Halaman

Powered By Blogger

SELAMAT DATANG DI ZMID

"ZMID" adalah kulasan berita yang berisi tentang Politik dan dunia militer baik dalam maupun luar negeri.

Jumat, 15 Februari 2013

Setelah Sukses Uji 3 Kali Korut Siap Lakukan 2 Tes Nuklir



BEIJING - Korea Utara (Korut) melapor ke China bahwa mereka akan melakukan dua uji coba nuklir pada tahun ini. Uji coba itu akan dilaksanakan bila Amerika Serikat (AS) tidak mau berkompromi dengan Korut.

Tepat pada Selasa lalu, Korut baru saja menggelar uji coba miniatur bom atomnya di bawah tanah. Uji coba senjata nuklir itu menjadi uji coba ketiga yang pernah dilaksanakan Korut dalam kurun waktu tujuh tahun.

"Semuanya sudah siap. Uji coba keempat dan kelima akan disertai dengan peluncuran roket, uji coba itu kemungkinan akan dilaksanakan tahun ini," ujar sumber yang menjadi penghubung antara Korut dan China, seperti dikutip Reuters, Sabtu (16/2/2013).

Uji coba nuklir itu merupakan ancaman Korut terhadap AS yang menjatuhkan sanksi ekonomi ke negeri komunis Korea itu. Sumber tersebut juga mengatakan, uji coba nuklir keempat dan kelima akan menimbulkan efek ledakan yang jauh lebih besar ketimbang yang dilakukan Korut pada Selasa lalu.

Sejauh ini, komunitas internasional sangat yakin akan uji coba nuklir itu. Namun Korea Selatan (Korsel) mengaku tidak menemukan gas radioaktif dari hasil uji coba nuklir Korut. China dan Rusia pun mengklaim, uji coba nuklir Korut bebas dari radiasi.

Selain mengancam akan melaksanakan dua uji coba nuklir di tahun yang sama, Korut juga dilaporkan telah memodifikasi tempat peluncur roket yang digunakan untuk membawa satelit antariksa. Badan Politbiro Korut pun bersumpah untuk meluncurkan roket jarak jauh lebih banyak ketimbang di tahun sebelumnya, namun mereka tidak memberi tahu dengan jelas mengenai wakti peluncuran roket itu


Sumber: Okezone

Suriah terima sistem pertahanan udara Panzer-C1



Moskow (ANTARA News) - Satu sumber militer Rusia menyatakan Suriah menerima sistem pertahanan udara sejumlah peluru kendali anti-pesawat Panzer-C1 pada awal tahun ini.

Sumber tersebut mengatakan sistem pertahanan udara yang disampaikan sesuai kontrak yang ditandatangani antara kedua negara, dan menunjukkan bahwa sistem itu dikirim ke Suriah melalui laut.

Anatoly Isaykin, Direktur Kantor Rosoboronexport Rusia, menekankan, kerja sama teknik militer dengan Suriah tersebut dilakukan berdasarkan hukum internasional, yang mengindikasikan bahwa negaranya mengekspor sistem pertahanan udara ke Suriah sesuai dengan kontrak yang ditandatangani.

Sistem pertahanan udara Panzer-C1 sangat akurat dan bisa merontokkan sasaran yang terbang sampai ketinggian 20 kilometer. Kecepatan peluru kendali 1.300 meter per detik, serta mampu mngunci dane menyerang empat target sekaligus. 

Sistem persenjataan itu juga bisa mencapai target darat dan laut, serta mengarahkan tembakannya dari situs bergerak dan tertentu.


Sumber: Antara

PERANG PROPAGANDA JEPANG TERHADAP RUSIA, CHINA DAN KOREA


Bendera Jepang Hinomaru

Selama beberapa dekade, Rusia dan Jepang telah berhasil menyelesaikan sengketa-sengketa teritorial mereka. Namun hingga saat ini, Kepulauan Kuril masih menjadi masalah yang tidak pernah terselesaikan dan menjadi batu sandungan bagi hubungan kedua negara. Waktu terus berlalu, kedua negara silih berganti pemimpin dan pemerintahan, berbagai usaha telah diupayakan, namun masalah sengketa ini tidak terpecahkan. Apa yang menjadi penyebabnya?

