Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Sabtu, 07 April 2012

TNI AU Ngebet Beli Simulator Sukhoi



Negara yang dijajaki untuk pembelian simulator Sukhoi adalah : Rusia, China, dan Kanada (photo : Kaskus Militer)

Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan selain membeli Sukkoi sebanyak 6 unit dari Rusia, rencananya Indonesia juga membeli simulator jet tempur jenis medium tersebut di tahun ini. Pembelian simulator untuk menghemat pengeluaran operasional Sukhoi dan jaminan keselamatan pilot selama operasional.

"Setidaknya, dana yang harus dikeluarkan untuk 1 jam latihan Sukhoi mencapai Rp 500 juta," kata Sufaat kepada wartawan di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, Sabtu (7/4).

Dengan pembelian simulator akan menekan angka pengeluaran operasional Sukhoi. Harga simulator berkisar 35 juta dolar AS.

"Harga simulator adalah setengah harga dari Sukhoi. Harga Sukhoi berkisar 50 hingga 60 juta dolar AS per unit," lanjutnya.

Hingga sekarang TNI AU masih belum menentukan pilihan akan membeli di negara mana. "Kami menjajaki, beli simulator dari Rusia, China, atau dari Kanada. Ada beberapa sumber dan kami akan cari yang terbaik, pertimbangannya adalah bahasa juga," terangnya.

Selain itu, pengadaan simulator Sukhoi juga solusi terbaik dalam mencetak pilot handal daripada mengirimkan pilot Indonesia belajar di luar negeri. "Kelemahannya mereka tahu kemampuan penerbang Indonesia," ucapnya serius.

Saat ini, TNI AU sudah memiliki beberapa simulator pesawat. Dua diantaranya adalah F16 dan Hercules.[has]

Korsel Buru 4 Kapal Selam Korut

SEOUL-(IDB) : Korea Selatan (Korsel) dikabarkan melakukan perburuan terhadap empat buah kapal selam milik Korea Utara (Korut). Sebelumnya kapal selam itu diktahui menghilang setelah meninggalkan pangkalannya.

Hingga saat ini, Korsel masih yakin, Korut-lah yang menenggelamkan kapal perang miliknya dua tahun yang lalu. Sementara itu, militer Korsel melaporkan empat kapal selam Korut bersembunyi di dasar laut guna menyelamatkan diri dari lacakan radar Korsel.

Selain itu, muncul pula laporan yang menyebutkan bahwa Korut mulai menggelar latihan perang terhadap armada kapal selamnya karena cuaca di Semenanjung Korea mulai menghangat. Korsel pun akhirnya mempersiapkan diri untuk mewaspadai serangan dari negara tetangganya. Demikian seperti diberitakan ABC, Kamis (5/4/2012).

Perseteruan Korsel dan Korut tampak makin memanas belakangan ini, ditambah lagi dengan rencana Korut yang hendak meluncurkan satelit pada April ini. Tak hanya Korsel yang khawatir akan peluncuran roket itu, negara-negara di kawasan Asia juga menanggapi peluncuran roket itu dengan keras.

Beberapa negara tampak mempersiapkan alutsistanya yang sanggup menghantam satelit negeri komunis tersebut.

Di tengah perselisihan itu, Rusia kembali mengingatkan negara-negara di dunia ini agar tidak menggunakan emosinya dalam menekan Korut. Negeri Beruang Merah itu juga khawatir akan peluncuran satelit Korut yang dinilai melanggar aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun Rusia tidak pernah memberikan ancaman-ancaman terhadap Korut dengan menggunakan kekuatan militernya.

Sumber : Okezone

Kazakhstan Jajaki Kerjasama dengan PT DI


Kerjasama dengan Kazakhstan termasuk opsi pembelian pesawat produksi PT DI. (photo : Airbus Military)
Bandung (ANTARA News) - Kazakhstan menjajaki kerja sama strategis industri penerbangan dengan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), termasuk opsi pembelian sejumlah pesawat produksi industri dirgantara Indonesia.

"Persiapan kerja sama itu telah diawali dengan peninjauan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Kayrat Sarybay, bersama rombongannya ke PTDI awal minggu ini," kata Kepala Humas PTDI Rakhendi Triyatna di Bandung, Kamis.

Menurut dia, Sarybay mengunjungi PTDI pada Selasa (3/4) untuk mempersiapkan agenda pembicaraan RI-Kazakhstan saat pemimpin negara itu, Nursultan Nazarbayev, datang ke Indonesia bulan ini.Ia mengatakan, Kazakhstan menyatakan tertarik dengan paparan PTDI tentang kemampuan dan kompetensi dalam membuat pesawat terbang dan berbagai jenis persenjataan.

Pada kesempatan itu, katanya, badan usaha milik negara bidang industri pertahanan lain juga menyampaikan presentasi masing-masing, termasuk PT Pindad, PT Dahana, PT LEN Industri dan PT INTI.(E004)


Jumat, 06 April 2012

Six EC725 Combat SAR for Indonesian Air Force was Signed Between PT DI and Eurocopter



EC-725 Combat SAR helicopter (photo : Eurucopter)

Eurocopter to supply six EC725 combat search and rescue helicopters to PT Dirgantara Indonesia for customization and delivery to Indonesian Air Force

A contract is signed today between Eurocopter and PT Dirgantara Indonesia/Indonesian Aerospace for the supply of six EC725. To be received in 2014, Indonesian Aerospace will customize and deliver these combat search and rescue configured helicopters to the Indonesian Air Force under a contract signed with the Indonesian Ministry of Defence last month.

The aircraft, for delivery from Eurocopter starting in 2014, will be shipped to Indonesian Aerospace's facility in Bandung, West Java, Indonesia, where they will be reassembled and customized before delivery to the Indonesian Air Force under a contract signed, between the Ministry of Defence and Indonesian Aerospace, on 12th March 2012. The EC725, a combat-proven multi-role helicopter in the 11-ton class, was selected by the Air Force in 2011 to meet its requirements for a Combat Search and Rescue capable helicopter fleet.

"The selection of the EC725 by the Air Force is a renewed demonstration of the confidence that the Indonesian Air Force has in the Super Puma family of helicopters and enables Eurocopter to further strengthen its long standing relationship with Indonesian Aerospace relating to the Super Puma family," said Olivier Lambert, Eurocopter’s Senior Vice President for Sales and Customer Relations.

The EC725, a member of Eurocopter's successful Super Puma/Cougar family, will further extend Indonesian Aerospace's involvement with the type. As well as building several SA330 Puma and AS332 Super Puma under license in Bandung for the Air Force, Indonesian Aerospace has held a contract with Eurocopter since 2008 for the manufacture of EC225 and EC725 tail booms and complete airframe assemblies.

"This contract for the EC725 will propel Indonesian Aerospace into a new era of co-operation with Eurocopter, enhancing the company's capabilities at the forefront of rotorcraft technology," stated Budi Santoso, President Director of Indonesian Aerospace.

The twin-engine EC725/EC225 rotary-wing aircraft family features high-performance navigation and mission systems, including a unique digital four-axis autopilot. Offering excellent flight autonomy, this powerful machine is also great for tactical transport as it has a large cabin with seating for 25 persons. As a result, the EC725 military version and its EC225 civilian/parapublic variant have become the reference for civil and military search and rescue, off-shore and passenger transport missions around the world.

Menjelang Puncak HUT TNI AU Persiapan Demo Udara Terus Dimatangkan

JAKARTA-(IDB) : Persiapan untuk pelaksanaan demo atau atraksi udara terus dimatangkan menjelang puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) TNI Angkatan Udara ke-66 pada 9 April 2012, melibatkan 64 unit pesawat terbang dari berbagai jenis.

