Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Sabtu, 09 Juni 2012

Inilah Bukti Kemampuan Indonesia Dalam Membuat Kapal Berkualitas Dunia


 Kapal Double Skin Bulk Carrier


PT PAL Indonesia dapat membuktikan sebagai salah satu produsen kapal yang dapat diandalkan dan dibanggakan. Kapal Double Skin Bulk Carrier (DSBC) Erlyne 50.000 Dead Weight Tonnage (DWT) produksi PT PAL Indonesia termasuk salah satu kapal terbaik di dunia untuk kelas kapal berbobot mati 50.000 ton.
Kapal yang juga dikenal dengan nama “Star 50″ sepanjang 189,840 meter dan lebar 30,50 meter ini sepenuhnya hasil rancang bangun putra-putri Indonesia.
“Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT adalah produk unggulan PT PAL Indonesia. Kapal ini menggunakan kandungan lokal 35 persen hingga 45 persen dengan bahan-bahan berkualitas tinggi,” kata Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar saat peluncuran Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT di Galangan Kapal Divisi Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, 15 Oktober 2010.
Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT dirancang untuk memenuhi persyaratan operasi dan didesain dengan menggunakan kelas Det Norske Verits (DNV Class). Menurut Direktur PT PAL Indonesia Harsusanto, dari desain, kecepatan Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT memiliki kecepatan maksimal 14,5 knot. Tapi, setelah diuji coba di lautan, kecepatan maksimalnya bisa mencapai 16,5 knot.
“Kualitas kehalusan bodi kapal ini tak kalah dengan kapal-kapal asing. Ini adalah salah satu kapal terbaik di dunia,” kata Harsusanto.
Kapal jenis niaga ini adalah pesanan Azurite Invest Ltd, British Virgin ILand, Singapura. Kapal DSBC Erlyne 50.000 DWT adalah kapal kesembilan dari kapal kelas DSBC yang berhasil diekspor ke sejumlah negara. Beberapa negara yang pernah mengimpor kapal jenis ini adalah Hongkong (4 unit) , Jerman (2 unit), Turki (2 unit), dan Singapura (1 unit).
 Dari hal di atas dapat disimpulkan sebenarnya  Indonesia mampu untuk membuat kapal berkualitas yang mumpuni dan dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Bagaimana dengan kapal perang, mungkin ini salahsatu pertanyaan yang ada dalam benak Anda setelah melihat hal di atas. Inilah dari beberapa kapal-kapal perang yang dibuat oleh Indonesi. 

KRI Banjarmasin

592
KRI Banjarmasin adalah Kapal perang pertama yang dibuat oleh Indonesia. Kapal ini diresmikan pada januari 2011. Kapal ini diproduksi oleh PT PAL yang bekerja sama dengan DSS (Dae Sun Shipbuilding) pada program transfer teknologi.

Kapal ini adalah jenis Landing Platform Deck (LPD) . memiliki panjang 125m, lebar 22m dan berat 7300 ton.  Memiliki kecepatan maksimal  15 knot mampu mengangkut 562 personel, 13 unit tank, 2 unit Landing Craft Vehicles, 5 unit helikopter. Kapal ini juga dipersenjatai dengan 1 unit kaliber 57 mm dan 2 unit kaliber 40 mm.

Walaupun Sejatinya kapal ini bukan 100% buatan indonesia. Karena sebenarnya kapal ini dipesan dari  Dae Sun Shipbuilding (DSS), Korea Selatan. Tetapi pengerjaannya dibuat di galangan kapal PT PAL dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari DSS dan ini adalah permulaan tumbuhnya industri kapal Militer di Indonesia kapal sejenisnya yang dibuat oleh PT PAL adalah KRI Banda aceh.

    KRI Krait 827

Kapal ini bukan hanya rancangan anak bangsa, namun seratus persen pekerjaannya ditangani putra-putri Indonesia yang tinggal di Batam, Kepulauan Riau. Ini kapal perang (KRI) pertama di Indonesia berbahan baku aluminium yang sukses diproduksi
KraitKapal perang bernama KRI Krait-827 itu merupakan hasil saling tukar ilmu antara TNI-AL -lewat Fasharkan (fasilitas pemeliharaan dan perbaikan) Mentigi- dan PT Batam Expresindo Shipyard (BES), Tanjung Guncang. Pengerjaan dilakukan mulai Juni 2007

