengikuti perubahan, dan bekerja sama dengan China dan militer China secara objektif dan rasional, berhati-hati dalam setiap kata dan perbuatan, dan mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan."

Sebelumnya, dinyatakan Washington bahwa strategi baru pemerintah AS adalah meningkatkan kekuatan militer mereka di Asia dalam upaya untuk melawan pertumbuhan kekuatan China di kawasan Asia Pasifik. Di lain pihak, AS menarik pasukannya dari kawasan lain.
Dalam strategi baru AS itu, mereka akan memperkuat basis militer mereka di Jepang dan Korea Selatan. Mereka juga akan menempatkan pasukan marinir, kapal induk, dan pesawat tempur di kawasan Australia.

Sumber: Vivanews

AS: Iran Bisa Tenggelamkan Kapal Induk Amerika



REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON---Seorang analis pertahanan Amerika, Adam Lowther, menyerukan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran. "Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang," kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.

Lowther menjelaskan, "Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS."

Dia juga mencatat bahwa militer Iran dewasa ini jauh lebih kompeten dan kuat. "Setelah menyaksikan perang di Irak selama satu dekade, Iran memiliki pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi AS di Irak," tegasnya.

"Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi," tegas Lowther.

"Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket," pungkasnya.

Angkatan Laut Iran menggelar manuver militer pada 24 Desember 2011  yang membentang dari timur Selat Hormuz di Teluk Persia hingga Teluk Aden.Beragam kapal selam dari berbagai kelas termasuk Tareq dan Ghadir, serta rudal, dan torpedo terbaru diterjunkan dalam manuver militer tersebut.

Korps Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) akan menggelar manuver militer besar di Teluk Persia dan Selat Hormuz pada bulan Februari mendatang. Iran berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militernya didasarkan pada doktrin pertahanan dan pencegahan, serta tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.

Selat Hormuz merupakan jalur perairan strategis antara Iran dan Oman yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Oman, dan menjadi rute minyak utama dunia.


Sumber: Republika

37 Anggota AU Ke Korea Selatan Pelajari T-50


Compact_t-50_golden_eable__wikipedia

JAKARTA--Sebanyak enam penerbang dan 31 teknisi diberangkatkan ke Korea Selatan guna mengikuti pelatihan mengawaki dan merawat pesawat T-50 Golden, Rabu (9/1).

Tim yang dipimpin Komandan Skuadron Udara 15 Lanud Iswahjudi Mayor Pnb Wastum akan berada di sana selama delapan bulan. Selama di negara gingseng itu mereka akan transfer teknologi.

Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Yuyu Sutisna dalam rilis yang diterima Bisnis, Rabu (9/1), berharap tim mampu menyerap ilmu sebanyak mungkin.

T-50 merupakan pesawat latih kelas lanjut yang dikembangkan sejak akhir 1990-an. Pesawat yang berteknologi supersonic itu terbang perdana pada 2002. Saat ini pesawat jenis itu dikembangkan menjadi pesawat tempur.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengatakan ada 16 unit T-50 yang akan masuk Indonesia. Pengadaan pesawat itu bagian dari penyediaan 120 pesawat hingga 2014 mendatang.


Sumber: Bisnis

Radar Mutakhir Memonitor di Ujung Timur Kalimantan


Radar Mutakhir Memonitor di Ujung Timur Kalimantan
Radar Mutakhir Memonitor di Ujung Timur Kalimantan
Foto: Tribun Kaltim, Kholish Chered

TRIBUNNEWS.COM  BALIKPAPAN  -ALUR Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan kawasan strategis dan padat lalu lintas kapal. Mulai kapal yang keluar masuk melalui Selat Malaka (ALKI I), Selat Makassar (ALKI II), hingga perairan Papua (diproyeksikan sebagai ALKI III).

Untuk kepentingan strategis tersebut, Kementerian Pertahanan RI bersama TNI AL menempatkan piranti khusus di berbagai titik pantau strategis. Salah satunya di Tanjung Mangkalihat, bagian paling timur dari Pulau Kalimantan.


Piranti tersebut dinamakan Integrated Maritime Surveillance System (IMSS).
IMSS merupakan suatu sistem pengawasan maritim yang terintegrasi antara Coastal Surveillance Station (CSS) atau stasiun pengawas di darat dengan sentra pengawasan lainnya.


"CSS terintergrasi dengan Kapal Perang Indonesia (KRI), Regional Command Center (RCC) atau pusat pengendalian regional, dan Fleet Command Center (FCC) atau pusat pengendalian armada," kata Komandan Lanal Sangatta, Letkol Laut (E) Yudhi Bramantyo, didampingi Komandan Pos TNI AL Tanjung Mangkalihat, Letda Laut (P) Machfudz Azhari.

Fungsi IMSS adalah untuk kewaspadaan di bidang maritim (maritime domain awareness), yaitu mengamankan wilayah perairan Indonesia, khususnya yang berada di daerah yang padat untuk melintas kapal-kapal yang keluar masuk Selat Malaka (ALKI I) dan Selat Makassar (ALKI II), dan perairan wilayah Indonesia (melalui KRI)

Untuk kawasan Tanjung Mangkalihat, IMSS mulai difungsikan tahun 2010. Berbagai peralatan yang berada di IMSS antara lain Radio Detection and Ranging (RADAR) yang berfungsi sebagai deteksi kontak yang berada di atas permukaan laut (kapal-kapal).