Persiapan tidak saja di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, tempat acara dipusatkan, tapi juga di Lanud pendukung, seperti Husein Sastranegara, Bandung. Proses persiapan sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu, baik di tempat gladi terpusat maupun pendukung, dan hari Sabtu (7/4) akan digelar gladi bersih terpusat untuk atraksi pada Senin (9/4).

Kaurpenpasum Pentak Lanud Husein Sastranegara Lettu Sus Dani Kusdani, melalui pesan elektronik di Jakarta, Jumat mengatakan, dalam rangka persiapan demo udara HUT TNI Angkatan Udara ke-66, Lanud Husein Sastranegara mendukung kegiatan gladi demo udara.

Gladi dipimpin Langsung Komandan Lanud Husein Sastranegara Kolonel Penerbang Umar Sugeng Hariyono.

Kegiatan itu melibatkan beberapa tipe pesawat TNI Angkatan Udara seperti, sepuluh pesawat C-130 Hercules, tiga pesawat Boeing-737, CN-235, dan Casa-212. Setiap personel dipesan untuk memperhatikan keselamatan terbang dan kerja.

"Latihan hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

Selain itu, juga telah dilakukan survei rute jelang pelaksanaan gladi terpusat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Survei dilakukan Asisten Operasi Panglima Koopsau I Kolonel Pnb Ismed dengan menggunakan pesawat Helikopter EC-120 B Colibri HL-1205 dari Skadron Udara 7 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Pesawat diterbangkan Captain-Pilot Lettu Pnb Antonius dan Co-Pilot Lettu Pnb Nodhi Bayu. Pesawat ini dipilih karena memiliki kelebihan yang bisa mendukung kegiatan survei.

Captain-Pilot Lettu Pnb Antonius, mengatakan Pesawat Heli Colibri memiliki kelebihan tersendiri, dengan bentuk dan keunikan ini para awak pesawat memiliki jangkauan pandangan yang lebih jauh dibandingkan dengan jenis pesawat lainnya.

Penerbangan itu selain untuk pengecekan rute, juga untuk "holding" dan "check point". Kegiatan juga diikuti Letkol Pnb Yani Amirullah selaku Staf koordinator Demo Udara pada peringatan HUT TNI Angkatan Udara kali ini.

Sumber : Antara

Ekspor Persenjataan Indonesia Terhambat Regulasi

BANDUNG-(IDB) : Produk persenjataan militer yang dihasilkan Indonesia kian diminati pasar luar negeri. Namun sayangnya ekspor produk persenjataan Indonesia yang dihasilkan oleh PT.Pindad ke sejumlah negara kerap menemui hambatan dari sisi aturan hubungan antarnegara.

”Kerja sama sudah semakin luas tapi yang namanya ekspor produk persenjataan itu tidak mudah. Karena harus melalui proses government to government (G to G) apakah itu terkait interkoneksi atau pengaturan budgeting,” ujar Kepala Divisi Persenjataan PT Pindad, Ade Bagja usai pertemuan dengan sejumlah perwakilan negara sahabat di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4).

Sejumlah kendala itu menyebabkan proses ekspor memakan waktu hitungan bulan atau tahun. Padahal jelas Ade, kemitraan yang dijalin PT. Pindad saat ini telah mencapai level negara Asia, Amerika hingga Eropa.

”Pasar kami di luar negeri beberapa sudah berjalan baik seperti di kawasan Asia Tenggara, Australia dan Amerika,” katanya.

Produk persenjataan buatan Indonesia yang banyak diminati pasar asing itu antara lain untuk tipe Senapan Serbu (SS) II dan Panser Anoa 6 x 6.

Ade menambahkan, Pindad saat ini juga telah berhasil memproduksi tipe terbaru dari jenis senjata SS II tersebut. Perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga tengah mengembangkan produksi kendaraan tempur dan taktis.

”Pengembangan kendaraan tempur sedang dilakukan. Untuk itu kami juga sudah mempunyai prototipe kendaraan taktis 4 x 4,” katanya.

Sumber : Jurnas

PT. DI Bidik Pasar Afrika dan Amerika Selatan

CN-235 PT. DI untuk Senegal
JAKARTA-(IDB) : Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam industri penerbangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) mulai melebarkan sayap untuk memasarkan produksinya ke negara-negara Afrika dan Amerika Selatan.

Direktur Aerostruktur PTDI, Andi Alisjahbana, menyatakan upaya itu tak terlepas dari kemampuan yang dimiliki PTDI dalam memelihara pesawat jenis CASA. "Kami sudah mulai misalkan ke Afrika sudah ada pembeli dari Senegal dan Burkina Faso. Termasuk di Amerika Selatan yaitu Suriname sudah ada yang minat. Karena di wilayah itu juga banyak pesawat CASA yang berasal dari Spanyol dan kami sanggup memeliharanya," ujar Andi di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (5/4).

Selama ini, produk pesawat yang dihasilkan perusahaan yang dulunya bernama PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) ini banyak diminati konsumen di tiga negara di Asia. "Banyak pembeli itu dari Malaysia, Thailand dan Korea Selatan," katanya.

Andi mengakui, pasar terbesar PTDI tetap berasal dari pemerintah seperti Kementerian Pertahanan dan Polri. Namun Andi meyakini, penjualan produk PTDI akan terus meningkat.

Untuk tiga tahun ke depan saja ungkap dia, PTDI telah membukukan pesanan (order book) sebesar US$1 miliar. "Order book sudah mencapai US$1 miliar untuk periode 2012-2014 dan terdiri dari berbagai macam pesanan," katanya.

Sumber : Jurnas

Rabu, 04 April 2012

Menhan : Indonesia Tahun 2015 Mempunyai 5 Kapal Selam

SERANG-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan, Indonesia akan menambah tiga kapal selam dari dua yang sudah ada saat ini dalam upaya pengamanan wilayah laut Indonesia.

"Sekarang kapal selam yang ada dua, kita akan tambah lagi tiga kapal selam yang sekarang masih dipesan di Korea. harapannya 2015 sudah bisa beroperasi," kata Purnomo Yusgiantoro usai menerima Brevet Hiu Kencana di Kapal Selam KRI Nanggala-402 di Perairan Selat Sunda di Cilegon, Banten, hari ini.

Ia mengatakan, ada tiga kapal selam yang sedang diorder di Korea untuk melengkapi jumlah kapal selam yang dimilki Indonesia. Sehingga, target pada Tahun 2015 Indonesia sudah memiliki lima kapal selam dalam upaya memperkuat pengamanan wilayah maritim Indonesia termasuk memperkuat kapal-kapal Angkatan Laut yang dipermukaan.

Sementara itu Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, kapal selam yang dipesan Indonesia di Korea ada tiga dengan harapan setelah 2014 sudah diterima satu kapal, selanjutnya satu lagi kapal selam diharapkan bisa dioperasikan pada awal 2015 dan tahun selanjutnya satu kapal dikerjasamakan dengan Korea.

Dengan demikian, target hingga 2015 jumlah kapal selam yang dimiliki Indonesia menjadi lima.

"Harapan kita 2015 kita sudah memiliki lima kapal selam yang siap dioperasikan," kata Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno saat mendampingi Menhan Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Jendral Pol Timur Pradopo dan Kasad Jendral TNI Pramono Edhie Wibowo usai menerima kehormatan Brevet Hiu Kencana.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menyematkan brevet kehormatan Hiu Kencana kepala Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kapolri Jend Pol. Timur Pradopo dan Kasad Jend TNI Pramono Edhie Wibowo.

