MOSCOW-(IDB) : Rusia
memutuskan menempatkan secara permanen kapal-kapal perangnya untuk
berpatroli di perairan laut dekat wilayah Suriah. Langkah itu diambil
untuk menandingi kehadiran kapal-kapal perang Amerika Serikat dan
negara-negara Barat lain yang jumlahnya makin banyak di sekitar Suriah.
Demikian ditegaskan seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia kepada kantor berita RIA Novosti,
Jumat (13/4/2012). "Sudah diputuskan untuk menempatkan kapal-kapal
perang Rusia dekat pesisir Suriah secara permanen," ujar pejabat yang
tak disebutkan namanya itu.
AS
dan negara-negara Barat lain, seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan
Perancis, telah menempatkan kapal-kapal perangnya di sekitar Suriah
sejak gerakan rakyat menentang Pemerintah Suriah mulai pecah, Februari
2012.
Menteri
Pertahanan Kanada Peter MacKay mengatakan pada 20 November 2011 bahwa
negara itu mempertahankan satu kapal perang di perairan Laut Tengah
untuk "merespons apabila ada hal-hal tertentu terjadi di Suriah atau
titik-titik panas lainnya" (Kompas.com, 21/11/2011).
Akhir
tahun lalu, Angkatan Laut Rusia memberangkatkan konvoi sembilan kapal
perang ke perairan Laut Tengah dan sempat mampir di Pelabuhan Tartus di
Suriah. Namun, waktu itu, Rusia mengatakan, konvoi kapal yang dipimpin
kapal induk Admiral Kuznetsov itu tak ada hubungannya dengan
perkembangan situasi di Suriah dan sekadar menjalankan latihan rutin
musim dingin.
Konvoi
kapal perang itu sudah kembali ke pangkalan masing-masing, Februari
lalu. Namun, awal bulan ini, Rusia kembali memberangkatkan kapal
perusak berpeluru kendali Smetlivy ke perairan Suriah. Kapal tersebut
direncanakan akan berlabuh di Pelabuhan Tartus, yang disewa Rusia
menjadi pangkalan angkatan laut satu-satunya milik Rusia di kawasan
Mediterania.
Menurut pejabat tinggi yang dikutip RIA Novosti
itu, Smetlivy akan digantikan kapal perang lain dari Armada Laut Hitam
Rusia, Mei mendatang. "Yang akan menggantikan mungkin kapal fregat
Pytlivy atau salah satu kapal serbu amfibi kami," tutur pejabat itu.
Pytlivy
adalah kapal fregat berpeluru kendali kelas Krivak II yang dilengkapi
peluru kendali antikapal SS-N-19 Granit/Shipwreck dan rudal antipesawat
SA-N-4 Gecko.
Rusia
juga tengah menyiapkan beberapa kapal perang lain, termasuk
kapal-kapal yang mampu mendaratkan pasukan di Suriah, untuk berangkat
melakukan patroli tetap di sekitar Suriah.
Pada
era Uni Soviet, sekitar 50 kapal perang dari Skuadron Kelima Armada
Laut Hitam dan kesatuan-kesatuan AL Rusia lain dikerahkan secara rutin
untuk berpatroli permanen di Laut Tengah.
Sumber : Kompas