Kapal Patroli ini dilengkapi radar dengan jangkauan 96 Nautical Mil (setara 160 km) dengan sistem navigasi GMDSS Area 3 (jangkauan komunikasi dan radar yang sudah cukup luas) dengan kecepatan terpasang 25 knots. KRI itu juga dilengkapi dengan senjata antiserangan udara 12,7 mitraliur dan senjata meriam haluan laras ganda (Two in Barrel) kaliber 25 mili yang dapat dioperasikan secara otomatis maupun manual. Kapal ini juga dirancang hemat  BBM

  KRI Clurit 641

CluritKapal ini 100 persen pembuatannya di lakukan di PT Palindo Marine Industries, Tanjunguncang, Batam. Kapal ini merupakan jenis Kapal cepat Rudal (KCR)  dengan kecepatan 30 knot yang dilengkapi dengan sistem persenjataan modern seperti Sensor Weapon Control (Sewaco), Meriam caliber 30 MM 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), serta peluru kendali


Kapal ini terbuat dari baja khusus High Tensils Steel pada bagian hulunya (lambung). Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium Alloy yang memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi jika berlayar.
Clurit
Kapal ini memiliki panjang 44 meter dan lebar 8 meter, serta tinggi kapal 3,4 meter. Draft kapal ini 1,75, dengan displacement 238 ton, yang mampu mengangkut bahan bakar 50 ton dan air tawar 15 ton kapal sejenis yang dibuat adalah KRI Kujang 642.

Kapal Cepat Rudal (KCR) Trimaran

KCR Trimaran adalah Kapal dengan teknologi canggih yang saat ini sedang dikembangkan oleh  PT Lundin Industry Invest,  Banyuwangi, Jawa Timur. Kabarnya TNI AL telah memesan 4 kapal jenis ini.  Kapal ini rencananya akan digunakan sebagai Littoral Combat Ship (LCS) pertama milik Indonesia.
Satu-satu nya kapal perang di dunia yang berbahan komposit serat karbon . perlu  anda tahu sudah ada beberapa negara pengguna kapal perang berdesain Trimaran, namun tidak satupun yang berbahan komposit serat karbon.
trimaran
Dengan menggunakan komposit serat karbon diharapkan kapal perang berpeluru kendali milik Indonesia mampu memiliki manuver di atas air yang mumpuni, stabil, lincah, ringan namun kuat. Karena kekuatan serat karbon diyakini memiliki kekuatan 20 kali lebih kuat dibanding baja
TrimaranTrimaran sendiri adalah kapal multihull atau berlambung lebih dari satu. Yaitu terdiri dari lambung utama yang disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan dan kiri lambung utama yang disebut AMAS. Menurut Wikipedia asal kapal/perahu Trimaran berasal dari kepulauan Pasifik.

Jadi memang desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik. Selama ini kapal perang konvensional selalu berlambung tunggal atau monohull yang sulit bila harus berlayar di perairan dangkal dan mudah tenggelam. Namun tidak dengan desain multihull seperti Trimaran. Banyak keunggulan yang ditawarkan dengan konsep multihull itu sendiri.
Mampu berlayar di laut dangkal, mempunyai kecepatan lebih kencang daripada kapal sejenis namun masih memakai satu lambung. Lebih ringan, stabil dan tentunya susah untuk tenggelam. Namun tetap masing-masing konsep desain memiliki kelebihan dan kekurangan. Kapal perang berkonsep Trimaran memerlukan dok yang lebih lebar dengan adanya cadik di kanan dan kiri lambung utama, kecuali cadik tersebut bisa dilipat. Saat bermanuver seperti berbelok, kapal jenis Trimaran juga memerlukan ruang yang lebih luas daripada kapal perang konvensional dan juga lambung utama yang lebih kecil yang tentu saja menyusutkan penempatan kabin di dalamnya.
Sumber: Kompas dan EndAnesia

Iran, Satu di Antara Kekuatan Rudal Terbesar Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan Iran telah menyatakan bahwa Republik Islam sekarang setingkat dengan kekuatan-kekuatan militer dunia dalam hal kemampuan rudalnya.

Berbicara pada upacara di barat daya kota Shahr-e Kord Kamis (7/6) malam, Asisten Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ali Shamshiri mengatakan bahwa Iran saat ini merupakan kelima atau keenam pemilik kekuatan rudal terbesar di dunia.

Dia juga mencatat bahwa Republik Islam berada dalam posisi unggul dalam hal kemampuan pertahanan. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di bidang pertahanan dan memperoleh kemandirian dalam perangkat keras militer dan sistem penting pertahanan.