Penyematan brevet kehormatan Hiu Kencana tersebut, dilaksanakan dalam upacara militer yang berlangsung di kapal selam KRI Nenggala-402 pada kedalaman 45 meter di bawah permukaan laut perairan Selat Sunda, Banten.

Sumber : Antara

Berita Foto : Penyematan Brevet Hiu Kencana


Komandan kapal selam KRI Nenggala-402 Kol (Laut) Purwanto (kiri) menyematkan brevet kehormatan Hiu Kencana kepada Menhan Purnomo Yusgiantoro (kedua kiri), Kapolri Jenderal Timur Pradopo (tengah) dan KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kanan) di kapal selam KRI Nanggala 402 yang menyelam di kedalaman 45 meter di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4). Selain sebagai bentuk penghargaan kepada para pejabat terkait, penyematan brevet juga dimaksudkan sebagai bentuk pengokohan soliditas TNI/Polri.


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) berbincang dengan KSAL Laksamana TNI Soeparno (kiri) ketika meninjau ruang kontrol Kapal Selam KRI Nenggala 402, yang berlayar di kedalaman 45 meter di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4). Kapal tersebut baru saja dioperasikan kembali setelah diperbaiki secara total di Korea Selatan dengan kemampuan membawa beberapa senjata strategis seperti torpedo, ranjau laut, serta rudal laut ke darat.


Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (kanan) disaksikan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) memegang monitor periskop di ruang kontrol Kapal Selam KRI Nenggala 402 saat berlayar di kedalaman 45 meter di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4). Kapal yang baru mengalami moderenisasi tersebut kembali dioperasikan dengan kemampuan membawa senjata strategis seperti torpedo, ranjau laut, serta rudal laut ke darat.


Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono (kanan) bersama Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro (tengah) dan KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (kiri) berada di kapal selam KRI Nenggala 402 saat berlayar di kedalaman 45 meter di Selat Sunda, Banten, Rabu (4/4). Menhan berencana membeli dua kapal selam untuk menambah tiga unit yang sudah ada dan pembelian terbesar diproyeksikan tahun 2014 dengan menambah 10 kapal selam baru bertenaga nuklir.

Sumber : Antara

Hasil Rapat Kerja Komisi I Di DPR RI Dengan High Level Committee

JAKARTA-(IDB) : Laporan   hasil rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI tanggal 26 Maret 2012 sebagai berikut : 

a. Peserta Rapat

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) selaku Ketua HLC, Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksmana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP Sekjen Kemhan, Marsdya TNI, Eris Herryanto dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI.

b. Materi Rapat

1) Pengadaan Pesawat Shukoi

Pihak Pemerintah memberikan penjelasan tentang pengadaan pesawat Shukoi, dijelaskan oleh Ketua HLC kepada anggota Komisi I DPR bahwa, Kontrak pengadaan pesawat Shukoi ini belum efektif maka belum ada pengeluaran dana dari kas negara. 

Selain itu posisi dari pengadaan pesawat Shukoi ini menunggu persetujuan pencairan tanda bintang oleh DPR. Terdapat hal-hal yang menyangkut administrative yang dilakukan oleh pengguna baik itu TNI AU sampai dengan Mabes TNI merupakan suatu pengantar surat yang tidak ada korelasinya dengan proses di kementerian, karena prinsip yang digunakan pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan pinjaman pemerintah yang dilakukan adalah menggunakan koridor Government To Government dan Government To Producen

Khusus pengadaan Shukoi Kemhan tidak mempunyai hubungan lain selain dengan Rosobron Export sebagai institusi pemerintah Rusia yang ditugasi untuk menjual barang Militer buatan Rusia yang dijual ke luar negeri. Pengadaan pesawat Shukoi ini menggunakan State Credit merupakan Shoping list yang didalamnya tidak terdapat pesawat Shukoi, karena pemerintah tidak mengakomodasi shukoi melainkan pengadaan kapal selam. 

Didalam penggunaan State Credit ini dapat digunakan setinggi-tingginya 1 Milyar US Dolar. Tetapi Kemhan tidak membeli kapal selam sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan lain, maka ada sisa 700 Juta US Dolar. Kemhan telah mengajukan rekomendasi hasil sisa 700 Juta Dolar ini dapat membeli Shukoi, tetapi hal ini tidak disetujui oleh Federal Service on Military Technical Coorporation di Rusia. Maka pengadaan shukoi ini tetap menggunakan Kredit Komersial biasa. Tetapi pengadaan dari suku cadang dari pesawat Shukoi ini dapat menggunakan State Credit dari Rusia tersebut.

2) Pengadaan 3 Unit Multi Role Light Fregat (MRLF)

Statusnya adalah satu proses usulan dalam memenuhi kebutuhan alutsista bergerak hingga 2014 sebagai alternatif pengganti pengadaan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) dan Kapal Selam yang tidak dapat selesai pada tahun 2014. Maka dilaksanakan suatu oberservasi dan perlu pendalaman tekhnis.  Pengadaan ini tidak melalui proses Transfer of Technology. Posisi kapal ini di Inggris dan hasil observasi di TNI, TNI AL, Kemhan dinyatakan layak operasional dan kondisi baru


3) Pengadaan Main BattleTank (MBT) Leopard

Belum dilaksanakan penawaran antara pihak penjual (pemerintah Jerman) dan pembeli (pihak Kemhan RI). Telah diadakan oberservasi spesifikasi tekhnis dan berbagai kajian teknis dan taktis serta kajian kondisi medan yang ada di Indonesia, maka telah di simpulkan bahwa pengadaan MBT diharapkan RI bisa membeli Leopard. 

Status didalam pengadaan ini terdapat dua alternatif, Pertama G to G dengan pemerintah Belanda, dimana Tekhnis penjulan ini dengan Kedua Kementerian Pertahanan. Kemudian hal ini diteruskan dengan penentuan titik harga, dimana pembayaran ini dilakukan antara Kemku RI dengan Kemku Belanda. 

Namun masih memerlukan fase soliditas antara pemerintah dan parlemen Belanda, diharapkan awal April telah mendapatkan kepastian baik itu dari pemerintah Belanda maupun dari persetujuan dari DPR RI. Kedua, Pemerintah dengan  pabrikan, seperti diketahui Jerman adalah Original Manufacture maka pemerintah akan membeli Tank pendukung dari Pabrikan di Jerman setelah diadakjan obeservasi oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), maka ini diperoleh kepastian bahwa produsen yang menjual yang terdiri dari persenjataannya dari Remental, kemudian Platform Infrastructure nya adalah KMW. 

Sedangkan mesinnya semuanya berasal dari Jerman. Pemerintah Jerman telah memberikan satu kepastian bahwa apabila manejemen dapat berjalan maka dukungan politik dari pemerintah Jerman ini dapat diberikan, maka ini dapat dijadikan suatu pembanding terhadap penggunaan Leopard yang digunakan oleh satuan angkatan darat Jerman.

4) Pengadaan Pesawat Tanpa Awak (UAV)

Status dari kontrak pengadaan dari 4 Unit pesawat tanpa awak belum efektif, belum ada dana yang keluar dari Negara, posisinya masih menunggu pencairan tanda bintang dari DPR RI. 

Pembelian UAV adalah pemikiran sebelum tahun 2004 dan baru masuk kedalam kegiatan dan perencanaan alokasi Pinjaman Luar Negeri (PLN) pada tahun 2005 -2009. Pesawat ini dibuat oleh perusahaan integrator dari Philipina dengan menggunakan (teknologi gabungan dari Italia mesin) dan Israel (Teknologi Surveillance).

