Ilustrasi latihan Cobra Gold
BANGKOK - Amerika Serikat (AS) akan mengundang Myanmar
ke latihan perang antar-negara terbesar di dunia. Latihan itu dinyatakan
simbol perbaikan hubungan Myanmar dengan negara-negara Barat.
Myanmar diajak untuk berpartisipasi untuk mengamati latihan Cobra Gold. Latihan militer itu melibatkan 10 ribu pasukan AS dan Thailand. Sejumlah negara-negara Asia lainnya juga akan berpartisipasi dalam Cobra Gold.
"Ini sangat penting. Pada masa lalu, Myanmar sangat membenci Cobra Gold, mereka memandang hal ini seperti halnya invasti terhadap negaranya," ujar peneliti di Institute of Southeast Asian Studies, Tin Maung Maung Than, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/10/2012).
Undangan militer itu merupakan tindakan yang dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati antara AS dan Myanmar. Latihan itu tampil bak hadiah paling berharga bagi Myanmar yang baru saja melakukan reformasi dan membentuk pemerintahan semi-sipil.
Cobra Gold juga menjadi langkah awal perbaikan hubungan bilateral AS dan Myanmar yang terputus pada 1988 silam, ketika pasukan Myanmar melepaskan tembakan ke demonstran pro-demokrasi. Undangan Cobra Gold muncul di saat delegasi AS yang dipimpin oleh Michael Posner mendatangi Ibu Kota Myanmar, Naypyidaw.
Selain menjadi bentuk hadiah bagi Myanmar, Cobra Gold mengilustrasikan perubahan strategi militer AS yang saat ini difokuskan ke wilayah Asia-Pasifik. Latihan militer itu akan digelar di Provinsi Chon Buri, wilayah itu merupakan rumah bagi pasukan AS di saat Perang Vietnam pecah.
Pada 2011 lalu, latihan itu pun digelar dengan melibatkan Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura dan Korea Selatan (Korsel). Sembilan negara lainnya, termasuk China, mengirimkan pengamat.
Myanmar diajak untuk berpartisipasi untuk mengamati latihan Cobra Gold. Latihan militer itu melibatkan 10 ribu pasukan AS dan Thailand. Sejumlah negara-negara Asia lainnya juga akan berpartisipasi dalam Cobra Gold.
"Ini sangat penting. Pada masa lalu, Myanmar sangat membenci Cobra Gold, mereka memandang hal ini seperti halnya invasti terhadap negaranya," ujar peneliti di Institute of Southeast Asian Studies, Tin Maung Maung Than, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/10/2012).
Undangan militer itu merupakan tindakan yang dilakukan dengan cara yang sangat hati-hati antara AS dan Myanmar. Latihan itu tampil bak hadiah paling berharga bagi Myanmar yang baru saja melakukan reformasi dan membentuk pemerintahan semi-sipil.
Cobra Gold juga menjadi langkah awal perbaikan hubungan bilateral AS dan Myanmar yang terputus pada 1988 silam, ketika pasukan Myanmar melepaskan tembakan ke demonstran pro-demokrasi. Undangan Cobra Gold muncul di saat delegasi AS yang dipimpin oleh Michael Posner mendatangi Ibu Kota Myanmar, Naypyidaw.
Selain menjadi bentuk hadiah bagi Myanmar, Cobra Gold mengilustrasikan perubahan strategi militer AS yang saat ini difokuskan ke wilayah Asia-Pasifik. Latihan militer itu akan digelar di Provinsi Chon Buri, wilayah itu merupakan rumah bagi pasukan AS di saat Perang Vietnam pecah.
Pada 2011 lalu, latihan itu pun digelar dengan melibatkan Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura dan Korea Selatan (Korsel). Sembilan negara lainnya, termasuk China, mengirimkan pengamat.
Sumber: Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"