Negara ini telah berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militer (Iran) semata-mata didasarkan pada doktrin pertahanan negara pencegahan dan bahwa hal itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.

Amerika Serikat, rezim Israel, dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya. Washington dan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Tehran dengan 'pilihan' serangan militer terhadap fasilitas nuklir sipilnya.

Pada November lalu, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi menyarankan AS dan sekutunya untuk menyadari kekuatan luar biasa Iran dan tahu bahwa kalau terjadi agresi militer terhadap Iran, Republik Islam akan mengajar orang Amerika dengan perang sebenarnya dan tentunya tentara AS seharusnya akan suka dengan itu.

Wakil Komandan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan pada 25 Mei bahwa semua pangkalan militer di Timur Tengah berada dalam jangkauan rudal yang dirancang dan dibangun Iran.

Dia menambahkan bahwa rudal jarak jauh permukaan-ke-permukaan, permukaan-ke-udara dan balistik Iran dapat mencapai setiap pangkalan militer di kawasan itu, dan akan menghantam target yang diinginkan dengan presisi tinggi.

Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dia memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.

Sumber: Republika

INS Vikramaditya Aircraft Carrier Starts Sea Trials

India's Russian-built aircraft carrier Vikramaditya formerly Admiral Gorshkov (photo : RIA Novosti)


INS Vikramaditya Aircraft Carrier Starts Sea Trials


The Indian Navy's Russian-built aircraft carrier Vikramaditya (formerly Admiral Gorshkov) began sea trials early on Friday morning in the White Sea - four years after it was originally due to take to sea again.

The ship was refitted at the Sevmash shipyard in northern Russia. It was originally scheduled to begin sea trials, which will last 120 days, on May 25.

A mixed Russian-Indian crew is on board the vessel, with the Indian sailors learning how to operate the vessel. After initial sea trials in the White Sea the ship will sail to the Barents Sea for exercises with military aircraft.

India and Russia signed a $947 million dollar deal in 2005 for the purchase of the carrier, but delivery has already been delayed twice, pushing up the cost of refurbishing the carrier to $2.3 billion.

Sevmash shipyard director Vladimir Pastukhov, was fired in 2007 over his poor management of the project.

The Vikramaditya was originally built as the  Soviet Project 1143.4 class aircraft carrier Admiral Gorshkov.

The ship was laid down in 1978 at the Nikolayev South shipyard in Ukraine, launched in 1982, and commissioned with the Soviet Navy in 1987.

It was renamed after the collapse of the Soviet Union in 1991. In 1994, the Admiral Gorshkov sat in dock for a year for repairs after a boiler room explosion. In 1995, it briefly returned to service but was was finally withdrawn and put up for sale in 1996.
The ship has a displacement of 45,000 tons, a maximum speed of 32 knots and an endurance of 13,500 nautical miles (25,000 km) at a cruising speed of 18 knots.

India has already started taking delivery of MiG-29K naval fighter aircraft for the Vikramaditya, as they were ready before the refit was completed. The MiG-29Ks will operate in STOBAR (short take-off but assisted recovery via arresting wires) mode.

The MiG-29K was reportedly selected over the larger and more-capable Su-33 naval fighter because India also hopes to operate them from its smaller, indigenous “Project-71 Air Defense Ship” carriers, according to defenseindustrydaily.com.

Sumber: RIA Novosti

Afrika Selatan Terus Jajagi Kerjasama Industri Strategis Dengan Indonesia

Untuk kedua kalinya misi usaha Afrika Selatan yang bergerak dibidang industri berteknologi tinggi melakukan kunjungan ke Bandung pada tanggal 5-6 Juni 2012 guna menjajagi kerjasama teknologi dan industri strategis dengan Indonesia dibidang kemiliteran dan kedirgantaraan (misi sebelumnya dilakukan oleh perusahaan Denel corp ditahun 2011).
 
Misi usaha ini memiliki arti penting serta memberikan bobot tersendiri untuk kemajuan kerjasama RI - Afrika Selatan dibidang Iptek.
 
Paramount Group adalah salah satu perusahaan industri alusista termaju di kawasan Afrika yang cukup dikenal karena memiliki keunggulan teknologi dibidang pertahan dan kedirgantaraan. Dalam kunjungannya ke Bandung, Paramount Group telah mengadakan pertemuan dengan PT. Pindad dan PT. Dirgantara untuk menjajagi pembentukan kerjasama industri strategis.
 