Pengadaan pesawat tanpa awak senilai 16 Juta US Dolar apabila kita bisa menyutujui dan sampai kepada kontrak efektif akan menerima dalam waktu 18 bulan setelah kontrak efektif.

c. Mekanisme Rapat

1) Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI yang bersifat terbuka untuk umum dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Sjafrie Sjamsoeddin, Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI, Pramono Edhie Wibowo, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksmana TNI Soeparno, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, SIP Sekjen Kemhan, Marsdya TNI, Eris Herryanto dan sejumlah Anggota Komisi I DPR RI.

2) Agenda Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI ini khusus membahas, pertama, rencana Modernisasi Alutsista dalam rangka kebutuhan TNI 2014 dengan menggunakan Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) atau Pinjaman Luar Negeri (PLN). Kedua, penyampaian penjelasan dari pihak pemerintah dalam hal  ini diwakili oleh Wakil Menteri Pertahanan sekaligus selaku Ketua High Level Committee (HLC) kepada Komisi I DPR RI mengenai dinamika dalam perencanaan pengadaan Alutsista TNI.

3) Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI di buka secara resmi oleh Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq.

4) Pada kesempatan Raker Komisi I DPR tersebut, Wamenhan atau ketua HLC memberikan penjelasan terhadap tugas HLC didalam melaksanakan rencana program pengadaan Alutsista dalam rangka mendukung kebutuhan alutsista TNI untuk jangka waktu 2010-2014, dan penjelasan atau klarifikasi seputar pengadaan beberapa alutsista seperti pesawat tempur Shukoi.

d. Kesimpulan Rapat

1) Komisi I DPR RI mendukung daftar pengadaan  Alutsista TNI TA. 2010-2014 yang sumber pembiayaannya di alokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014 sebesar USD 5,7 Miliar.

2) Komisi I DPR RI menerima dan memahami penjelasan mengenai dinamika dalam perencanaan pengadaan Alutsista TNI, namun demikian Komisi I DPR RI memberikan saran/masukan sebagai berikut:
        
    a) Mengupayakan dilakukannya amandemen terhadap daftar State Loan Agreement Tahun     2007 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Federasi Rusia, sehingga pengadaan 6 unit Sukhoi SU-30 MK2 dapat menggunakan skema pembiayaan State Credit.

   b) Memperhitungkan dengan cermat kondisi dan spesifikasi, dislokasi serta proyeksi biaya pemeliharaan dan perawatan dalam pengadaan MBT Leopard 2A6.

    c) Memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak (UAV) terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI.

   d) Memastikan kelayakan pembelian 3 unit kapal perang kelas Multi Role Light Fregat (MRLF) oleh TNI AL.

3) Komisi I DPR RI mendesak Kemhan/TNI untuk terus melakukan pembenahan terhadap sistem adminstrasi dalam pengadaan Alutsista TNI.

4) Sehubungan dengan kesimpulan Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menhan, Menkeu, dan Meneg PPN/Kepala Bappenas  tanggal 30 Januari 2012, Komisi I DPR RI akan menyelesaikan pembahasan terkait permohonan pencabutan dana bertanda bintang untuk pengadaan barang/jasa melalui PHLN/KE, sebelum penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2011 – 2012.

Sumber : DMC

Selasa, 03 April 2012

Rusia Kerahkan Varyag untuk Latihan dengan China

VLADIVOSTOK-(IDB) : Empat kapal perang Rusia, termasuk kapal penjelajah berpeluru kendali Varyag, akan dikirim untuk mengikuti latihan perang laut dengan China, akhir bulan ini. Rusia juga akan mengirim pesawat tempur, helikopter, kapal suplai, dan pasukan infanteri angkatan lautnya.

Armada Pasifik Rusia, yang berpangkalan di Vladivostok, menyatakan, Selasa (3/4/2012), AL Rusia akan mengirimkan sedikitnya empat kapal perang utama, termasuk Varyag dan tiga kapal besar antikapal selam, dalam latihan yang akan berlangsung di Laut Kuning, 22-29 April mendatang.

Secara keseluruhan, lebih dari 20 kapal perang dan kapal suplai dari Rusia dan China akan mengikuti latihan tersebut. Latihan militer kedua negara sudah berlangsung sejak 2005 di bawah payung Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Sumber : Kompas

Filipina: Soal Laut China Selatan, ASEAN Harus Satu Suara

PHNOM PENH-(IDB) : Negara-negara anggota ASEAN harus memiliki satu suara dalam menyusun kode etik yang bertujuan meredakan ketegangan di Laut China Selatan sebelum berbicara dengan China, kata Presiden Filipina Benigno Aquino, Selasa (3/4/2012).

Aquino menyampaikan pada para pemimpin negara-negara ASEAN lainnya bahwa landasan dari kode etik yang diusulkan harus bersifat "internal" pada negara-negara blok regional itu, demikian pernyataan yang dirilis kementerian luar negeri Filipina.

"Sangat penting bagi kita untuk menjaga sentralitas ASEAN," kata Aquino pada KTT tahunan ASEAN yang digelar di Phnom Penh, Kamboja.

"Setelah ASEAN menyelesaikan kode etik, kemudian negara-negara ASEAN akan bertemu dengan China," tegas Aquino.

Menurut Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario, ada "ketidaksepakatan besar" dalam sesi sebelumnya, ketika Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan mengumumkan bahwa China akan diundang untuk ambil bagian dalam penyusuan kode etik.

"Kami katakan, kami dengan senang hati mengundang China, namun hal itu seharusnya dilakukan setelah kode etik disepakati (oleh ASEAN). Menurut saya, kita harus menjadi majikan dari nasib kita sendiri dalam hal kode etik ini," papar del Rosario kepada pers. Menlu Filipina itu menambahkan, Vietnam juga sependapat dengan hal itu.

Dikatakannya, akan sangat sulit bagi ASEAN "yang bertindak dengan konsensus" untuk memaksa kesepuluh anggotanya untuk menerima usulan melibatkan China dalam menyusul kode etik.

"Saya yakin kita memerlukan konsensus jika mereka ingin mewujudkannya (mengundang China) dan tidak akan ada konsensu," lanjutnya.

"Kami mencoba secepat mungkin (menyelesaikan kode etik), tapi kami yang kami tolak adalah mengundang China dalam penyusunan kode etik dan pengambilan keputusan," jelas del Rosario.

Saat ditanya negara mana saja yang menginginkan keterlibatan China, del Rosario menjawab, "Saya rasa Kamboja termasuk di antaranya."

Saat ini Kamboja mendapat giliran untuk memimpin ASEAN.

Selama kepemimpinan Indonesia tahun lalu, ASEAN dan China bersepakat untuk membuat panduan bagi usulan kode etik. Langkah ini kemudian mengakhiri kebuntuan yang telah berlangsung selama sembilan tahun.

Kode etik tersebut dicita-citakan sebagai dokumen yang memiliki kekuatan hukum yang bertujuan mencegah insiden-insiden kecil di Laut China Selatan agar tidak menjadi konflik besar, yang bisa mengundang keterlibatan kekuatan besar seperti Amerika Serikat.

Anggota ASEAN seperti Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam serta China dan Taiwan yang bukan anggota saling mengklaim wilayah Laut China Selatan, sebuah jalur bagi lebih dari sepertiga perdagangan dunia dan separuh lalu lintas minyak dan gas.

Filipina dan Vietnam menuduh China secara agresif menegaskan kepemilikan atas wilayah perairan itu dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu AS memiliki "kepentingan nasional" agar jalur perkapalan itu bebas dan terbuka. 

