Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Sabtu, 07 Juli 2012

Rusia agar lanjutkan ekspor rudal S-300 ke Iran


Moskow (ANTARA News) - Direktur Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia (CAWAT), Igor Korotchenko, mengatakan, Rusia harus melanjutkan pengiriman peluru kendali darat-ke-udara S-300 ke Iran karena S-300 tidak di bawah sanksi-sanksi yang dikenakan PBB.

"Rusia harus membalikkan keputusan membatalkan kontrak untuk memberikan sistem S-300 kepada Iran. Mengingat status geopolitik internasional yang baru, Moskow juga harus meningkatkan ekspor senjata defensif ke Iran," kata Korotchenko, dalam satu wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA Novosti, Kamis.

Menurut dia, hal ini tidak akan bertentangan dengan dokumen PBB.

Dalam kontrak senilai 800 juta dolar AS yang ditandatangani antara Iran dan Rusia pada 2007, Rusia berjanji memberikan lima sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 kepada Iran.

Namun, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menghentikan kontrak pada September 2010 sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang pasokan senjata konvensional ke Teheran, termasuk peluru kendali, tank, helikopter tempur, pesawat tempur dan kapal perang.

Kementerian Pertahanan Iran dan Organisasi Industri Kedirgantaraan dilaporkan telah mengajukan mosi ke Pengadilan Arbitrase yang bermarkas di Jenewa terhadap eksportir senjata Rusia, Rosoboronexport, karena gagal memenuhi komitmennya mengenai pengiriman sistem rudal S-300.

Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia adalah perusahaan non-pemerintah yang bergerak di bidang penelitian informasi, penerbitan independen dan didirikan di Moskow, Rusia, pada Februari 2010.

Pusat Analisis saat ini telah merekrut para analis profesional terbaik Rusia dan pekerja yang memiliki ilmu keterampilan praktis dan berpengalaman dalam penelitian di berbagai bidang seperti ekspor senjata dan analisis pasar senjata.


Sumber: ANTARAnews

Jepang Berencana Beli Pulau-pulau Sengketa di LCS



Kepulauan Senkaku (nama Jepang) yang jadi pusat sengketa Jepang, China dan Taiwan.
 Kepulauan Senkaku (nama Jepang) yang jadi pusat sengketa Jepang, China dan Taiwan. (sumber: Time.com)
 
Gubernur Tokyo sebelumnya juga mengaku siap membeli pulau-pulau itu, dengan dana sekitar Rp153,81 miliar dari pengumpulan sumbangan.

Pemerintah Jepang berencana membeli serangkaian pulau tak dihuni yang berada di pusat sengketa teritorial antara negara itu dengan China dan Taiwan. Sebagaimana diberitakan surat kabar setempat, Jepang hendak membeli pulau-pulau itu dari pemilik pribadinya.

Menurut pemberitaan Asahi Shimbun, pihak pemerintah Jepang pada Jumat (6/7), menyampaikan rencana tersebut kepada seorang politisi nasionalis yang sebelumnya juga ingin membeli pulau itu karena menilai pemerintah tak serius menjaganya.

Langkah ini diyakini bakal memanaskan lagi situasi antara Tokyo dengan Taipei dan Beijing, karena mereka masih sama-sama bersikukuh mengklaim memiliki pulau-pulau sengketa di kawasan Laut China Selatan (LCS) itu. Orang Jepang menyebutnya (kepulauan itu) Senkaku, sementara orang China mengenalnya dengan nama Diaoyou.

Berdasarkan laporan surat kabar itu, sejumlah pejabat senior Jepang sudah bernegosiasi dengan pemilik pulau-pulau itu, yakni keluarga Kurihara, demi memastikan dapat membeli tiga pulau berdekatan menjelang akhir tahun ini. Tiga pulau dimaksud adalah Uotsurijima, Kitakojima, dan Minamikojima.

Pulau-pulau yang berada di kawasan kaya hasil laut dan diduga punya cadangan mineral tinggi itu, diketahui dibeli oleh keluarga Kurihara berpuluh-puluh tahun lalu dari keturunan orang Jepang yang menguasainya sebelumnya. Pulau-pulau itu sendiri dihuni oleh para nelayan Jepang sebelum berakhirnya Perang Dunia II.