Dari pertemuan dengan PT. Pindad, telah dicapai keinginan bersama dari kedua pihak untuk melakukan kerjasama dalam pembentukan joint production dan pengembangan produk peralatan kendaraan militer anti teroris.
 
Dalam hal ini, pihak paramount bersedia untuk memberikan bantuan teknik berupa peralatan dan tenaga ahli, sekaligus pendanaan produksi. Sementara pertemuannya dengan PT. Dirgantara Indonesia, telah dihasilkan suatu kegiatan bersama kedua pihak untuk melakukan rancang bangun produksi bersama unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak yang di perlukan untuk pengintaian wilayah perbatasan. Jika berhasil, produk UAV nantinya akan dipasarkan untuk kawasan asia tenggara dimana Indonesia menjadi basis produksi dan pemasaran di kawasan.
 
Paramount juga menyepakati untuk kerjasama memberikan jasa maintenance bagi semua produk industri strategis yang dihasilkan dari kedua perusahaan Indonesia tersebut.
 
Dapat ditambahkan bahwa pertemuan di PT. Pindad Bandung delegasi Paramount Group yang dipimpin oleh Mr. Jhon Craig (Director of Enginerring Development) telah diterima oleh DR. Ade Bagja (Kabid senjata PT. Pindad) yang didampingi oleh sejumlah pejabat PT. Pindad terkait, sementara itu pada waktu pertemuan di PT. Dirgantara Indonesia, delegasi tersebut diterima oleh saudara Ditta Andoni Jafri (Direktur Pengembangan Produksi) yang juga didampingi pejabat PT Dirgantara terkait, dan dari unsur kemlu ikut mendampingi adalah pejabat dari Dit Afrika, dan pejabat fungsi ekonomi KBRI Pretoria.
 
Menurut rencana delegasi Paramount tersebut a.l juga akan melakukan pertemuan di kementrian perdagangan, kementrian industri, istansi keamanan dan pertahanan serta kunjungan kehormatan di Kemlu RI, dan kembali ke Afsel tanggal 12 Juni 2012. 
 
 Sumbr: Kemlu

Kamis, 07 Juni 2012

New Flight Restrictions Haven’t Curbed F-22 Operations

Safety measures put in place last month on F-22 Raptor flights have had no impact on operations, Pentagon spokesman Navy Capt. John Kirby told reporters today.
Kirby and Pentagon Press Secretary George Little last month announced restrictions to F-22 flight operations after 12 pilots reported hypoxia-like symptoms.
In response, Secretary of Defense Leon E. Panetta directed the retrofitting of automatic backup oxygen systems in the Raptor.
The Air Force is investigating the issue and providing monthly reports to Panetta.
In addition, all F-22 flights were ordered to remain near potential landing locations to enable quick recovery and landing should a pilot encounter problems during flight, Little said last month.
There are no plans to ground the aircraft, but Kirby said the Defense Department remains prepared for all possibilities.
“It’s a safety-of-flight issue,” he said. “Secretary Panetta understands that, and he’s not taking any options off the table with respect to the future of the aircraft.”
“Right now the aircraft is performing very well in an operational setting and … we’re just going to continue to watch this as we move forward.


Sumber: defence talk

Indonesia akan Produksi 1.000 Roket

Yogyakarta Ketergantungan Indonesia terhadap roket buatan luar negeri untuk pertahanan sangat besar. Saat ini Indonesia akan memproduksi 1.000 roket dengan nama R-Han 122.

Roket ini merupakan roket pertahanan kaliber 122 yang sudah ada hulu ledaknya. Roket yang akan diproduksi tersebut memiliki jangkauan 15-20 kilometer.

"Kita akan produksi 1.000 roket dengan nama R-Han 122. Roket berhulu ledak ini merupakan roket pertahanan kaliber 122," kata staf ahli pertahanan dan keamanan Kemenristek RI, Ir. Hari Purwanto, M.Sc dalam Focus Group Discussion "Pemanfaatan Teknologi Litbangyasa untuk Roket Uji Muatan" di KPTU Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (7/6/2012).

Menurut Hari, roket ini akan dimanfaatkan untuk menggantikan roket yang dibeli dari luar negeri. Produksi roket hasil pengembangan Lembaga Antariksa Nasional (LAPAN) tersebut akan dimanfaatkan untuk pertahanan negara.