Sumber : Kompas

Analisis : Mewaspadai Halaman Belakang Rumah Kita

ANALISIS-(IDB) : Dinamika kawasan kiri kanan rumah besar kita benar-benar berkembang menuju sebuah persiapan menyusun strategi pertahanan kualitas gajah.  Kalau sebelumnya kita merasa konflik bertetangga hanya sebatas pelecehan teritori, misalnya dengan Malaysia  dan itu ada di wilayah halaman dalam dan depan rumah kita.  Maka setelah Darwin yang dipersiapkan sebagai pangkalan militer angkatan laut AS dan kemudian pulau  Kokos (Keeling) milik Australia yang berada di barat daya Jawa juga dipersiapkan sebagai pangkalan militer AS, maka kita tidak lagi sekedar “bermain” di halaman dalam rumah kita.  Kita harus mewaspadai halaman belakang yang selama ini seperti kosong melompong tak berpenghuni.

AS memang sedang mempersiapkan kekuatan militernya di Asia Pasifik untuk menghadapi kekuatan militer Cina yang berkembang pesat.  Cina sudah mempunyai target bahwa tahun 2020 nanti merupakan tahun kecemerlangan militernya karena pada saat itu sudah tersedia kekuatan laut dan udara yang berkemampuan ekspansi dan terkuat di kawasan Asia Pasifik.  Lebih dari itu, Cina mempunyai ambisi untuk menguasai sumber energi fosil yang tersimpan di Laut Cina Selatan (LCS).  Maka klaimnya jelas dengan mempertunjukkan sejarah dinasti Cina yang katanya menguasai seluruh kawasan LCS sehingga itu menjadi hak Cina dengan mengumumkan peta lidah naga yang menjulur sampai perairan Natuna milik Indonesia.

Sebagai pemilik hegemoni kekuatan militer di Asia Pasifik, AS tak mau posisi pemimpin klasemen kekuatan militernya digeser oleh Cina.  Padahal AS sudah memiliki kekuatan Armada ke 7 yang hilir mudik mengarungi Samudera Pasifik dan lenggang kangkung melewati ALKI 1 dan 2 Indonesia.  Itulah paranoidnya AS, selalu merasa terancam secara militer padahal sejatinya tak ada ancaman terhadap teritorinya yang jauh dari kemungkinan serangan militer skala besar seperti cerita sejarah PD I dan PD II, AS berperang jauh dari teritorinya sendiri.  Demikian juga dengan prediksi kekuatan ekonomi Cina sudah memberikan peta jalan bahwa Cina akan menjadi kekuatan ekonomi nomor satu dunia setelah tahun 2020.  AS semakin cemas saja apalagi Cina tak bisa didikte dengan kerjasama ekonominya dengan Iran yang berjalan terus.  Sanksi ekonomi AS bagi Cina adalah sebuah fatamorgana.
KRI A Yani Class mengawal Kapal Induk AS di jalur ALKI 1
Boleh jadi pembangunan pangkalan militer AS di pulau Kokos juga untuk menghadapi kekuatan militer India yang menggeliat dan mulai mengaum di kawasan Samudra Hindia. Padahal AS sudah memiliki Diego Garcia yang juga di kawasan barat Samudra Hindia.  Tetapi begitulah, merasa masih kurang saja mata, telinga dan tangan  yang dipersiapkan untuk menjaga hegemoni tadi.  Sehingga yang terjadi adalah persiapan membangun kekuatan militernya di kawasan yang nota bene ada di halaman belakang NKRI.  Masih ada lagi satu pulau yang bisa dijadikan jalur suplai dan bekal ulang yaitu pulau Natal milik Australia.  Pulau Natal (Christmas) sebenarnya paling dekat dengan Jawa dan selalu menjadi tempat tujuan pengungsi perahu yang datang bergelombang dari tempat singgahnya Indonesia.  Darwin, Natal dan Kokos sangat dimungkinkan “bersekutu” untuk memukul Cina dari selatan jika konflik LCS pecah.  Dan jalan untuk memukul itu sudah pasti melewati dan mengacak-acak teritori RI.

RI tentu harus menyikapi suasana dinamis ini dengan mempersiapkan kekuatan militer dan diplomasi politik yang lebih intensif. Oleh sebab itu mulai renstra 2015-2019 sudah harus direncanakan pengadaan armada laut dengan kekuatan KRI berkualfikasi Destroyer dan memperbanyak KRI  kelas Fregat.  Jangan sampai terjadi yang berpatroli di halaman belakang adalah KRI berkualitas KCR.  Bisa-bisa nanti Ratu Kidul mentertawakan kita.  Kondisi saat ini adalah tidak ada pangkalan AL yang berkualifikasi Lantamal di sepanjang selatan pulai Jawa.  Di pantai barat Sumatera hanya tersedia 1 Lantamal yaitu Teluk Bayur.  Dengan pangkalan Darwin dan Kokos maka jalur ALKI 1 (Selat Sunda) dijamin bakal lebih sering dilalui armada kapal perang AS, itu artinya secara militer Jakarta sangat dekat dengan ancaman.  Langit Jakarta berada dalam pengawasan pesawat intai tanpa awak AS.

Kekuatan kapal selam kita perlu ditambah dengan minimal 4 kapal selam kelas Kilo atau yang setara dengannya disamping tetap memperbanyak kapal selam kelas Changbogo.  Kapal selam kelas Kilo atau yang setara dengannnya diperlukan untuk mengawal perairan pantai barat Sumatera, selatan Jawa sampai laut Arafuru.  Demikian juga dengan adanya KRI berkualifikasi Destroyer, ada kekuatan pagar untuk menjaga kawasan laut dalam Indonesia.  Kekuatan udara kita juga harus diperkuat misalnya dengan menempatkan 1 skuadron jet tempur Sukhoi SU35 di pangkalan Suryadharma Subang.  Pangkalan ini sangat strategis untuk mengawal ibukota.  Sudah saatnya pangkalan ini dijadikan pangkalan utama TNI AU seperti Iswahyudi Madiun.  Diantara semua pangkalan udara yang memiliki skuadron tempur di Indonesia hanya Madiun yang terbebas dari penerbangan komersial.  Sekali lagi Lanud Kalijati Subang sangat strategis untuk dijadikan pangkalan jet tempur TNI AU.

AS dan Cina sedang mempersiapkan kekuatan otot militernya, akan tetapi banyak pelanduk yang berada di tengah kedua  raksasa ini.  Walaupun para pelanduk ini berada dalam rumah ASEAN namun polarisasi keberpihakan terasa auranya.  Filipina jelas berkiblat ke AS, demikian juga dengan Thailand dan Singapura walau kadarnya berbeda.  Vietnam benci Cina tapi tidak juga dekat dengan AS, maka Rusia mengambil kesempatan.  Kamboja, Laos dan Myanmar lebih dekat dengan Cina.  Malaysia dan Brunai lebih akrab dengan Inggris. Sedangkan Indonesia dekat dengan AS dekat pula dengan Cina.  Dan dari semua wilayah teritori anggota ASEAN Indonesia adalah yang terbesar dan di pinggir kiri dan kanan teritori itu sedang dipersiapkan adu kekuatan.

