Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Senin, 14 Januari 2013

Dewan Keamanan PBB Dukung Perancis



Semua negara anggota Dewan Keamanan PBB menyatakan dukungan terhadap serangan militer Perancis ke Mali dengan sasaran pasukan militan Islam. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan serangan tersebut diharapkan dapat memulihkan "integritas wilayah dan ketertiban konstitusi Mali".

DK PBB menggelar pertemuan darurat atas permintaan Perancis pada Senin (14/1) di New York setelah serangan tersebut akhir pekan lalu. Setelah pertemuan Dubes Perancis untuk PBB Gerard Araud mengatakan pemerintahnya mendapat "dukungan dan pengertian" dari 14 anggota Dewan Keamanan PBB lain.

Namun dia menambahkan bahwa Perancis juga menginginkan segera dikirimnya pasukan dari aliansi negara Afrika Barat "secepat mungkin".

Pasukan ini dikirim dengan payung resolusi DK PBB 2085, yang diteken Desember lalu dan memungkinkan digerakkannya sebuah pasukan beranggotakan 3.000-personel dengan pimpinan negara Afrika untuk turut mengamankan Mali karena situasi di lokasi yang nyaris hampa hukum dan penguasa sah.

Pasukan asal Afrika diperkirakan sampai di Mali "dalam beberapa hari dan minggu" ini, kata Araud. Sementara pimpinan pasukan dipegang oleh Nigeria, yang komandannya sudah berada di lokasi.

Sikap Perancis ini didukung oleh Sekjen Ban Ki-moon.

"Setjen menyambut dukungan dari mitra bilateral yang menyanggupi permintaan (pengiriman pasukan) dan dengan restu pemerintah Mali, untuk mengatasi situasi di wilayah Selatan yang terus didorong oleh kekuatan kelompok teroris dan militan bersenjata," tulis pernyataan Ban.

Mengungsi

Serangan Perancis berlangsung Jumat (9/1) setelah kelompok militan islamis mulai mendesak ke arah selatan Mali. Menurut pejabat Prancis mereka mengkhawatirkan pergerakan militan ini akan berimplikasi pada direbutnya ibukota Bamako, sehingga Mali akan menjadi ancaman yang makin besar bagi stabilitas wilayah setempat.

Perancis sebelumnya telah mengirim 550 tentara ke kota Mopti dan Bamako, dan setelah pekan lalu menurut seorang sumber Kementrian Pertahanan negara mode itu kepada kantor berita Reuters, jumlah kiriman pasukan kemungkinan akan bertambah menjadi 2.500 dalam beberapa hari.

Sedikitnya 11 tentara Mali dan seorang pilot helikopter Perancis tewas dalam serangan di Mali tersebut. Sementara dari kubu militan, diperkirakan 100 orang terbunuh.

Korban lain dalam konflik ini adalah warga sipil yang menurut pekerja kemanusiaan terpaksa mengungsi karena tempat tinggal mereka turut jadi sasaran serangan udara militer Perancis dalam empat hari terakhir.

Seorang juru bicara Komite Internasional Palang Merah, Ali Naraghi, mengatakan situasi kemanusiaan di sana "memburuk dengan cepat".

"Pengungsian besar-besaran sudah terjadi, korban sipil berjatuhan dan kami emncoba sebsianya membantu mengatasi masalah kemanusiaan ini," kata Naraghi.


Sumber: Kompas

Rusia Siapkan Latihan Perang Terbesar Sejak Era Uni Soviet

Presiden Rusia Vladimir Putin di atas kapal nuklir Arkhangelsk
Presiden Rusia Vladimir Putin di atas kapal nuklir Arkhangelsk, 2004. Foto : AP

ARTILERI - Setelah sekian lama, akhirnya Angkatan Laut Rusia akan menggelar latihan perangterbesarnya, mungkin yang terbesar sejak sebelum pecahnya Uni Soviet. Latihan perang ini tentu saja akan menjadi ajang bagi Presiden Vladimir Putin untuk memamerkan kekuatan militernya. Selain itu, latihan ini juga dapat menjadi peringatan kecil bagi Amerika Serikat: "Jauhi perairan yang sejak dulu berada di ruang lingkup pengaruh Rusia."