Saat ini, Rusia mengklaim Jepang tengah melakukan propaganda untuk menegaskan posisinya dalam perselisihan sengketa wilayah dengan Rusia, Korea Selatan dan China. Untuk melaksanakan propaganda ini, pemerintah Jepang membentuk unit khusus yang terdiri dari 15 pejabat dan ahli independen. Tugas mereka adalah mempelajari dan menganalisis secara menyeluruh posisi negara-negara lain di wilayah yang disengketakan. Para analis Rusia mengatakan bahwa Tokyo telah mengumandangkan perang informasi untuk melawan Moskow, Beijing, dan Seoul. Analis Rusia menilai, Rusia harus lebih aktif dalam menggambarkan posisinya di Kepulauan Kuril kepada masyarakat dunia.

Rangkaian pulau yang dikenal dengan Kepulauan Kuril membentang ke utara melintasi Samudera Pasifik dari Pulau Hokkaido Jepang ke ujung selatan Semenanjung Kamchatka Rusia. Empat pulau -yang Rusia sebut Kuril Selatan dan Jepang menyebutnya wilayah utara- adalah subyek sengketa kedua negara ini sejak 60 tahun lalu.

Sudah sejak lama Jepang mengklaim empat pulau di bagian selatan Kepulauan Kuril yaitu; Kunashir, Iturup, Habomai dan Shikotan. Moskow, pada gilirannya, juga bersikeras bahwa Kuril Selatan adalah bagian dari Uni Soviet setelah Perang Dunia II dan kedaulatan Rusia atas kepulauan itu tidak bisa diragukan.

Di bawah Perjanjian Damai San Fransisco tahun 1951, yang ditandatangani antara sekutu dan Jepang, Jepang diberikan hak kepemilikan atas kepulaun Kuril. Namun hal ini tidak menyelesaikan sengketa, karena Rusia tidak menandatangani perjanjian sepihak itu.
Korea Selatan juga melakukan perang informasi terhadap Jepang. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah Jepang berkeinginan melawan kampanye anti Jepang
Jepang saat ini memiliki masa-masa yang sulit dalam urusan kebijakan luar negeri karena memiliki sengketa wilayah dengan hampir semua tetangganya di kawasan Asia. Selain itu, negara-negara Asia, terutama China, mengerahkan dengan serius kampanye anti Jepang yang menekankan bahwa Jepang adalah agresor yang telah mengklaim Kepulauan Senkaku (wilayah yang disengketakan antara Jepang dan China). China berpendapat bahwa klaim ke pulau-pulau tersebut tanpa pembenaran sejarah dan hukum.

Korea Selatan juga melakukan perang informasi terhadap Jepang. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah Jepang berkeinginan melawan kampanye anti Jepang dengan mengkomunikasikan posisinya diwilayah sengketa kepada masyarakat internasioal. Banyak yang berpendapat, sebenarnya Jepang tidak perlu melakukan propaganda tersebut jika mereka memang percaya bahwa posisinya benar di wilayah sengketa.

Menurut para analis, Jepang akan menggunakan segala cara yang bisa dilakukannya; politik, diplomatik, informasi, dan bahkan ekonomi. Unit yang dibentuk khusus oleh Jepang akan bekerja melaui media, diplomat, dan akan menggunakan kekuatan "lunak." Seorang analis Rusia berpendapat bahwa Jepang akan membuat gebrakan baru karena mereka memang cenderung meremehkan dan mengabaikan posisi negara lain. Hal ini utamanya terlihat pada isu-isu teritorial.

Jepang meyakini posisinyalah yang benar. Jika satu pihak tidak setuju dengan mereka, mereka akan mencoba menjelaskan posisi mereka lagi. Analis Rusia berpendapat bahwa target "perang informasi" Jepang saat ini adalah pemuda, yang berarti dengan media komik (manga), anime dan hal-hal lainnya yang dinilai "lembut." Satu hal penting yang Jepang yakini saat ini adalah bahwa pemuda Rusia saat ini sedang "booming" hiburan/media Jepang. Jepang berharap masyarakat Rusia meyakini bahwa Kuril Selatan adalah wilayah Jepang, dan karena itu mereka akan mengajukan banding/argumen ke pemerintah Rusia untuk menyerahkan sepenuhnya wilayah-wilayah tersebut ke Jepang. Tapi bagaimanapun, harapan ini adalah dianggap harapan fiksi.