Sejak menjadi pusat sengketa, perairan di sekitarnya pun kemudian kerap diwarnai dengan berbagai insiden maupun keributan, termasuk penangkapan seorang warga China yang menabrakkan kapalnya kepada dua kapal patroli Jepang pada 2010. Kamis lalu, seperti dilaporkan penjaga pantai Jepang, dua warga Jepang terlihat berenang ke Kitakojima dan berdiam di sana selama 90 menit. Sementara awal pekan ini, beberapa kapal Taiwan terlibat keributan dengan kapal patroli Jepang di sekitar pulau-pulau itu.

Pada April lalu, pihak Jepang pertama kali mengungkapkan rencana pembeliannya, tepatnya lewat Gubernur Tokyo, Shintaro Ishihara, yang mengaku telah berunding untuk membeli pulau-pulau itu bagi daerahnya. Ishihara bahkan dilaporkan telah mengumpulkan lebih dari 1,3 miliar yen atau US16,3 juta (sekitar Rp153,81 miliar) dari sumbangan seantero negeri untuk rencananya itu.
 
 
Sumber: BERITASATU

Rusia ingin Indonesia produksi suku cadang Sukhoi


Moskwa (ANTARA News) - Presiden Direktur Perusahaan Penerbangan Rusia Mikhail Pogosyan menyatakan ingin berkolaborasi dengan industri penerbangan di Indonesia untuk memproduksi suku cadang baik pesawat Sukhoi tempur maupun komersial.

"Kerjasama kedirgantaraan yang mencakup transfer of technology merupakan sesuatu yang sangat dimungkinkan," kata Pogosyan seperti diceritakan Dubes RI di Rusia Djauhari Oratmangun di Moskwa, Sabtu.

Pogosyan adalah Presiden Direktur JSC United Aircraft Corporation, sebuah holding company yang antara lain membawahi perusahaan industri sukhoi tempur dan sukhoi komersial. Pertemuan pertama dengan Djauhari ini dilakukan dalam format makan bersama dengan menu khas Rusia.

Pada dasarnya, pertemuan ini adalah acara saling kenal satu dengan lainnya sambil menggali hal-hal yg dapat dikerjasamakan di masa depan.

Kedua belah pihak hanya sedikit saja menyinggung soal "tragedi sukhoi" dalam perspektif tertentu, yakni bahwa dibalik kejadian tersebut harus mampu dimunculkan hal-hal yang positif di masa datang.

"Ada masanya kita melihat ke depan," kata Dubes Djauhari.

Presdir Sukhoi juga mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk mendidik anak-anak terbaik Indonesia untuk studi bidang penerbangan di Rusia.

Hal ini penting karena Rusia memiliki dua universitas terbaik di bidang penerbangan, yakni di kota Moskwa dan Kazan. Sukhoi bisa memberikan beasiswa.

Pogosyan juga menyatakan ingin memberikan kuliah kedirgantaraan di universitas di Indonesia dalam sebuah kunjungannya di Indonesia kelak


Sumber: ANTARAnews

Rabu, 04 Juli 2012

Iran Akan Menduplikat Pesawat Sentinel AS

Seorang komandan senior dari Korps Pengawal Revolusi Islam (Pasdaran) mengatakan Iran telah memperoleh informasi yang cukup dari pesawat tanpa awak AS yang berhasil ditangkap tahun lalu untuk menduplikasinya.

"Pesawat tanpa awak RQ-170 Amerika tidak diragukan lagi akan diduplikasi," kata Panglima Divisi Aerospace Pasdaran Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Selasa.

Seraya menepis klaim media asing tentang ketidakmampuan Iran untuk memecahkan kode informasi pesawat tanpa awak itu, Hajizadeh mengatakan, Republik Islam telah membuktikan kehebatannya dengan mengirimkan kode yang membuat pesawat tanpa awak itu mendarat di wilayah Iran.