Ini pertama kalinya dalam beberapa dekade Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan untuk mengadakan latihan perang dalam skala besar. "Latihan perang ini akan melibatkan seluruh armada Rusia; Armada Utara, Baltik, laut Hitam dan Pasifik," menurut pernyataan Kementerian Pertahanan. Latihan ini dilaporkan akan digelar pada akhir Januari nanti, dengan pendaratan amfibi di Kaukasus dan latihan angkatan laut di Mediterania.

Putin telah menumpuk anggaran sebesar US$ 659 miliar untuk belanja alutsista sampai 2020. Kementerian Pertahanan di Moskow juga mengumumkan skala peningkatan berkelanjutan bagi angkatan laut. Pada tahun 2016, Kementerian Pertahanan mencatat, Angkatan Laut Rusia akan memiliki 18 kapal perang baru, dan juga 30 kapal misi khusus dan kapal kontra-subversi, disamping enam kapal selam baru. Salah satu kapal selam nuklir strategis, yaitu Yuri Dolgoruky yang merupakan kapal selam rudal balistik kelas Borei, sudah bergabung dengan armada minggu lalu.

Apa yang aneh dari latihan perang Rusia kali ini, yaitu pemilihan lokasi dan waktu. Pemilihan Laut Hitam dan Mediterania telah menyebabkan spekulasi bahwa latihan tersebut untuk menutupi evakuasi warga Rusia dari Suriah, dengan perkiraan sekitar 9.000 sampai 30.000 orang. Bisa jadi, karena perang sipil di Suriah semakin parah. Namun Rusia memiliki alasan yang lebih praktis untuk menggelar latihan perangdi kawasan tersebut. Karena sejauh yang dipantau Moskow, Laut Hitam kini berada dalam "ancaman".

Pada bulan November 2012, Anna Glazova, seorang analis militer di Institut Studi Strategis Rusia, menulis dalam majalah pertahanan Rusia "National Defence" bahwa AS sedang berusaha mengambil alih kendali militer di wilayah Laut Hitam. Washington telah memindahkan dan memasang sistem pertahanan rudal Patriot di Turki dan Rumania. Seolah-olah untuk mengamankan Turki dari serangan Suriah atau untuk menembak jatuh rudal-rudal Iran, namun niatan Amerika ini terlihat ditujukan kepada Rusia. Rumania dan Bulgaria juga bergabung dengan NATO pada tahun 2004, yang di mata Moskow, berarti Amerika benar-benar berusaha mengambil alih kendali militer di pantai barat Laut Hitam, seperti yang ditulis Glazova.

Indikasi ini cukup kuat. Pergerakan AS telah dibatasi oleh perjanjian 1936 dalam hal jumlah kapal perang yang bisa berlayar melalui Selat Borporus Turki. Di sisi lain, selama kurun dua tahun terakhir, kapal penjelajah AS telah megunjungi pelabuhan di Ukraina dan Georgia. Diantaranya termasuk kapal penjelajah Vella Gulf,  Philippine Sea dan Monterrey, yang masing-masing dilengkapi dengan sistem pertahanan rudal balistik Aegis.

Merebut Laut Hitam bukan perkara mudah, AS membutuhkan skenario besar, karena secara historis, Laut Hitam berada di belakang Rusia. Namun AS tidak akan mengirimkan kapal induk ke Laut ini untuk membantu Georgia dalam hal perang. Selama perang 2008 antara Georgia dan Rusia, Pentagon berencana untuk mengirimkan dua kapal rumah sakit ke Laut Hitam, namun ditentang dan dihadang oleh Turki. Istanbul tidak mengizinkan kapal perang dengan bobot lebih dari 45.000 ton berada di Laut Hitam. Namun penurunan pengaruh Rusia atas kawasan ini sudah cukup menempatkan AS untuk mengambil alih wilayah ini.

Menurut Jim Holmes, seorang profesor strategi di Naval War College, latihan perang Rusia ini untuk menunjukkan bahwa kekuatan Angkatan Laut Rusia tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan.

Kita lihat saja sejauh mana latihan perang Rusia pada akhir bulan ini. Pasti akan menarik, kejutan-kejutan apa saja yang akan ditunjukkan oleh Putin.


Sumber: Artileri