Propaganda aktif dari Jepang dimulai pada akhir tahun 1980-an, namun baru terungkap sepenuhnya pada tahun 1990-an. Jepang membuat sejumlah publikasi yang menggambarkan bagaimana Uni Soviet secara ilegal mengambil tanah Jepang. Pada tahun 1990, pemikiran bahwa Kepulauan Kuril adalah tanah asli Jepang telah aktif dibahas oleh pers Rusia. Pandangan ini kemudian didukung oleh banyak pengamat di Federasi Rusia dan beberapa ilmuwan yang mempelajari Jepang. Mereka kemudian menyarankan pemerintah Uni Soviet untuk mengembalikan Kepulauan Kuril ke Jepang. Saat itu Jepang berjanji bahwa setelah adanya penandatangan perjanjian (penyerahan wilayah Kepulaun Kuril), mereka akan segera banyak berinvestasi ke negara Rusia. Namun itu dulu, kala itu memang banyak negara menganggap Rusia adalah negara miskin yang mau melakukan apa saja demi uang.
Pada 7 Februari lalu, Jepang dengan cepat mengerahkan jet tempur F-15 untuk mencegat dua pesawat tempur Rusia karena diyakini telah melanggar wilayah udaranya.
Waktu telah berubah, dan sekarang masyarakat Rusia memiliki sudut pandang yang berbeda. Sebuah jajak pendapat publik menunjukkan suatu fakta yang menarik, masyarakat Rusia pada umumnya memiliki opini positif terhadap Jepang, namun masyarakat di daerah perbatasan dengan Jepang, persentase orang yang memiliki opini negatif terhadap Jepang sangat tinggi. Hasil jajak pendapat ini jelas sangat tidak disukai oleh Jepang.

Pada 7 Februari lalu, Jepang dengan cepat mengerahkan jet tempur F-15 untuk mencegat dua pesawat tempur Rusia karena diyakini telah melanggar wilayah udaranya. Dua jet tempur Sukhoi Su-27 Rusia telah terbang selama 1 menit 11 detik di barat daya wilayah udara Jepang dari Pulau Rishiri, tidak jauh dari Hokkaido. Tidak terjadi insiden dan tidak diketahui apakah aksi Rusia ini terkait sentimen anti Jepang atau tidak.

Kepemimpian Rusia mengakui bahwa masalah teritorial kedua negara ini telah dimulai sejak tahun 1956, selama ini Rusia dan Jepang telah hidup tanpa perjanjian damai. Bahkan perjanjian mengakhiri Perang Dunia II antara Rusia dan Jepang tidak pernah ditandatangani. Secara terus menerus Jepang datang dengan berbagai tuntutan dan melakukan kampanye anti Rusia. Apakah ini situasi yang tepat untuk dialog damai? Kedutaan besar Rusia di Jepang tidak melakukan perang informasi, dan diplomat Rusia sedang mencoba membangun dialog mengenai maslah ini.

Alih-alih konfrontasi, Moskow pada banyak kesempatan banyak menyatakan bahwa kedua negara bersama-sama mengembangkan daerah tersebut. Namun Jepang menanggapi dengan mengatakan bahwa kerjasama tersebut hanya mungkin dilakukan jika tidak merugikan posisi Jepang atas wilayah tersebut.

Saat ini, para pemimpin dari kedua negara belum mempunyai pilihan namun diharapkan tetap bersama-sama mencari solusi atas masalah yang berkepanjangan ini. Setelah ada perjanjian damai, diharapkan kedua negara mendapatkan keuntungan dan harus menjadi titik balik hubungan antara Moskow dan Tokyo.


Sumber: Artileri

Selasa, 12 Februari 2013

Tangkal Nuklir Korut, Korsel Kembangkan Rudal


Foto: AFP

SEOUL – Korea Selatan (Korsel) mengembangkan rudal dengan jangkauan yang lebih besar sebagai respons atas ancaman nuklir dari Korea Utara (Korut). Rudal tersebut dirancang untuk dapat menjangaku seluruh wilayah Korut.