"Ada pula Automatic Identification Station (AIS) yang berfungsi sebagai pemberi informasi tentang nama kapal dan nama panggilan kapal, nomor IMO, dimensi dan tipe kapal, draft kapal, waktu keberangkatan dan kedatangan kapal, tujuan kapal, posisi Lintang Bujur, halu kapal, dan kecepatan kapal," kata Danlanal.

Data-data tentang kapal selalu diperbarui dalam periode tertentu pada skala internasional. Sehingga kapal-kapal yang tidak terdaftar bisa didefinisikan sebagai kapal tak dikenal. Kapal rakyat pun tetap terdeteksi dalam radar ini.

IMSS dilengkapi dengan VHF Radio yang berfungsi sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal yang melintas di sekitar stasiun pengawas di darat. Plus HF Radio yang berfungsi sebagai backup data komunikasi ke RCC apabila VSAT tidak bisa digunakan dan juga sebagai alat komunikasi dengan RCC ataupun dengan kapal-kapal yang melintas di sekitar CSS

Ada pula Day Camera (kamera siang hari) dan FLIR camera (kamera malam hari) yang berfungsi untuk mengambil gambar (memotret) kapal-kapal yang melintas di sekitar CSS. "Kamera tersebut bisa digerakkan langsung dari RCC maupun FCC tanpa memberi tahu CSS," kata Machfudz.

Sarana pendukung lain di IMSS adalah Nobletec yang berfungsi sebagai monitor posisi kapal-kapal yang melintas di sekitar CSS dan sebagai alat komunikasi dengan RCC dan FCC melalui text message application. "Adapun sumber tenaga sistem CSS berasal dari dua buah diesel generator 15 Kwh," katanya.

IMSS merupakan salah satu piranti teknologi militer yang mutakhir. Banyak negara di dunia yang menggunakannya sebagai salah satu perangkat sistem pertahanan dan keamanan negara.

Saat ini Indonesia memiliki 20 buah Coastal Surveillance System (CSS). 10 buah berada di Selat Malaka dan 10 buah berada di Selat Makassar. Juga 11 KRI yang dilengkapi IMSS. Tiga KRI di bawah Komando Armada RI Kawasan Barat, dan delapan KRI di bawah Komando Armada RI Kawasan Timur.

Indonesia juga memiliki dua Regional Command Center, yaitu RCC Batam dan RCC Manado, dua Fleet Command Center, yaitu FCC Jakarta dan FCC Surabaya, serta satu Headquarters (HQ), yaitu HQ Cilangkap.

Mengamankan perairan di ujung timur Pulau Kalimantan juga menyisakan berbagai cerita. Machfudz mengatakan, mereka tetap berjuang untuk mengemban tugas negara secara maksimal dalam segala keterbatasan.

"Yang paling terasa adalah akses menuju lokasi yang sangat sulit. Setelah menggunakan speed boat dari Sangkulirang menuju Manubar, perjalanan harus dilanjutkan dengan kapal rakyat menuju Tanjung Mangkalihat selama beberapa jam," katanya.

Saat ini Mako Lanal Sangatta menugaskan empat personel di Pos TNI AL Tanjung Mangkalihat. Mereka harus apel di Mako Lanal dalam dua bulan sekali. Dalam kondisi ini, Machfudz mengatakan mereka berupaya mengemban tugas dengan sebaik baiknya.

Yang menarik, karena belum ada BTS tower, mereka hanya bisa berkomunikasi dengan pesan singkat. "Untuk mencari sinyal, kami harus naik motor tujuh kilometer. Itu pun sinyalnya terputus-putus. Jadi komunikasi dengan Mako Lanal lebih banyak lewat SMS. Kami mengecek dua hari sekali," katanya.

Karena merasakan sendiri kendala yang dialami, Machfudz menyampaikan beberapa kebutuhan mendasar kawasan yang dihuni sekitar 300 KK tersebut. "Yang utama adalah jalan darat. Selama ini kami harus lewat laut atau memutar ke arah Berau melalui Teluk Sulaiman. Jalan tembus ke Manubar sangat diperlukan," katanya.

Selain itu, pasokan listrik masih mengandalkan genset. Kalaupun ada genset, masih mengandalkan pasokan solar dari Sulawesi. "Masyarakat banyak tergantung pada pasokan dari Sulawesi. Baik pangan maupun BBM," katanya.

Salah satu solusi untuk mengatasi problem listrik adalah dengan penggunaan solar cell atau pembangkit listrik tenaga surya. Hal ini perlu diupayakan secara serius. "Di kawasan tersebut juga belum ada dermaga. Perjalanan harus disambung dengan kapal kecil sampai ke tepian," katanya.

Selaku personel TNI yang juga berposisi sebagai masyarakat, Machfudz pun berharap agar geliat pembangunan bisa ditularkan secara proporsional di kawasan tersebut. Sehingga mampu menjadi "pelepas dahaga" bagi para warga yang terpisah jarak ratusan kilometer dengan ibukota kabupaten.


Sumber: Tribun