Hari mengatakan roket merupakan salah satu teknologi strategis namun memiliki biaya produksi yang sangat mahal. Fungsinya sendiri dua macam yakni di bidang militer dan non militer. Roket menjadi salah satu teknologi penting yang krusial untuk segera dikembangkan secara mandiri oleh Indonesia.

"Hal ini harus kita lakukan sebab selama ini kita tergantung pada negara lain untuk roket," katanya. 



Hal senada diungkapkan Kepala LAPAN Drs. Bambang Setiawan Tejakusuma, Dipl.Ing. Program produksi roket merupakan proyek yang ambisus yang dilakukan LAPAN. Beberapa negara yang telah memiliki program pengembangan roket diantaranya Rusia, Amerika, Perancis, China, India, Jepang Korea Utara, Iran dan Pakistan.

Dalam kesempatan itu, Rektor Universitas Gadjah Mada Prof Dr Pratikno bersama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) membentuk Komunitas Roket Uji Muatan (RUM). Komunitas tersebut untuk mendukung kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam pengembangan teknologi industri roket di tanah air.

Rencananya, komunitas RUM ini akan memanfaatkan kawasan pantai Pandansimo Bantul sebagai area pelatihan peluncuran uji roket muatan.

Pengembangan roket merupakan pilihan kebijakan strategis kepentingan jangka panjang yang seharusnya menjadi perhatian negara. Pengembangan roket membutuhkan investasi yang sangat besar dengan hasil yang penuh risiko dengan manfaat yang abstrak dan jangka panjang.

"UGM siap kerjasama terhadap hal yang penting dan strategis ini. Teknologi roket perlu dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian bangsa. Roket tidak hanya untuk persenjataan pertahanan negara saja tapi bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat


Sumber : Detik

Rabu, 06 Juni 2012

China dan Rusia Perkuat Kerjasama Militer

VIVAnews - China dan Rusia sepakat mempererat aliansi militer kedua negara, baik berupa peningkatan latihan bersama maupun kemitraan lain. Langkah ini merupakan antisipasi untuk mengimbangi strategi Amerika Serikat, yang sudah berniat menambah kekuatan maritim di Asia Pasifik pada 2020.


Kesepakatan itu diumumkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di tengah-tengah kunjungannya di Beijing Rabu kemarin, ungkap kantor berita Reuters. Selain bertemu dengan Presiden Hu Jintao, Putin juga menggelar pembicaraan dengan Wakil Presiden Xi Jinping, yang bersiap menjadi pemimpin baru China akhir tahun ini.


"Kami akan terus melanjutkan kerjasama antarmiliter," kata Putin kepada Xi di Beijing. "Baru-baru ini telah digelar latihan bersama di Laut Kuning dan itu merupakan kali pertama digelar. Kami sepakat dengan Ketua Hu [Presiden Hu Jintao] bahwa kami akan melanjutkan kerjasama demikian," lanjut Putin, yang kembali berkuasa sebagai presiden Rusia.


Angkatan Laut China dan Rusia telah menggelar latihan bersama di Laut Kuning April lalu. Laut itu terletak di pesisir timur China. Militer kedua negara saat itu menggelar latihan operasi anti kapal selam dan penyelamatan kapal dari serangan bajak laut.


Saat itu, China mengerahkan 16 kapal perang dan dua kapal selam. Rusia mengirim empat kapal perang dari armada Pasifik.


"Kami ingin berperan penting dalam memperkuat keamanan di Asia Pasifik secara bersama-sama. Dalam konteks itulah kami akan mempertahankan hubungan antarmiliter," kata Putin. "Kami mendukung pembentukan arsitektur keamanan dan kerjasama yang terbuka dan sejajar di kawasan itu, berdasarkan hukum internasional," lanjut dia.


Kedua negara memiliki perhatian yang sama atas keterlibatan militer AS di Asia-Pasifik, yang dianggap sebagai halaman belakang rumah mereka. Pada Sabtu pekan lalu Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, dalam konferensi di Singapura menyatakan bahwa Washington akan mengerahkan 60 persen dari jumlah kapal perang mereka di Asia-Pasifik. Saat ini komposisinya adalah 50 persen.


China belakangan ini gusar atas manuver AS itu, terutama setelah Presiden Barack Obama akhir tahun menyatakan bahwa konsentrasi keamanan negaranya saat ini berada di Asia Pasifik. Beijing merasa AS tengah diam-diam mengepung China dengan menggalang kerjasama militer dengan sejumlah negara di kawasan, seperti Australia, Singapura, dan Filipina.