"Yang penting adalah bahwa ratusan teknologi telah digunakan dalam setiap pesawat mata-mata ini yang masing-masing sangat penting secara operasional, informasi, dan teknologi dan kami telah mendapatkan informasi yang musuh tidak ingin kami memilikinya," tambahnya.

Menanggapi pertanyaan apakah Iran akan menjual informasi atau teknologi pesawat tersebut ke sejumlah negara seperti Rusia, Hajizadeh menyatakan bahwa keputusan dalam hal ini akan diambil di tingkat yang lebih tinggi dari pemerintah Iran.

Pada 1 Juli, Menteri Pertahanan Iran Ahmad Vahidi mengatakan negara itu telah memperoleh informasi teknis baru dari pesawat tanpa awak AS atau yang disebut dengan Sentinel.

Dikatakannya, "Proses pengambilan detail dan spesifikasi teknis dari RQ-170 berjalan normal, dan kami telah mencapai prestasi baru dalam hal ini, namun kami tidak berniat untuk mempublikasikannya."

RQ-170 Sentinel ditembak jatuh dengan kerusakan minimal oleh unit perang elektronik Angkatan Darat Iran, Minggu 4 Desember 2011 ketika terbang di atas kota Kashmar, sekitar 140 mil (225km) dari perbatasan Afghanistan.

Setelah berhasil mengamankan pesawat tersebut, Iran mengumumkan akan melakukan reverse engineering pada RQ-170 Sentinel, yang didesain mirip pesawat pembom Angkatan Udara AS B-2 stealth.

RQ-170 adalah pesawat siluman tanpa awak yang dirancang dan dikembangkan oleh perusahaan Lockheed Martin.

Pesawat tersebut merupakan pesawat mata-mata tercanggih Amerika. Jatuhnya Penangkapan pesawat tersebut oleh pasukan Iran dinilai sangat memalukan bagi Washington.


Sumber: Irib

Dua Pesawat Tornado RAF Jatuh di Laut Utara, Dua Pilot Hilang


LONDON, KOMPAS.com — Tim pencari dan penyelamat, Rabu (4/7/2012) ini, akan melanjutkan pencarian dua pilot pesawat jet tempur Tornado GR4 milik Angkatan Udara Inggris (Royal Air Force/RAF) yang masih hilang setelah pesawat yang mereka kendalikan jatuh di Laut Utara, sehari sebelumnya.

Insiden tersebut melibatkan dua pesawat Tornado GR4 dari Skuadron 12 RAF di pangkalan udara Lossiemouth, Skotlandia utara. Dua pesawat berkursi tandem dan membawa empat awak itu jatuh di kawasan Moray Firth, di lepas pantai timur laut Skotlandia, Selasa (3/7/2012).
Tim SAR pada hari Selasa menemukan dua pilot dan langsung membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Sementara dua pilot lainnya masih hilang. Proses pencarian sempat dihentikan karena kendala cuaca buruk dan baru akan dilanjutkan hari ini.

Komandan Pangkalan RAF Lossiemouth Group Captain (setingkat Kolonel) Ian Gale mengatakan belum mengetahui kondisi yang menyebabkan dua pesawat tersebut jatuh bersamaan dan mengaku masih menyelidiki insiden serius tersebut. "Situasi pada saat itu masih belum diketahui pasti, tetapi ini jelas sebuah insiden yang sangat serius," tandas Gale, yang membenarkan insiden itu melibatkan empat awak yang semuanya berasal dari pangkalan Lossiemouth.

Gale menegaskan, semua pesawat Tornado GR4 yang dioperasikan dari Lossiemouth dalam kondisi aman untuk diterbangkan. "Saya yakin pesawat Tornado dari pangkalan ini dioperasikan seaman mungkin. Namun, insiden ini menjadi peringatan bahwa operasi militer dan latihan yang kami jalankan bukannya tanpa risiko," tutur Gale.

Pesawat-pesawat Tornado dari Skuadron 12 di Lossiemouth pernah terlibat dalam operasi militer di Afganistan dan Libya tahun lalu. Pesawat ini mampu menembakkan rudal udara-ke-darat.