Pulau Kokos tidak sekedar dipersiapkan sebagai pusat skuadron pesawat tanpa awak AS untuk memantau gerak militer Cina.  Kalau hanya sekedar ini, Filipina dan Armada ke 7 AS sanggup melaksanakannya.  Letak Filipina jauh lebih dekat dengan LCS, demikian juga dengan Armada ke 7 yang selalu bergerak mendekat LCS.  Prediksi kita Kokos dipersiapkan AS sebagai pangkalan militer AU dan AL setara Guam.  Oleh sebab itu lebih cepat lebih baik kita mempersiapkan kekuatan militer, meneruskan program MEF dalam renstra kedua (2015-2019) dengan menghadirkan kekuatan pukul yang menggentarkan seperti kapal selam kelas Kilo atau yang setara dengannya, KRI destroyer dan jet tempur Sukhoi SU35.  Dengan anggaran 150 trilyun rupiah pada MEF tahap I ini kita sudah, sedang dan akan menghadirkan banyak alutsista baru.  Maka dengan renstra MEF tahap II nanti dengan prediksi anggaran 200 trilyun diniscayakan kita bisa menghadirkan alutsista yang digadang-gadang itu.  Kita bisa kalau kita mau.......!!!!! *****
 
Sumber : Analisis

PT PAL Kerjakan 5 Kapal Pesanan Kemhan



KCR-60 rancangan PT PAL (image : Kaskus Militer)
PT PAL Mulai Tangani Alusista

Mendapatkan nafas baru baik dalam bentuk dana bantuan maupun jajaran direksi, PT Penataran Angkutan Laut (PAL) Indonesia langsung menggenjot kinerjanya dengan menangani proyek-proyek yang telah mereka terima.

Menyerap instruksi dari kementrian BUMN, perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia ini fokus untuk menangani pesanan kapal dari kementrian pertahanan melalui Dinas Pengadaan TNI Angkatan Laut. Saat ini, kedua pihak mulai melaksanakan kesepakatan untuk membangun dua kapal tugboat (kapal tunda) dan tiga kapal cepat rudal (KCR).

Direktur Utama PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin menyatakan, pembangunan lima kapal tersebut merupakan kelanjutan dari kontrak yang telah diteken 20 desember 2011 lalu. Seiring dengan pergantian jajaran direksi, proyek tersebut akhirnya bisa terproses.

KRI Leuser 924, kapal tunda samudera yang saat ini dioperasikan TNI juga merupakan produksi dalam negeri. (photo : TNI AL)
"Saat ini, kami sudah mulai memulai proses konstruksi kapal tunda pertama. Sedangkan kapal KCR sedang dalam tahap desain," jelasnya dalam acara first steel cutting kapal tugboat M276. Dengan kondisi ini, Firmansyah berharap kinerja PT PAL bisa terpacu.

Realisasi akhir kedua kapal ini, lanjut Firmansyah, ditarget pada juni 2013. " Sesuai kontrak, kapal tugboat pertama selesai april tahun depan sedangkan kapal kedua harus selesai di pertengahan juni tahun depan juga," ungkapnya.

Firmansyah merasa optimis bahwa perusahaannya bisa mencapai target waktu. "Menurut pengalaman, kami bisa mencapai tenggat waktu yang ada. Kami bukannya pertama kali membangun tugboat," tegasnya.(adn/jpnn/rum)

Inilah Lima Armada Kapal Perang Kelas Fregat Milik Indonesia

ITODAY-(IDB) : Kapal Fregat  adalah suatu nama yang digunakan bagi berbagai jenis kapal perang pada beberapa masa yang berbeda. Istilah ini merujuk pada beberapa peran dan ukuran kapal yang berbeda. Kalau saat ini kapal perang Jenis Fregat lebih di kenal sebagai  kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali Indonesia juga memiliki beberapa kapal perang jenis ini.

Inilah 5 Kapal Perang Jenis Fregat Milik Indonesia :
 
1. KRI AHMAD YANI (351)

KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Fregat Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Jendral Ahmad Yani, salah seorang Pahlawan Revolusi.

KRI Ahmad Yani merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Van Speijk F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Surface to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

2. KRI SLAMET RIYADI (352)

KRI Slamet Riyadi (352) merupakan kapal kedua dari kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Jenis Fregat milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Slamet Riyadi, salah seorang pahlawan nasional.

KRI Slamet Riyadi merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (Hr.Ms. Van Speijk (F802)) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini termasuk dalam Fregat kelas Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1963 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mulai bertugas pada AL Belanda sejak 1967.

Pada tahun 1987, dibebastugaskan dari AL Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI-AL pada tahun 1987. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal antipesawat (sea-to-air missile/SAM) Mistral menggantikan Sea Cat. Di Indonesia, kapal ini bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.

3. KRI YOS SUDARSO (353)

KRI Yos Sudarso (353) merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali  Jenis Fregat  milik TNI AL. Dinamai menurut Yos Sudarso, salah seorang pahlawan nasional yang gugur di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran laut Aru pada masa kampanye Trikora.

KRI Yos Sudarso merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

4. KRI OSWALD SIAHAAN (354)

KRI Oswald Siahaan (354) merupakan kapal keempat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Fregat milik TNI AL. Dinamai menurut Oswald Siahaan, salah seorang anggota TNI AL yang gugur pada saat pertempuran Teluk Sibolga.

KRI Oswald Siahaan merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Isaac Sweers F805) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

5. KRI ABDUL HALIM PERDANAKUSUMA (355)

KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) merupakan kapal kelima dari Fregat  milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Abdul Halim Perdana Kusuma, salah seorang pahlawan nasional yang namanya juga merupakan nama bandara dan Pangkalan Udara di Jakarta.

KRI Abdul Halim Perdana Kusuma merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Evertsen (F815) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Ahmad Yani (351), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Abdul Halim Perdanakusuma kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur

Sumber : Itoday

Minggu, 01 April 2012

2014, Indonesia Siapkan Roket 100 Kilometer


Rencana pengembangan roket R-Han 122 (photo : Defense Studies)

BATURAJA, KOMPAS - Tahun 2014 ditargetkan Indonesia sudah mampu membuat sendiri roket berdaya jelajah di atas 100 kilometer. Roket tersebut merupakan proyek jangka panjang dan kolaborasi teknokrat dan birokrat.

"Ini sebuah perjalanan maraton kebangkitan industri pertahanan kita," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Rabu (28/3), seusai menyaksikan uji coba R-Han 122 milimeter di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan.

Uji coba ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan uji-uji sebelurnnya. Sebelumnya, November 2011, peluncuran roket dilakukan dari dudukan berupa karung. Saat ini, PT Pindad sudah membuat peluncur roket yang terdiri atas 16 tabung.

Sjafrie menilai, terjadi kemajuan yang signifikan walaupun harus ada pengembangan kualitas. Rencana berikutnya adalah mengadakan transfer teknologi untuk perbaikan. "Targetnya, jarak tempuhnya tahun 2014 sudah tiga digit dan akan menggunakan seluruh kemampuan multilaunch rocket system," ujarnya.

Saat ini R-Han 122 yang berkaliber 122 millimeter itu memiliki jarak tempuh 14 kilometer. Roket ini diproduksi bersama oleh Kementerian Pertahanan serta Kementerian Riset dan Teknologi.
PT Dahana membuat bahan peledaknya, PT Krakatau Steel membuat baja untuk nozzle dan merakitnya, sementara PT Dirgantara Indonesia memproduksi berbagai komponen seperti selongsong dan sirip.

PT Pindad membuat hulu ledak (warhead) dan memodifikasi mobil untuk peluncur 16 tabung yang bisa berputar 360 derajat.

"Uji coba hari ini penting karena berarti kita sudah membuktikan bahwa konsep kita sudah benar, tinggal memperbaiki saja," kata Direktur Utarna PT Pindad Adik A Soedarsono.

Roket dalam strategi militer sangat penting dalam penangkalan dan penolakan.

Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan Kodiklat TNI AD Brigjen Aryadi Patmanegara menjelaskan, kalau sudah bisa diproduksi di dalam negeri, akan sangat efisien. Sebab, seperti roket yang dibeli Singapura dan Malaysia, dengan jangkauan 43 kilometer dan 40 kilometer, harga seluruh sistemnya, termasuk 18 kendaraan peluncur, mencapai Rp 3 triliun. (EDN)

(Kompas)

PT DI jalin kerja sama dengan NSI dan DS Perancis

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) terus menunjukkan geliat optimisme dengan melakukan sejumlah kerja sama strategis tahun ini. Kemarin, bertempat di Gedung Pusat Manajemen Lt 9 PTDI telah berlangsung penandatanganan kerja sama antar 3 (tiga) pihak, yakni PT DI,  Nusantara Secom Infotrch (NSI) dan Dassault Systemes (DS) Perancis.
 