Sumber: Viva News

PKR Contest: Winner Goes to Damen Schelde Belanda

SIGMA FMM 10514 Morocco1 PKR Contest: Winner Goes to Damen Schelde
Light Frigat SIgma 10513 Maroko

Apakah ini kategori berita sedih atau gembira, 
silahkan ditafsirkan masing-masing. 
Setelah tertunda-tunda selama 2 tahun, 
Departemen Pertahanan akhirnya memesan 
satu Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 
10514 ke perusahaan Belanda, 
Damen Schelde Naval Shipbuilding. 
Kontrak ini ditandatangani di kantor Kemhan Jakarta, oleh Badan Sarana Pertahanan yang mewakili Kementerian Pertahanan. 
“Disamping untuk tugas tempur, Kapal PKR 10514 diperlukan untuk memberikan deterrent effect terhadap pihak yang mencoba mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI”, ujar Kepala Baranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo.

Menurut pemerintah, Pembangunan Kapal PKR 10514 akan melibatkan joint production dengan PT. PAL Indonesia, berupa Transfer of Technology (ToT) dalam konstruksi desain dan pembangunan Kapal.

Namun seperti apa bentuk ToT tersebut, belum diketahui secara jelas. Sebelumnya PT PAL pernah menolak transfer of teknologi yang ditawarkan Damen Schelde, karena hanya meliputi konstruksi desain. Menurut PT PAL, mereka telah menguasai konstruksi desain kapal sekelas PKR. Teknologi yang dibutuhkan justru instalisasi sistem dan persenjataan kapal.

Terlepas dari pro-kontra tersebut, puluhan Insinyur PT PAL akan bertolak ke Belanda, untuk melakukan proses alih teknologi.

sigma maroko tarik PKR Contest: Winner Goes to Damen Schelde
Sigma 10513 Tarik Ben Ziad Maroko
Kapal PKR 10514 akan dibangun di tiga tempat: PT. PAL Indonesia, Vlisingen dan Galatz. Terakhir Kapal PKR akan dirakit di PT.PAL Indonesia lalu diserahterimakan pada tahun 2017. 
Pengadaan Kapal PKR 10514 ini menggunakan anggaran kredit eksport sebesar 220 juta dolar AS.

image025 PKR Contest: Winner Goes to Damen ScheldeSpesikasi Kapal PKR 10514
 
Harga 1 Unit: USD 220 juta dengan waktu penyelesaian 4 tahun lebih.

Panjang 105 x lebar 14 meter dengan bobot 2335 ton.

Speed: Max/Cruise/Economic 28/18/14 knot.
Range at 14/18 knot 5000 NM, Endurance 20 hari, Sea Keeping Sea State 5
Kru: 120 orang, Helli Pad 10 ton.

Persenjataan: Anti serangan Udara, Anti serangan Kapal Selam dan Anti serangan Kapal Atas Air.
Sejarah Sigma
 
Sebenarnya, kerjasama pembangunan PKR Sigma 10514 dengan Damen Schelde sudah ditandatangani sejak tahun 2010 di Surabaya Jawa Timur. Namun setelah itu tidak ada perkembangannya karena perbedaan pendapat dengan PT PAl soal ToT.

Hal ini mengingatkan kita dengan pemesanan 4 korvet Sigma ke Damen Schelde Naval Shipbuilding. Awalnya disepakati 2 korvet akan dibangun di Belanda dan 2 di Indonesia. Namun kenyataannya ke 4 korvet dibangun di Belanda. Setelah 4 korvet dikirim ke Indonesia, ahli ahli kapal Indonesia tetap saja tidak bisa membangun korvet seperti yang dicita-citakan dengan korvet Nasional. Selama pembangunan 4 Korvet tersebut, tidak ada transfer teknologi ke Indonesia.

Kini Indonesia memesan lagi satu Light Frigate Sigma 10514 dan dijanjikan ada transfer teknologi.
Transfer teknologi seperti apa yang anda harapkan dari pemesanan satu kapal perang ? Saat memesan 4 korvet dengan nilai sekitar 600 juta USD saja, Damen Schelde Naval Shipbuilding. tidak memberikan alih teknologi.

image022 PKR Contest: Winner Goes to Damen Schelde
Sigma 10513 Tarik Ben Ziad Maroko
Pemerintah Indonesia tampaknya sudah cinta kering dengan Perusahaan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. Mengapa disebut cinta kering ?. Karena biasanya orang yang sudah jatuh cinta, tetap suka walau “dikerjai/diakali” oleh pasangannya. 