Sumber: Kompas

Iran Klaim Bisa Hancurkan Pangkalan Militer AS dalam 1 Menit

Jurnas.com | SEBUAH media massa mengatakan, Iran dapat menghancurkan pangkalan militer Amerika Serikat di Timur Tengah hanya dalam satu menit serangan. Laporan media massa tersebut disiarkan hari ini, Rabu (4/7) dalam kaitannya dengan peluncuran peluru balistik yang dilakukan oleh Iran, yang sudah memasuki hari ketiga.

Israel yang menjadi target utama dalam uji coba peluncuran peluru balistik ini telah memberi syarat kepada Iran untuk menghentikan program nuklirnya, jika tidak ingin diserang balik. Bukan hanya itu, Amerika Serikat pun telah membahas hal tersebut dan sepakat bahwa aksi militer akan menjadi opsi terakhir.

“Semua itu bisa dijangkau oleh rudal kami, termasuk tanah yang diduduki (Israel) juga merupakan target yang bagus bagi kami,” kata Komandan Divisi Pangkalan Udara Iran, Amir Ali Haji Zadeh, seperti yang dikutip oleh kantor berita Fars.

Haji Zadeh mengatakan, ada 35 pangkalan militer AS yang berada dalam jangkauan rudal balistik Iran yang paling canggih, dan bisa mencapai jarak tembak 2 km (1.300 mil). “Kami sudah memikirkan langkah-langkah untuk mendirikan pangkalan militer, dan akan menembakkan rudal balistik untuk menghancurkan semua pangkalan militer AS pada menit-menit awal serangan,” ujarnya menambahkan.

Namun, menurut laporan kantor berita Fars, sampai saat ini belum diketahui dari mana Haji Zadeh bisa mengetahui banyaknya jumlah pangkalan militer AS. Sebab, seperti yang diketahui, beberapa pangkalan militer AS di Timur Tengah justru berada di wilayah Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Turki. Sementara 10 basis lainnya justru terletak di Afganistan dan Kirgistan. Reuters


Sumber: Jurnas

Pilot Brasil Diskors Karena Ngebut


BRASILIA, KOMPAS.com - Yang namanya pesawat terbang kecepatannya selalu tinggi. Namun, pesawat pun ada aturan batas kecepatan maksimum dalam kondisi tertentu yang harus dipatuhi. 

Jika aturan dilanggar, bisa menimbulkan risiko bahaya dan kerugian, dan pilot pesawat bakal kena sanksi, seperti yang dialami seorang pilot akrobatik udara Angkatan Udara Brasil ini. 

Pilot tersebut diskors setelah dalam acara pertunjukan udara di ibu kota Brasil, Brasilia, Minggu (1/7/2012), dia menerbangkan pesawatnya melebihi batas kecepatan, dan menyebabkan kaca-kaca jendela Istana Presiden Brasil dan Mahkamah Agung pecah. 

"Salah satu pesawat yang ikut dalam pertunjukan udara itu melampaui batas kecepatan yang dianjurkan, yakni mencapai kecepatan 1.100 kilometer per jam. Pesawat belum menembus dinding suara, tetapi pergeseran massa udara yang terjadi sudah cukup untuk memecahkan kaca jendela," ungkap pernyataan resmi AU Brasil, Selasa (3/7/2012). 

Di laman resmi AU Brasil (http://www.fab.mil.br) disebutkan, pesawat yang "ngebut" tersebut adalah tipe Mirage 2000, yang mampu terbang dengan kecepatan maksimum Mach 2,2 atau sekitar 2.530 kilometer per jam. 

Menurut media setempat, sekitar 100 kaca jendela pecah akibat aksi pilot tersebut, dengan total kerugian ditaksir mencapai 40.000 dollar AS (sekitar Rp 378 juta). Kepala Pusat Komunikasi Sosial AU Brasil Brigadir Udara Marcelo Damasceno Kanitz mengatakan, pihak AU akan mengganti seluruh kerugian.
"Pilot pesawat itu untuk sementara dibebastugaskan dari aktivitas udara, dan bisa mendapat sanksi," ungkap AU Brasil. 