Kerja sama masing-masing ditandatangani oleh Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, Excecutive Vice President Dasault Systemes Mr. Forestier dan Managing Director NSI, Reinhard Sitorus. Kerja sama yang disebut Kemitraan Kreasi ini menurut Budi Santoso memiliki tujuan jangka panjang untuk membangun pusat unggulan bersama di bidang pertahanan dan dirgantara.

“Apa yang disepakati ketiga perusahaan bukanlah terjadi tiba-tiba. Ketiga pihak sudah saling mengtahui dan memahami kapabilitas masing-masing,” kata Budi.  Baik dari sisi Sumber Daya Manusia, khususnya para insinyur (engineers) yang dimiliki, pengalaman dan fasilitas masing-masing.

Dalam rilis yang diterima bisnis-jabar, kerja sama ini PTDI yang memiliki bisnis utama pesawat terbang, berkomitmen untuk menyiapkan insinyur, tempat kerja, jaringan kerja dan proses bisnis (business process) untuk pengembangan dan sertifikasi. NSI yang sarat dengan pengalaman dan memiliki insinyur yang berkualitas (qualified) yang mampu menyiapkan perangkat lunak dan pelayanan.

NSI sendiri berkomitmen mendukung pusat rancang bangun, mengembangkan kemampuan staf serta membangun pusat pertahanan dan dirgantara bersama. Dan DS sebagai perusahaan terkemuka di Perancis merupakan inovator yang menginovasi para perancang (designer), insinyur, manajer marketing dengan revenue di atas 1700 billion Euro. Perusahaan ini berkomitmen menyiapkan solusi tingkat dunia serta mendukung kerjasama pusat pertahanan dan luar angkasa secara langsung.

Dengan pengalamannya DS telah mampu membuat “digital mock up” yang juga akan digunakan untuk pesawat prototype N 219 yang sedang dirancang bangun PTDI. Dengan demikian maka akan memudahkan para insinyur PTDI di engineering untuk menyelesaikan proses pembuatan rancang bangun pesawat N 219.

Sebagai salah satu bukti kemampuan para insinyur PTDI adalah telah lulusnya mereka dalam audit (assesment) yang dilakukan para insinyur Airbus. Pada saat ini para insinyur di PTDI sedang melakukan pekerjaan berupa paket kecil untuk pesawat A 350 sebagai pintu masuk untuk proyek berikutnya. Menurut Bagus Eko paket tersebut merupakan salah satu jalan untuk membuka peluang proyek-proyek berikutnya yang lebih besar.

Sementara itu Dirut PTDI, Budi Santoso mengatakan bahwa kerjasama ini sungguh membuat PT DI semakin bernilai di mata internasional dan ini akan berdampak besar bagi kelancaran rancang bangun dan produksi N219, pesawat tempur KFX/IFX dan program-program lainnya.

Sumber : BisnisJabar

PESAWAT TEMPUR MASA DEPAN TERHEBAT DI DUNIA

1. F-22 Raptor


F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.
 
Sejarah
Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.
Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.
Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.
Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan. Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat. Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.
 
Produksi
F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.
 
Karakteristik umum
  • Kru: 1
  • Panjang: 62 kaki 1 in
  • Lebar sayap: 44 kaki 6 in
  • Tinggi: 16 kaki 8 in
  • Luas sayap: 840 kaki²
  • Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
  • Bobot kosong: 31.670 lb
  • Bobot terisi: 55.352 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 80.000 lb
  • Mesin:Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing
Kinerja
Persenjataan
  • Udara ke darat:
Avionik: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan) 


 2. Sukhoy PAK FA/ T50



Sukhoi PAK FA (atau PAK-FA) merupakan sebuah pesawat pejuang generasi ke-5 yang sedang dibangunkan oleh Rusia. PAK FA merupakan singkatan bagi Perspektivnyi Aviatsionnyi Kompleks Frontovoi Aviatsyi (Перспективный авиационный комплекс фронтовой авиации dalam Bahasa Rusia) yang bermaksud Sistem Pesawat Prospektif Penerbangan Barisan Hadapan. Ia sedang dibangunkan oleh Sukhoi OKB, yang mana kod rujukan projek dalamannya adalah T-50. Pembangunan PAK FA adalah bertujuan untuk mengantikan pesawat-pesawat MiG-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker di dalam perkhidmatan dengan Tentera Udara Rusia. Pesawat ini telah membuat penerbangan sulung pada 29 Januari, 2010 dan dijangka akan memasuki perkhidmatan dengan Tentera Udara Rusia pada tahun 2013. PAK FA telah direka untuk bersaing dengan pesawat F-22 Raptor dan F-35 Lightning II, yang mana merupakan jet pejuang generasi ke-5 di dunia.
SEJARAH
Pada akhir 1980-an, Kesatuan Soviet telah menggariskan keperluan untuk pesawat generasi baru bagi mengantikan angkatan pesawat MiG-29 dan Su-27 dalam perkhidmatan barisan hadapan. Dua projek telah dicadangkan bagi memenuhi keperluan ini, iaitu Sukhoi Su-47 dan Mikoyan Projek 1.44. Pada 2002, Sukhoi telah dipilih bagi mengetuai rekabentuk pesawat tempur baru. PAK FA akan menggabungkan teknologi dari kedua pesawat Su-47 dan MiG 1.44.
Pusat Pengeluaran dan Saintifik Teknokompleks, Ramenskoye Instrument Building Design Bureau, Institut Penyelidikan Saintifik Pembinaan Peralatan (Zhukovskiy), Kilang Mekanikal dan Optikal Ural (Yekaterinburg), firma Polet (Nizhniy Novgorod) dan Institut Kejuruteraan Penyelidikan Radio Pusat (Moscow) telah diumumkan sebagai pemenang dalam pertandingan yang diadakan pada awal 2003 untuk membangunkan kelengkapan avionik bagi pesawat generasi ke-5. NPO Saturn pula telah dikenal pasti untuk mengetuai kerja pembangunan enjin bagi pesawat ini.
Persatuan Pengeluaran Penerbangan Novosibirsk Chkalov (NAPO) telah memulkan pembinaan pesawat tempur generasi ke-5. Kerja-kerja ini telah dilakukan di Komsomol'sk-on-Amur; berdasarkan kenyataan Pengurus Besarnya Fedor Zhdanov semasa lawatan ke NAPO oleh Gabenor Novosibirsk Oblast, Viktor Tolokonskiy pada 6 Mac 2007.
Pada 8 Agustus 2007, Komander Tentara Udara Rusia, Aleksandr Zelin telah dipetik oleh agensi akhbar Rusia mengatakan bahwa tahap pembangunan bagi program PAK FA telah selesai dan pembinaan pesawat prototaip untuk ujian penerbangan telah bermula. 
Karakteristik umum
  • Kru: 1/2 untuk versi India
  • Panjang: 22.0 m
  • Lebar sayap: 14.2 m
  • Tinggi: 6.05 m
  • Luas sayap: 78.8 m²
  • Bobot kosong: 18,500 kg
  • Bobot terisi: 26,000 kg
  • Bobot berguna: 7,500 kg
  • Bobot maksimum lepas landas: 37,000 kg
  • Mesin:Saturn-Lyulka AL-41F turbofan
    • Dorongan kering: 96.1 kN masing-masing
    • Dorongan dengan pembakar lanjut: 152 kN masing-masing
Kinerja
Persenjataan
  • Senjata api: 2× meriam dalaman berkaliber 30 mm
  • Titik keras: 8 tenggekan, 4 pada setiap belah pesawat.
Avionik
  • Frekuensi: 3 mm (0.118 in)
  • Ukur lilit: 0.7 m (2 kaki 4 in)
  • Sasaran: Menjejak 32, menyerang 8
  • Jarak: 400 km (248 batu)
    • EPR: 3 m² (32.3 kaki²) di jarak 160 km (99.4 batu)
    • RCS: 0.01 m² di jarak 90 km (55 batu)
    • Azimut: +/-70°, +90/-50°
  • Kuasa: 4,000 W
  • Berat: 65 hingga 80 kg (143 hingga 176 lb)
  •  
3. F-35 Lightning II
F-35 Lightning II adalah hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed MartinBAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 serta dua rekan utamanya,
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST) dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Dragunov Serikat . Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang sewaktu itu kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.
Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis di masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight FighterJoint Strike Fighter (JSF). (CALF), membentuk program