Mirip dengan kasus pemesanan 4 korvet Sigma dan 1 Light Frigat kepada Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda. 

Sekarang Indonesia telah memesan satu Light Frigat ke Belanda. Bagaimana dengan nasib Light Frigat kedua, ketiga dan seterusnya ? Apakah akan dibangun di PT PAL Indonesia, atau tetap “Keukeuh” dibangun di Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda.


Sumber : JKGR

Serangan NATO Tewaskan 15 Warga Sipil Afghanistan


Kabul, Serangan NATO kembali menelan korban jiwa warga sipil di Afghanistan. Sedikitnya 15 warga sipil termasuk beberapa wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara NATO di Provinsi Logar, sebelah selatan Kabul, Afghanistan. Mereka tewas dalam serangan udara yang dilancarkan NATO ke sebuah rumah.

Menurut pihak International Security Assistance Force (ISAF) pimpinan NATO, "beberapa pemberontak" tewas dalam serangan udara yang dilancarkan pada Rabu dini hari waktu setempat itu. Serangan itu diperintahkan setelah pasukan ISAF ditembaki gerilyawan.

Namun wakil kepala kepolisian Provinsi Logar, Rais Khan Sadeq Abdulrahimzai mengatakan kepada AFP, Rabu (6/6/2012): "18 warg sipil termasuk wanita dan anak-anak tewas." Diimbuhkannya, 7 gerilyawan Taliban juga tewas dalam serangan udara tersebut.

Juru bicara Provinsi Logar, Din Mohammad Darvish menuturkan, dirinya melihat setidaknya 15 jasad diangkut ke lima kendaraan dan dibawa oleh warga desa ke Pol-i-Alam, ibukota Logar.

Namun ISAF menyatakan, serangan udara dilakukan setelah pasukan koalisi ditembaki saat mereka melakukan operasi untuk menangkap seorang pemimpin Taliban.

"Sebagai akibat operasi tersebut, beberapa pemberontak tewas dan pasukan Afghan dan koalisi menyita beberapa senjata dan sejumlah bahan peledak

Sumber: Detiknews

Agustus 2012 Indonesia Akan Orbitkan Satelit LAPAN-A2

JAKARTA : Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienta mengatakan LAPAN akan mengorbitkan satu satelit bikinan Indonesia pada Agustus mendatang.

“Itu satelit seluruhnya bikinan Indonesia,” kata Soewanto di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senin siang, 4 Juni 2012.

Satelit yang akan diorbitkan itu diberi nama LAPAN-A2. Ia mengatakan LAPAN menyertakan tiga perangkat utama dalam satelit tersebut. Perangkat pertama adalah pemotret Bumi. Nantinya Indonesia bisa memotret Bumi dari angkasa dengan satelit tersebut.

Perangkat kedua adalah pembaca sinyal kapal. Dengan perangkat tersebut, pemerintah bisa mengetahui setiap kapal besar yang memasuki wilayah perairan Indonesia. “Kapal secara otomatis mengirim sinyal yang akan ditangkap satelit,” kata Soewarto.

Kapal-kapal yang mampu dilacak oleh satelit itu umumnya adalah kapal besar. Satelit belum bisa menangkap keberadaan kapal nelayan kecil yang umumnya terbuat dari kayu. “Selama ada pengirim sinyal, bisa dilacak,” katanya.

Perangkat ketiga adalah penunjang komunikasi radio amatir. Perangkat tersebut akan sangat berguna bagi proses penanggulang`n bencana. Ini untuk menjamin alat komunikasi radio amatir tetap menyala dalam situasi genting. “Kalau saat bencana, umumnya alat komunikasi konvensional mati,” ujarnya.

Satelit tersebut akan diorbitkan menggunakan sebuah roket peluncur satelit dari India. Soewarto mengatakan Indonesia belum menguasai teknologi roket peluncur satelit, sehingga pengorbitan satelit dilakukan di India.