Acara pertunjukan udara itu digelar untuk merayakan ulang tahun ke-60 Skuadron Demonstrasi Udara AU Brasil, yang sering dijuluki "Skuadron Asap". Skuadron akrobatik udara ini sendiri menggunakan pesawat bermesin turboprop Embraer T-27 Tucano.
Namun dalam acara perayaan hari Minggu, beberapa pesawat dari skuadron lain turut memeriahkan acara, termasuk jet tempur Mirage 2000. 

Sumber: Kompas

Selasa, 03 Juli 2012

Hanya Miliki 30 Radar, Indonesia Rawan Ancaman Negara Lain

MALANG,KOMPAS.com — Hingga kini Indonesia hanya memiliki lebih kurang 30 radar. Kondisi tersebut dinilai rawan terjadi ancaman dari negara lain. Idealnya, Indonesia minimal harus memiliki 300 radar yang difungsikan. Solusinya, harus digalakkan swasembada radar untuk Indonesia. Hal tersebut disampaikan ahli radar dari Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Rudy Yuwono, kepada Kompas.com, Rabu (4/7/2012).

"Sangat minim Indonesia punya radar. Solusinya, swasembada radar. Hal itu sebagai upaya untuk memproduksi radar dengan kemampuan anak sendiri yang saat ini sudah dimulai oleh Asosiasi Radar Indonesia," jelasnya.

Dengan adanya swasembada radar, kata Rudy, ada beberapa keuntungan yang akan diperoleh Indonesia, yakni akan bisa menghemat anggaran di bidang alutsista dan menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh Indonesia, terutama dalam bidang teknologi. "Ide swasembada radar hadir setelah adanya embargo militer kepada Indonesia. Pada saat itu Indonesia sudah ingin membeli alutsista dari Amerika. Tapi karena adanya embargo, kita tidak bisa membeli alatnya, bahkan semua komponennya," jelas Rudy, yang juga menjabat Kabid Kegiatan Ilmiah Asosiasi Radar Indonesia (ASRI).
Dari embargo yang dilayangkan ke Indonesia, di sisi lain menguntungkan Indonesia. Sebab, dengan embargo itu justru muncul ide untuk memproduksi radar sendiri. Ide untuk memproduksi radar sendiri itu semakin ditunjang dengan adanya komponen-komponen yang bisa didapat dengan mudah di sejumlah daerah di Indonesia. Seperti di Glodok Jakarta, Genteng Surabaya, dan di Medan.

"Dengan memproduksi radar sendiri, maka anggaran yang dikeluarkan juga akan lebih sedikit. Jika biasanya Indonesia membeli radar dengan harga 25 juta dollar AS. Maka, kalau memproduksi sendiri, jumlah uang yang dikeluarkan akan jauh lebih sedikit," ujarnya.

Sebagai langkah upaya dalam swasembada radar, ada beberapa langkah dari ASRI yang saat ini tengah dilakukan, di antaranya, membantu tumbuhnya industri dalam negeri yang memproduksi radar dan juga menyediakan forum komunikasi dan pertukaran ide di bidang radar dan turunannya dengan mengadakan seminar radar nasional setiap tahun.

Selain itu, agar profesional dalam menciptakan tenaga-tenaga ahli yang mampu memproduksi radar, beber Rudy, diperlukan sebuah school of radar karena jumlah tenaga ahli radar sangat sedikit.
"Indonesia hanya punya lebih kurang 100 orang tenaga ahli radar. Padahal, radar yang dibutuhkan oleh Indonesia sangat banyak," katanya.

Dengan berdirinya school of radar, selain bisa mencetak ahli radar, juga bisa mengembangkan teknologi yang lain, seperti teknologi penginderaan jauh.
"Kalau memakai satelit, maka kandungan yang ada di dalam bumi Nusantara Indonesia bisa diketahui oleh negara lain. Namun, kalau kita kembangkan teknologi penginderaan jauh, rahasia kekayaan alam yang dimiliki Indonesia bisa terjaga," katanya.
 
Sumber: Kompas

Indonesia-China Gelar Latihan Gabungan Pasukan Khusus

Ilustrasi Kopassus

Mendorong setiap negara untuk membangun kemitraan strategis

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Tentara Nasional Indonesia, mengadakan latihan bersama Pasukan Khusus People's Liberation Army (PLA) China, dengan kode latihan Sharp Knife ke-2 di Pangkalan Latihan Terpadu Jinan, China.


