VIVAnews - Sebelum pensiun dari jabatan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, memberi pernyataan yang suram di depan para mahasiswa. Militer AS ternyata mengalami krisis keuangan karena permohonan anggaran baru belum kunjung cair dari Kongres dan krisis ini sudah dianggap sebagai ancaman keamanan bagi negara adidaya itu.
Menurut kantor berita Reuters, Panetta mengutarakannya saat berpidato di Universitas Georgetown, Washington DC, pada Rabu waktu setempat. Beberapa jam setelah berpidato, Departemen Pertahanan mengumumkan bahwa pengiriman gugus tugas tempur maritim - yang termasuk kapal induk USS Harry Truman dan kapal peluncur rudal USS Gettysburg - ke Timur Tengah pekan ini batal terlaksana karena ketidakpastian anggaran.
Saat berpidato, Panetta secara implisit mengutarakan rasa frustrasinya atas krisis anggaran pemerintah, yang kini turut menerpa jajaran militer. Kepentingan politik di Kongres telah mempertaruhkan kepentingan keamanan nasional, merujuk pada berlarut-larutnya perbedaan sikap antara Partai Republik yang beroposisi dan Partai Demokrat yang memerintah dalam penyusunan anggaran dalam beberapa tahun terakhir.
"Sulit untuk dipercaya, jujur saja, bahwa Kongres berdiam diri membiarkan pertahanan, ekonomi, dan kualitas hidup Amerika menjadi rusak," kata Panetta. "Lagi-lagi mereka (para anggota Kongres) menunda keputusan dan
menyinggung krisis anggaran di tubuh pemerintah yang kini turut mengancam keamanan nasional AS. Bila tidak segera diatasi, lanjut Panetta, Pentagon harus memotong anggaran belanja sebesar US$46 miliar dalam tujuh bulan ke depan.
Pemangkasan itu bakal berlaku mulai 1 Maret 2013 bila tidak ada keputusan berarti dari Kongres. Selain menunda sejumlah misi, Pentagon harus mengurangi personel dalam menghadapi pemangkasan anggaran itu.
Setidaknya, ungkap Panetta, ada 800.000 staf sipil yang bakal dirumahkan selama 22 hari kerja. Angkatan Laut AS juga harus mengurangi operasi di kawasan barat Pasifik hingga sepertiganya. Angkatan Udara pun harus mengurangi jam terbang pesawat-pesawat mereka.
Pentagon, yang sudah menerapkan pengurangan belanja pertahanan selama sepuluh tahun sebesar US$487 miliar, bakal menghadapi lagi kemungkinan pemangkasan sebesar US$500 miliar untuk satu dekade mendatang bila tidak ada dana segar yang disetujui Kongres.
Angkatan Laut sudah siap-siap mengurangi anggaran jangka pendek sekitar US$6,3 miliar. Ini termasuk membatalkan proyek perawatan puluhan kapal dan pesawat selama triwulan ketiga dan keempat tahun ini. Mereka pun harus mengurangi jam operasi kapal dan pesawat sekaligus memutuskan kontrak bagi 1.121 pekerja temporer, yang kebanyakan bekerja di galangan kapal dan pangkalan.
Tidak hanya itu, bila pemotongan anggaran untuk militer otomatis berlaku 1 Maret mendatang, Angkatan Laut harus mempertimbangkan lagi pengurangan jumlah kelompok tempur berbasis kapal induk di Timur Tengah, dari dua menjadi satu. Jam terbang pesawat-pesawat di kapal induk di Timur Tengah harus dikurangi 55 persen dan membatalkan pengerahan sejumlah kapal selam.
Angkatan Udara AS juga harus mengantisipasi skenario yang sama. Mereka siap-siap memangkas pemesanan jet tempur tercanggih F-35 buatan Lockheen Martin Corp dan merestrukturisasi kontrak jasa tanker bahan bakar sebesar US$52 miliar dengan Boeing Co. Jam operasional pesawat di jajaran Angkatan Udara juga harus dikurangi 18 persen bila dana segar tak kunjung datang.
Sementara itu, Angkatan Darat pun harus merumahkan 1.300 staf temporer dan memangkas operasi dasar hingga 30 persen. Angkatan Darat juga harus membatalkan proyek perawatan mesin tempur darat dan udara selama triwulan ketiga dan keempat, demikian ungkap rancangan rencana yang dihimpun AOL Defense.
Tidak hanya itu, Angkatan Darat juga harus memangkas lagi biaya perawatan kendaraan, senjata, dan radio. Bila perlu harus merumahkan semua staf sipil selama 22 hari.
Sumber: Vivanews