Sumber : Republika

Pembuatan PKR 105 Resmi Ditandatangani Indonesia DSNS

Cetak
Jakarta - Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) melalui Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) secara resmi menandatangani kontrak pengadaan 1 unit  Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 10514 dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS), Belanda.
Kontrak ditandatangani oleh Kepala Baranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo yang mewakili Kemhan RI dengan Director Naval Sale of DSNS Evert van den Broek yang mewakili pihak DSNS, Selasa (5/6) di kantor Kemhan, Jakarta. Hadir dan menyaksikan acara penandatangan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes TNI AL. Hadir pula Dubes Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan dan Direktur Utama PT.PAL Indonesia (Persero) Ir M Firmansyah Arfin.
Pengadaan Kapal PKR 10514 ini dalam rangka untuk memperkuat Alutsista di jajaran TNI AL guna mendukung tugas menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.  Disamping digunakan untuk tugas  tempur, Kapal PKR 10514 ini juga diperlukan untuk memberikan deterrent effect (efek gentar)  terhadap pihak manapun yang akan mencoba mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.
Kabaranahan Kemhan RI  mengatakan,  dalam pembangunan Kapal PKR 10514 ini, Damen Schelde Naval Shipbuilding melakukan joint production (kerjasama produksi) dengan PT. PAL Indonesia (Persero) selaku industri pertahanan dalam negeri.  Damen Schelde Naval Shipbuilding telah memutuskan untuk memberikan Transfer of Technology (ToT) dalam konstruksi desain dan pembangunan Kapal PKR 10514 kepada PT. PAL Indonesia (Persero).
Rencananya, Kapal PKR 10514  ini akan dibangun di tiga tempat antara lain PT. PAL Indonesia (Persero), Vlisingen dan Galatz. Terakhir Kapal PKR 10514 akan dirakit di PT.PAL Indonesia (Persero). Diharapkan, Kapal PKR 10514  ini sudah selesai dan diserahterimakan pada awal  tahun 2017.
Lebih lanjut Kabaranahan mengatakan,  ini adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri khususnya  PT. PAL Indonesia (Persero) dalam mengembangkan kemandirian di bidang Alutsista. Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam hal ini Kemhan RI melalui Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang akan melaksanakan rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.
Sementara itu, guna mendukung pengadaan Kapal PKR 10514 ini,  Kabaranahan Kemhan RI mengungkapkan pemerintah Indonesia mengalokasikan anggaran kredit eksport dengan alokasi multiyears dengan jumlah 220 juta dolar AS.(BDI/SR)
Spesikasi Teknis Kapal PKR 10514
Harga/Unit
USD 220.000.000,00

Waktu Penyelesaian
49  bulan

Data Teknis Platform

LOA
105 meter
Lebar
14 meter
Draft
3,7 meter
Displacement
2335 ton
Speed
Max/Cruise/Economic

28/18/14 knot
Range at 14/18 knot
5000 NM
Endurance
20 hari
Sea Keeping
Up to Sea State 5
Crews
120 orang
Helli Pad
10 ton


Tank Capacity
Fuel Oil : 300 ton
Fresh Water : 60 ton
PROPULSION SYSTEM

Main Engine
2 x Diesel Engine, 2 x E Drive (CODOE)
Diesel Generator
4 x 715 kw
2 x 435 kw
Gear Box
CODOE,
Heavy Duty
COMBAT SYSTEM

Persenjataan
Anti serangan Udara
Anti serangan Kapal Selam
Anti serangan Kapal Atas Air


 Sumber : DMC

Minggu, 03 Juni 2012

Militer Israel Masih Aktif Serang Warga Palestina


Serangan militer Israel dan pemukim Zionis terhadap warga Palestina di Tepi Barat masih terus berlangsung.

Ahad dini hari (3/6) militer Israel dengan didukung kendaraan lapis baja menyerang kota al-Khalil (Hebron) dan memasuki setiap rumah warga Palestina serta merusak perabotan yang ada. Demikian dilaporkan Qods.net.

Sementara itu, distrik Yatta di selatan al-Khalil selama dua hari berturut-turut diserang para pemukim Zionis.

Menurut laporan ini, zionis radikal melempari rumah warga Palestina di Yatta dengan batu dan botol. Aksi provokatif ini memicu bentrokan warga setempat dengan pemukim Zionis.

Serdadu Israel hari ini jiga melanjutkan pelanggarannya terhadap kebebasan pers dan menangkap seorang wartawan Palestina di kota al-Khalil serta membawanya ke tempat yang tidak diketahui.

Di sisi lain, radio Israel melaporkan penangkapan dua warga Palestina di dekat jalur penyeberangan Kissufim, Jalur Gaza. Radio Israel tanpa mengisyaratkan identitas kedua warga Palestina tersebut melaporkan keduanya dipindahkan ke kantor pusat keamanan untuk diinterogasi.

Sumber: Irb