“Kami akan mempercepat pengembangan rudal balistik yang dapat mencapai jarak hingga 800 kilometer,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-Seok, seeprti dikutip AFP, Rabu (13/2/2013).



Kim menambahkan, pihaknya kini sedang mengawasi secara ketat perkembangan di Korut. Pemerintah Korsel bersiaga jika tiba-tiba ada aksi provokasi lanjutan yang dilancarkan oleh Korut, setelah Negara Komunis itu melakukan uji coba nuklir pada Selasa 12 Februari kemarin.



Sebagian pengamat mengatakan, rudal yang kini dikembangkan oleh Korsel amat berguna untuk menangkal ancaman nuklir dari Korut. Korsel sendiri mulai mengembangkan rudal jarak jauh, setelah mendapatakan izin dari Amerika Serikat (AS) Oktober lalu.



Sebelumnya, AS hanya mengizinkan Korsel mengembangkan rudal yang hanya memiliki jangkauan sejauh 300 kilometer saja. Larangan tersebut diterapkan AS karena takut akan adanya kompetisi senjata di kawasan Semenanjung Korea.



AS juga melarang Korsel untuk mengembangkan senjata nuklir. Sebagai gantinya Negeri Paman Sam menempatkan sekira 28.500 tentara, untuk melindungi Korsel dari kemungkinan serangan dari Korut. AS juga berjanji akan memayungi wilayah Korsel dari ancaman nuklir Korut.



Diizinkannya Korsel untuk mengembangkan rudal jarak jauh disebabkan oleh aktivitas nuklir Korut yang semakin berbahaya. Uji coba nuklir kemarin merupakan uji coba yang ketiga kalinya dilakukan oleh Korut dan disebutkan memiliki tingkat ledakan yang lebih besar daripada uji coba sebelumnya.


Sumber: Okezone

Turki Diserang, NATO Siap Pasang Badan


Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen

REPUBLIKA.CO.ID, Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen kembali menegaskan komitmennya bahwa aliansi ini akan mengambil semua langkah untuk menghadapi serangan potensial Suriah ke Turki.

Harian Todays Zaman, Turki melaporkan, Rasmussen mengatakan bahwa prioritas utama NATO adalah untuk menjamin keamanan negara-negara anggotanya.

"Satu-satunya peristiwa yang akan membuat NATO bertindak terhadap Suriah adalah serangan ke Turki. Pemerintah Suriah mengetahui bahwa mereka tidak boleh berpikir untuk menyerang Turki. Saya bisa menjamin bahwa kami siap melakukan segala hal yang diperlukan untuk memberi pertahanan yang efektif dan perlindungan terhadap Turki," tambahnya.

Meski demikian, Rasmussen menandaskan intervensi militer di Suriah tidak akan menjadi solusi untuk menyelesaikan konflik di negara itu. Dia menambahkan, tindakan seperti itu hanya akan memperburuk situasi.

"Alasan keberadaan NATO bukan untuk menyelesaikan semua konflik internasional di setiap wilayah dunia. Aliansi tidak bisa bertindak sebagai polisi dunia. Kami tidak bisa pergi dari satu negara ke negara lain untuk menyelesaikan setiap pertikaian," jelas Rasmussen.

"Pekerjaan seperti itu mustahil dilakukan. Esensi NATO adalah untuk pertahanan, yaitu kami di sini untuk mempertahankan wilayah teritorial negara-negara anggota," tambahnya.

NATO pada Januari lalu telah menyebarkan rudal-rudal Patriot di perbatasan Turki dengan Suriah. Rasmussen sendiri menyebut sistem itu sebagai sarana pencegahan yang efektif untuk meredam gejolak di sepanjang perbatasan.