Dalam siaran pers Markas Besar TNI dikatakan, latihan ini dibuka secara resmi pada Selasa (3/7) oleh Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, dan Kepala Staf Kodam Jinan, China, Mayjen Ma Qiu Xing.

Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wisnu, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan perkembangan lingkungan strategis mengarah pada isu-isu asimetris.

Kondisi ini mendorong setiap negara untuk membangun kemitraan strategis, guna membangun kepentingan bersama, membangun saling pengertian dan perasaan kebangsaan, yang saling menghargai guna mengatasi setiap permasalahan yang muncul antara negara mitra.


“Selain itu, tiap negara juga harus membangun kesamaan persepsi dan langkah bersama dalam penanganan ancaman terorisme, kejahatan lintas negara, penyelundupan senjata, pelintas batas ilegal yang merugikan negara,” pesan Agus dalam sambutannya.

Selain itu, Agus juga mengatakan bahwa Indonesia dan China merupakan bagian dari komunitas dunia, yang memiliki kewajiban internasional untuk menjaga stabilitas kawasan, yang bukan saja konsekuensi sebagai warga dunia tapi juga merupakan amanat konstitusi.

Latihan bersama anti teror antara TNI dengan PLA, diharapkan menjadi jembatan dalam memperkuat hubungan dan kerjasama penguatan kapasitas serta kapabilitas kedua Angkatan Bersenjata, khususnya satuan anti terror TNI dan PLA, serta membangun saling pengertian antara Indonesia-China saat ini dan di masa mendatang.

Panglima TNI menyatakan harapannya kepada seluruh peserta latihan, untuk dapat memetik hikmah dan pelajaran yang terbaik dari setiap latihan atau kerjasama militer dan adanya keterpaduan langkah, kesamaan pandangan dan pola tindakan dalam menanggulangi ancaman yang di skenariokan dalam latihan.

“Kami harap kedua Angkatan Bersenjata dapat meningkatkan kebersamaan dan saling pengertian antara TNI dan PLA dalam rangka mendukung semakin kokohnya hubungan dan kerja sama bilateral Indonesia-China di masa yang akan datang,” tutur Agus.

Latihan gabungan ini melibatkan 144 prajurit Kopassus dari kedua negara dan latihan ini menggunakan sistem latihan yang terbagi menjadi Kontingen A dan B.

Kontingen latihan A dipimpin oleh Mayor Liu Xiao Dong (China) membawahi 72 orang gabungan dari personel TNI dan PLA. Sedangkan Kontingen latihan B dipimpin oleh Mayor Inf Adek Chandra D., dengan jumlah personel yang sama.

Hadir dalam acara tersebut, delegasi Indonesia antara lain: Atase Pertahanan Indonesia di China Kolonel Lek Surya Margono, Atase Darat Kolonel Arh Kuat Budiman, Asintel Danjen Kopassus Kolonel Inf Teguh M.A, serta Kolonel Psk Rolland DG Waha dan segenap pejabat tinggi militer China lainnya.

Sumber: BERITASATU

Iran Uji Rudal Terbaru The Great Prophet 7


VIVAnews - Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menguji coba rudal terbaru mereka, The Great Prophet 7. Uji coba ini ditujukan untuk menunjukkan kekuatan dan kesiapan Iran menghadapi segala bentuk ancaman.

Komandan Divisi Kedirgantaraan IRGC, Brigjen Amir Ali Hajizadeh, mengatakan uji coba ini dimulai pada Senin kemarin dan berlangsung selama tiga hari. Rudal jarak jauh, menengah, dan pendek, ditempatkan di berbagai wilayah di Iran.

Rudal-rudal itu diluncurkan menuju target di Gurun Semnan, di wilayah utara. "Dengan menembakkan rudal ke basis-basis simulasi, komandan kami akan menilai ketepatan dan efektivitas hulu ledak yang terpasang pada rudal," kata Hajizadeh seperti dikutip Press TV.