Penamaan

Lockheed Martin, yang mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Pada 7 Juli 2006, Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lighting II. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat dipikirkan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.

Pengetesan

Pada 19 Februari 2006, F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas. Pesawat ini melewati pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan pertamanya.

Karakteristik umum
  • Kru: 1
  • Panjang: 51.4 ft
  • Lebar sayap: 35 ft
  • Tinggi: 14.2 ft
  • Luas sayap: 460 ft²,
  • Bobot kosong: 29,300 lb
  • Bobot terisi: 44,400 lb
  • Bobot maksimum lepas landas: 70,000 lb
  • Mesin:Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan
    • Dorongan kering: 28,000 lbf
    • Dorongan dengan pembakar lanjut: 43,000 lbfInternal fuel:18,480 lb (8,382 kg)
Kinerja
Persenjataan
Avionik

4. Chengdu J-20 Black Eagle

Pesawat tempur siluman pertama buatan China, Chengdu J-20 Black Eagle, telah menjalani uji kecepatan terbang di Chengdu Aircraft Design Institute Airport, China. Situs www.globalsecurity.org menyebutkan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada 29 Desember 2010. Pesawat tempur dengan teknologi stealth ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya oleh para pengamat militer dari luar negeri.

Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor.


Mengenai Chendu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV di bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat Angkatan Udara China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019. Ukuran J-20 lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan pesawat siluman
Sukhoi T-50 PAK FA milik Rusia dan F-22 Raptor milik AS.

Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998. Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12. Dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ dan di kemudian hari dunia mengetahui bahwa namanya adalah Chengdu J-20. Pesawat tempur yang diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS.


Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan
F-35 JSF. Pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur Generasi Kelima yang bercirikan pada penggunaan teknologi stealth (siluman), satu ungkapan untuk menyebutkan teknologi anti penginderaan, baik visual maupun elektronik. Chengdu J-20 secara resmi melakukan uji penerbangan pertamanya pada 11 Januari 2011. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelumnya pesawat ini telah melakukan runway-test pada 22 dan 29 Desember 2010, namun test tersebut tidak dikonfirmasi sebagai uji penerbangan.

Chengdu J-20 merupakan pesawat dengan kursi tunggal serta memiliki mesin ganda. Dari beberapa foto dapat dilihat bahwa pesawat ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pesawat tempur siluman lainnya. Selain J-20, pesawat tempur atau fighter siluman yang secara resmi dikenal oleh publik adalah F-22 Raptor, F-35 JSF, dan Sukhoi T-50. Perbandingan ukuran panjang pada keempat stealth-fighter tersebut adalah sebagai berikut:
  • Chengdu J-20 : 21,26 meter (69 kaki)
  • Sukhoi T-50 : 19,8 meter (65,9 kaki)
  • F-22 Raptor : 18,9 meter (62 kaki)
  • F-35 JSF : 15,67 meter (51,4 kaki)
Dapat dilihat bahwa ukuran Chengdu J-20 jauh lebih besar dibandingkan dengan ketiga rivalnya. Dari ukurannya yang besar, para pengamat beranggapan bahwa pesawat ini dirancang untuk dapat melakukan penerbangan jarak jauh yang maksimal, melebihi kemampuan jelajah pesawat siluman buatan negara-negara barat.

Pada awal kemunculan foto-foto J-20, analis penerbangan Bill Sweetman memperkirakan bahwa Chengdu J-20 memiliki panjang 75 kaki (23 meter) dengan lebar rentang sayap 45 kaki (14 meter). Ukuran dimensi perkiraan Sweetman ini terbukti tidak terlalu salah, lihat pada spesifikasi J-20 dibawah. Jika hanya membawa persenjataan atau kargo internal, jet tempur siluman ini dapat lepas landas dengan beban 34.000 kg hingga 36.000 kg. Prototip J-20 bisa menggunakan mesin kembar Saturnus 117 buatan Rusia yang masing-masing berdaya dorong 14.000 kg. David Lapan dari Pentagon mengatakan bahwa China masih memerlukan mesin buatan Rusia untuk pesawat silumannya ini. Namun laporan dari pihak China mengatakan bahwa J-20 akan didukung oleh dua mesin turbofan 13.200 kg/WS-10 yang dilengkapi Thrust Vector Controlled (TVC ) nozel buatan dalam negeri.

Para pengamat dari barat menilai bahwa kemungkinan kemampuan supercruise dan kelincahan manuver J-20 masih dibawah F-22 Raptor. Tapi dengan badan yang lebih besar, pesawat siluman buatan China itu bisa membawa persenjataan dan bahan bakar internal yang lebih banyak. Bagian depan prototip J-20 memiliki kemiripan dengan F-22, sedangkan bagian belakangnya lebih mirip dengan T-50. Dari ukuran dimensinya, diperkirakan J-20 lebih ditujukan untuk misi penyerangan dengan kapasitas besar dan jarak jauh, mirip spesifikasi tempur yang dimiliki F-111 Aardvak.

Namun, secara umum para pengamat memiliki penilaian yang seragam bahwa J-20 lebih unggul dibandingkan F-35 dan T-50. Kemampuan tempurnya hanya bisa ditandingi oleh F-22 Raptor. Hal ini juga dipertegas oleh penilaian Dr. Carlo Cop dan Peter Goon yang menulis analisanya tentang J-20 ini pada situs www.ausairpower.net. Pada analisanya, kedua pengamat itu mengatakan bahwa desain J-20 dbuat untuk misi penyusupan jarak jauh.

Karakteristik Umum Chengdu J-20 Black Eagle :
  • Jumlah Awak : 1 (pilot)
  • Panjang : 21,26 m
  • Lebar Sayap : 12,88 m
  • Tinggi : 4,45 m
  • Luas Sayap : 59 m2
  • Berat Kosong : 17.000 kg
  • Berat Maksimum Lepas Landas ; 36.287 kg
  • Mesin Pendorong : 2 unit WS-10G (prototype); WS-15
  • Kecepatan Maksimal : Mach 2,5
  • Jarak Jangkau : 5.500 km
  • Radius tempur : 2.000 km
  • Service ceiling: 20.000 m
Persenjataan :
Pada prototip pesawat belum dilengkapi dengan persenjataan. Diperkirakan J-20 akan dipersenjatai dengan PL-21 LRAAM, PL-12D MRAAM, PL-10 SRAAM, LS-6 Precision Glide Bomb, cannon kaliber 30mm, 4 peluncur roket, 2 peluncur IR decoy, rudal udara-ke-udara dan bom pintar.

Sumber: wikipeda