Sumber: Republika

Hampir Seluruh Teknologi KFX/IFX Sudah Dikuasai



Sudah Dikuasai,
Hampir Seluruh Teknologi KFX/IFX

             Bukan rahasia lagi, pertanyaan terbesar di seputar pembuatan KXF/IFX adalah: Apakah Korea Selatan atau Indonesia sudah menguasai teknologi jet tempur generasi ke-4,5? Menanggapi keraguan ini, Prof. Dr . Mulyo Widodo menjawab mantap, jangan khawatir, Korea Selatan sudah menguasai hampir seluruh teknologinya. Mereka gigih mengembangkan sendiri pesawat tempur, dan semua ini tak lepas dari kesiapan industri kedirgantaraan (Korea Aerospace Industries) serta lembaga penelitian yang berdiri di belakangnya.

              “Meski sebagian lagi (teknologi) masih dicari, kami percaya Korea bisa meraihnya. Mereka punya road-mapyang jelas dalam proyek pengembangan jet tempur. Mereka sudah memulainya dengan KT-1, lalu T-50, TA-50 dan setelah itu: FA-50. Lebih dari itu mereka juga punya belasan veteran NASA dan USAF yang jadi tempat bertanya. Mereka kini dosen di sejumlah perguruan tinggi,”  tuturnya dalam Lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI, 20 Desember lalu di BPPT, Jakarta.

              Menurut salah seorang pakar kedirgantaraan dari Institut Teknologi Bandung yang juga ditunjuk membidanifront liner fighter itu lagi, inti dari teknologi jet tempur generasi 4, 4,5 maupun 5 adalah elektronik dan material penyerap gelombang radar. Elektronik dalam arti avionik untuk mengendalikan penerbangan dan misi serangan, sementara material penyerap gelombang radar bisa digambarkan sebagai “kulit pesawat” yang bisa menyerap gelombang elektromagnet radar penjejak pesawat.

              Angkasa mencatat, kedua teknologi inti itulah yang sejatinya diandalkan pesawat stealth (siluman) macam F-117A Nighthawk, F-22A Raptor dan F-35. RAM atau Radar Absorbent Material bisa menekan angka Radar Cross Sectionhingga kecil sekali sehingga radar seolah tak sanggup “melihatnya”. Di lain pihak,  tubuh pesawat dan rumah mesin juga perlu dibentuk sedemikian rupa agar gelombang radar  terpantul menjauh. Kalau pun bentuk pesawat menjadi tidak aerodinamis dan tidak stabil seperti yang “dialami” F-117A,  hal ini bisa diatasi dengan avionik khusus yang bisa mengendalikan penerbangan.

               “Kami memang belum menguasai soal material penyerap gelombang radar. Tetapi, untungnya Korea sudah punya kemampuan yang sangat tinggi di bidang elektronik. Chip paling rumit bahkan sudah dibuat di Samsung Industrie. Itu sebab KFX/IFX hanya diputuskan sampai sebatas generasi 4,5,” ungkap Prof. Widodo seraya menjelaskan bahwa material penyerap gelombang radar ini lah yang seyogyanya akan mendongkrak teknologi pesawat  ke generasi 5.

              Begitu pun  Tim KFX/IFX  akan membekalinya dengan perangkat elektronik yang  bisa menuntun pesawat mengelak dari radar. Sayap vertikalnya juga dibuat miring (canted vertical tail) untuk gelombang radar tak mampu menjejak bagian yang paling rawan ini. Angkasa mendapat konfirmasi, desain pasti KFX/IFX sudah ada, namun baik pihak Korea maupun Indonesia belum mau mempublikasikannya. Kalau pun selama ini ada beberapa desain yang dimuat di situs-situs internet, gambar-gambar itu dikatakan baru sebatas rekaan yang mendekati. Hampir semua gambar rekaan ini merujuk ke  F-35 dan F-22.

              Ketika program ini digelindingkan, sempat ada pemikiran untuk membuat F-16 dari versi yang lebih canggih. Mereka menyebutnya dengan F-16 Plus. Dibanding F-16 versi reguler, F-16 Plus memiliki keunggulan performa, kecepatan jelajah (super cruise) dan agak stealth. Tetapi, dalam perjalanan, konsep ini ditinggalkan lalu dialihkan ke  jet tempur generasi ke-4,5 yang benar-benar baru. Pesawat ini jauh lebih unggul dari F-16 Plus.


Sumber: Angkasa