Hajizadeh menambahkan, uji coba ini merupakan pesan untuk negara-negara yang selama ini memusuhi negaranya. Pesan itu adalah Iran bertekad melawan dan siap membalas setiap ancaman yang berpotensi merusak. "Jika terjadi insiden, rudal Iran akan turun menyerang mereka seperti guntur," tegasnya.

Hajizadeh mengatakan, pada akhir latihan, jet tempur dan pembom tanpa awak IRGC akan membombardir target yang telah ditentukan.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran, Ahmad Vahidi, mengumumkan kemajuan pengembangan dan pembuatan sistem pertahanan rudal dari Rusia S-300. Rudal itu dikembangkan dengan nama Bavar (Kepercayaan) 373. Militer Iran mengklaim hasil pengembangan itu lebih hebat dari S-300 Rusia.

Iran telah menandatangani kontrak senilau US800 juta dengan Rusia pada 2007 untuk mendapatkan sistem pertahanan rudal. Lima S-300PMU telah dikirim ke Teheran. Namun, pada 22 September 2010, Rusia menghentikan pengiriman itu karena larangan sebagaimana tertera pada Resolusi PBB tahun 1929.


Sumber: VIVAnews

Wakil Ketua Komisi I Kaget Kemenhan Sudah Sepakati 100 Leopard


Pembicaraan pengadaan itu belum final

Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, mengaku kaget terhadap pernyataan Kementerian Pertahanan, yang sudah sepakat melaksanakan pengadaan 100 tank Leopard dari Jerman.


Selama ini, Tubagus dan Fraksi PDI Perjuangan memang paling getol menyuarakan penolakan atas rencana itu.


Menurut PDI Perjuangan, proses pengadaan itu kurang transparan. Selain itu, PDI Perjuangan juga menilai Indonesia tak membutuhkan tank berat demikian, namun tank kecil dan lincah seperti yang diproduksi oleh PT.Pindad.


"Saya terkejut ada pengumuman yang disampaikan oleh Kemenhan itu. Saya memang pernah dihubungi lewat telepon tapi tidak membahas itu. Yang dibahas adalah yang lain, soal usulan pengadaan pindah dari Belanda ke Jerman," kata Hasanuddin di Jakarta, Selasa (3/7).


Bagi DPR, lanjutnya, pembicaraan pengadaan itu belum final.


Sebab belum ada penjelasan soal dampak Alutsista terhadap politik luar negeri terkait embargo, apakah pembelian alutsista berdampak tehadap perkembangan alutsista di dalam negeri, dan transparansi serta akuntabilitas pembelian itu.


"Sampai sekarang ini belum detail, masih pro dan kontra di DPR khususnya di Komisi I," kata Tubagus.


Namun, dia juga mengaku bisa saja ada persetujuan dari sejumlah Komisi I DPR, yang diundang ke Jerman dan Belanda beberapa waktu lalu.


Dari catatan yang ada, rombongan itu dipimpin Hayono Isman, Politisi Partai Demokrat.


"Kita belum diberi laporan secara rinci soal itu," kata Tubagus

Sumber: BERITASATU

Minggu, 01 Juli 2012

AS Luncurkan Satelit Mata-mata dan Rudal PencegatBaru


VIVAnews – Amerika Serikat sukses meluncurkan roket tak berawak, Delta IV, dari Kepulauan Canaveral, Florida. Roket ini membawa satelit mata-mata Amerika Serikat terbaru.

Peluncuran roket sebelumnya sempat ditunda akibat cuaca buruk. Namun Roket Delta IV berisi satelit mata-mata itu akhirnya dapat mengorbit secara mulus.

Pemerintah Amerika Serikat hingga saat ini masih merahasiakan misi dan kemampuan satelit mata-mata generasi terbaru itu. Satelit mata-mata ini merupakan yang kedua kali diluncurkan Amerika Serikat dalam dua pekan terakhir.

Satelit mata-mata pertama dikirim pada 20 Juni 2012 dengan menggunakan roket Atlas V. Roket-roket tersebut merupakan buatan Boeing dan termasuk roket terbesar yang pernah dibuat Boeing.

