India sedang memajukan kemitraan inovatif dengan Brasil untuk membuat
pesawat Embraer 145 pertama bagi AU India, yang membuka jalan bagi
sistem Peringatan Dini dan Kendali Angkasa pertama buatan negeri ini.
Pesawat ini dipasangi sistem Peringatan Dini dan Kendali Angkasa
[AEW&C] yang dikenal sebagai radar Susunan Dipindai Elektronik
Aktif [AESA]. Dirancang dan dikembangkan oleh Pusat Sistem Angkasa
[CABS] yang berkedudukan di Bengaluru, radar ini memiliki kapasitas
untuk memperingatkan AU India dan mendeteksi rudal yang meluncur serta
pesawat pemburu milik sekutu dan musuh dari berbagai kisaran yang
diperluas.
“Dunia tengah menyaksikan program ini sambil menahan napas,”
kata Vijay Kumar Saraswat, penasihat bidang ilmiah bagi kementerian
pertahanan India. Dia berbicara pada upacara perayaan pengiriman pesawat
pertama serta prestasi kedirgantaraan India.
“Kesuksesannya akan menempatkan negara ini ke dalam kelompok elit yang dapat mengembangkan dan menghasilkan sistem secanggih itu,” katanya.
Hal ini diumumkan setelah berhasil menuntaskan pengujian darat
dan terbang pesawat yang memenuhi target operasional sebagaimana
ditetapkan oleh Pertahanan dan Keamanan Embraer Brasil serta CABS dan
Organisasi Penelitian & Pengembangan Pertahanan [DRDO] India.
India diperkirakan menerima pesawat kedua pada akhir tahun, dan pesawat ketiga di bulan Desember 2013.
Memancangkan tonggak prestasi
Pengembangan baru-baru ini telah memajukan operasi militer India
yang semakin modern, memancangkan tonggak prestasi yang mewujudkan visi
pertahanan India untuk “mengembangkan dan mewujudkan ilmu pengetahuan
kelas dunia” serta “sistem dan solusi yang bersaing secara
internasional.”
Shri G. Elangovan, ketua pengawas penelitian & pengembangan
DRDO, mencermati bahwa EMB 145 AEW&C memiliki kapabilitas besar
seperti sistem pengisian kembali bahan bakar saat dalam penerbangan,
kapasitas listrik dan pendinginan yang ditingkatkan secara besar, serta
perubahan struktural yang menyeluruh.
“Hal ini akan memungkinkan pemasangan sistem misi terkini yang
sudah dikembangkan oleh CABS India bersama pusat kerja DRDO,” kata
Elangovan.
India dan Brasil telah menandatangani perjanjian pada tahun 2008
untuk tiga pesawat kelas Embraer 145AEW&C yang dimodifikasi, yang
diproyeksikan senilai $210 juta. Kontrak Brasil mencakup paket lengkap
pelatihan, dukungan teknis, suku cadang dan perlengkapan pendukung di
darat.
India sudah memiliki tiga AEW&C buatan Israel dan sedang memproses untuk memperoleh dua lagi.
Radar dapat melacak 500 target
Radar ini memiliki kapasitas untuk memindai 240 derajat dalam
waktu singkat dan menjangkau kisaran 350 kilometer, demikian menurut
para insinyur pertahanan India. Pesawat dapat beroperasi dengan maksimal
12 awak pesawat, dan terbang tanpa berhenti selama 10 hingga 12 jam
dengan pengisian bahan bakar di udara. Radar dapat melacak lebih dari
500 target secara simultan. Radar ini pun memfungsikan kendali dan
perintah ruang pertempuran yang berlangsung di udara dengan mengarahkan
pesawat pemburu dan melancarkan serangan terhadap pesawat yang
menyerang.
Unit AWACS dan AEW&C juga digunakan untuk pengintaian target
darat dan dapat melakukan fungsi C2BM [pengelolaan perintah dan
kendali, pertempuran]. Radar ini pun membantu operator untuk membedakan
pesawat milik sekutu dan pesawat musuh.
Melalui kesepakatan senilai 1,1 milyar dolar pada tahun 2004, AU
India memperoleh tiga Phalcon AWACS yang ditumpangkan pada pesawat
IL-76 Rusia. Kenaikan biaya telah menunda penyelesaian pesanan untuk dua
Phalcon AWACS tambahan, yang memiliki kisaran lebih dari 400 kilometer
dan 360 derajat.
“Program ini mencakup pemasangan sistem pada pesawat, pemaduan
sistem dan memaksimalkan kapabilitas kinerja sistem sepenuhnya untuk
memuaskan aspirasi penggunanya,” kata Saraswat.
“Tonggak prestasi utama – pengiriman armada Sistem AEW&C ke
AU India – bukan hanya mencapai sasaran, tetapi juga mewujudkan impian
DRDO.”
Sumber: Apdforum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"