   Rudal Pencegat Terbaru AS Sukses Diuji

VIVAnews - Amerika Serikat berhasil melakukan uji coba rudal pencegat terbarunya. Namanya, Raytheon Standard Missile-3.
Pada uji coba September tahun lalu, rudal ini gagal mencegat target. Namun, kali ini rudal Raytheon sukses menghadang rudal berjangkauan menengah.
AS akan mengembangkan rudal versi terbaru ini pada 2020. Pengembangan rudal ini ditujukan untuk mengantisipasi serangan rudal berhulu ledak nuklir atau bahan kimia dan biologi dari Iran maupun Korea Utara.
AS berencana menempatkan rudal ini di kawasan Eropa. Rudal baru dengan nama Block-B akan ditempatkan di wilayah Rumania, baik di darat maupunn di laut.
 

Smber: VIVAnews

Pejabat AS Akui Jet Tempur Turki Langgar Wilayah Suriah

Wall Street Journal mengutip keterangan beberapa pejabat intelijen dan keamanan Amerika Serikat, melaporkan bahwa jet tempur Turki ditembak jatuh di wilayah udara Suriah.
 
Hal ini bertentangan dengan klaim-klaim Ankara, yang menyatakan bahwa jet tempur Turki ditembak di wilayah internasional.  
 
Harian tersebut, Sabtu (30/6) menulis, para pejabat Turki setelah peristiwa itu, mengerahkan tank dan kendaraan lapis bajanya ke perbatasan Suriah. Mereka mengklaim bahwa jet tempur F-4 Turki ditembak di wilayah udara internasional dan jatuh di perairan Suriah!
 
Sementara Damaskus menegaskan bahwa jarak tembak maksimal rudal anti-pesawat Suriah tidak melebihi 2,5 kilometer dan sama sekali tidak mampu menargetkan pesawat yang terbang di langit internasional.
 
Di pihak lain, seorang pejabat senior militer AS yang tidak ingin disebutkan namanya, secara implisit membenarkan pernyataan Damaskus dan kepada koran Wall Street Journal, mengatakan sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa jet tempur Turki jatuh dengan rudal dari darat ke udara.
 
Pejabat AS itu menjelaskan, penggunaan rudal anti-pesawat untuk menjatuhkan F-4 menunjukkan bahwa jet tempur Turki sedang terbang rendah dan dengan kecepatan minimal, meskipun Suriah memperkirakan kecepatan jet tersebut berkisar 480 mil/jam.
 
Sementara itu, sejumlah pakar militer juga menegaskan bahwa tipe F-4 yang jatuh di Suriah biasanya digunakan untuk kegiatan mata-mata dan identifikasi.
 
Beberapa ahli bahkan berbicara tentang kemungkinan uji coba sistem pertahanan Suriah oleh Turki.

Sumber:  Irib

Iran Ungkap Temuan Baru Pesawat Siluman AS

 
Menteri Pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi mengatakan, Iran telah memperoleh akses ke rincian baru dari pesawat tanpa awak Amerika Serikat RQ-170, yang dibajak tahun lalu.
 
Dia mengatakan, pembedahan sedang dilakukan terhadap pesawat tanpa awak AS untuk memperoleh informasi baru dan data teknis. Namun, kami tidak punya rencana untuk merilisnya ke publik. Demikian dilaporkan IRNA, Ahad (1/7).
 
Berbicara tentang protes Iran kepada Rusia karena penolakan Moskow untuk menyerahkan sistem pertahanan rudal S-300 ke Tehran, Vahidi menuturkan, badan-badan hukum internasional sedang mempelajari kasus ini dan sebuah kewajaran jika membutuhkan waktu lama bagi institusi internasional.
 
Pada kesempatan itu, Vahidi juga menyinggung masalah keamanan di Teluk Persia dan mengatakan, Iran sejauh ini menjadi satu-satunya penjamin keamanan di kawasan itu dan akan menghadapi semua pihak yang membahayakan perairan tersebut.
 
Vahidi mencatat bahwa Iran sangat sensitif terhadap Selat Hurmuz dan memantau dengan teliti atas setiap perkembangan di sana. 


Sumber : Irib