1. F-22 Raptor
F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.
Sejarah
Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.
Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.
Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.
Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan. Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat. Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.
F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.
Karakteristik umum
- Kru: 1
- Panjang: 62 kaki 1 in
- Lebar sayap: 44 kaki 6 in
- Tinggi: 16 kaki 8 in
- Luas sayap: 840 kaki²
- Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
- Bobot kosong: 31.670 lb
- Bobot terisi: 55.352 lb
- Bobot maksimum lepas landas: 80.000 lb
- Mesin: 2× Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb masing-masing
Kinerja
- Laju maksimum: ≈Mach 2,42 (2.575 km/jam) pada altituda/ketinggian tinggi
- Laju jelajah: Mach 1,72 (1.825 km/h) pada altituda/ketinggian tinggi
- Jarak jangkau ferri: 2.000 mi
- Batas tertinggi servis: 65.000 kaki
- Laju panjat: rahasia
- Beban sayap: 66 lb/kaki²
- Dorongan/berat: 1,26
- Maximum g-load: −3/+9 g
Persenjataan
- Meriam: 1× 20 mm (0,787 in) M61A2 Vulcan gatling gun di pangkal sayap kiri, 480 butir peluru
- Udara ke udara:
- Udara ke darat:
- 2× AIM-120 AMRAAM dan
- 2× AIM-9 Sidewinder dan salah satu:
- 2× 1.000 lb JDAM atau
- 2× Wind Corrected Munitions Dispensers (WCMDs) atau
- 8× 250 lb GBU-39 Small Diameter Bomb
2. Sukhoy PAK FA/ T50
Sukhoi PAK FA (atau PAK-FA) merupakan sebuah pesawat pejuang generasi ke-5 yang sedang dibangunkan oleh Rusia. PAK FA merupakan singkatan bagi Perspektivnyi Aviatsionnyi Kompleks Frontovoi Aviatsyi (Перспективный авиационный комплекс фронтовой авиации dalam Bahasa Rusia) yang bermaksud Sistem Pesawat Prospektif Penerbangan Barisan Hadapan. Ia sedang dibangunkan oleh Sukhoi OKB, yang mana kod rujukan projek dalamannya adalah T-50. Pembangunan PAK FA adalah bertujuan untuk mengantikan pesawat-pesawat MiG-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker di dalam perkhidmatan dengan Tentera Udara Rusia. Pesawat ini telah membuat penerbangan sulung pada 29 Januari, 2010 dan dijangka akan memasuki perkhidmatan dengan Tentera Udara Rusia pada tahun 2013. PAK FA telah direka untuk bersaing dengan pesawat F-22 Raptor dan F-35 Lightning II, yang mana merupakan jet pejuang generasi ke-5 di dunia.
SEJARAH
Pada akhir 1980-an, Kesatuan Soviet telah menggariskan keperluan untuk pesawat generasi baru bagi mengantikan angkatan pesawat MiG-29 dan Su-27 dalam perkhidmatan barisan hadapan. Dua projek telah dicadangkan bagi memenuhi keperluan ini, iaitu Sukhoi Su-47 dan Mikoyan Projek 1.44. Pada 2002, Sukhoi telah dipilih bagi mengetuai rekabentuk pesawat tempur baru. PAK FA akan menggabungkan teknologi dari kedua pesawat Su-47 dan MiG 1.44.
Pusat Pengeluaran dan Saintifik Teknokompleks, Ramenskoye Instrument Building Design Bureau, Institut Penyelidikan Saintifik Pembinaan Peralatan (Zhukovskiy), Kilang Mekanikal dan Optikal Ural (Yekaterinburg), firma Polet (Nizhniy Novgorod) dan Institut Kejuruteraan Penyelidikan Radio Pusat (Moscow) telah diumumkan sebagai pemenang dalam pertandingan yang diadakan pada awal 2003 untuk membangunkan kelengkapan avionik bagi pesawat generasi ke-5. NPO Saturn pula telah dikenal pasti untuk mengetuai kerja pembangunan enjin bagi pesawat ini.
Persatuan Pengeluaran Penerbangan Novosibirsk Chkalov (NAPO) telah memulkan pembinaan pesawat tempur generasi ke-5. Kerja-kerja ini telah dilakukan di Komsomol'sk-on-Amur; berdasarkan kenyataan Pengurus Besarnya Fedor Zhdanov semasa lawatan ke NAPO oleh Gabenor Novosibirsk Oblast, Viktor Tolokonskiy pada 6 Mac 2007.
Pada 8 Agustus 2007, Komander Tentara Udara Rusia, Aleksandr Zelin telah dipetik oleh agensi akhbar Rusia mengatakan bahwa tahap pembangunan bagi program PAK FA telah selesai dan pembinaan pesawat prototaip untuk ujian penerbangan telah bermula.
Karakteristik umum
- Kru: 1/2 untuk versi India
- Panjang: 22.0 m
- Lebar sayap: 14.2 m
- Tinggi: 6.05 m
- Luas sayap: 78.8 m²
- Bobot kosong: 18,500 kg
- Bobot terisi: 26,000 kg
- Bobot berguna: 7,500 kg
- Bobot maksimum lepas landas: 37,000 kg
- Mesin: 2× Saturn-Lyulka AL-41F turbofan
- Dorongan kering: 96.1 kN masing-masing
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 152 kN masing-masing
Kinerja
- Laju maksimum: Mach 2+ di altitud (2450+ km/j, 1,500 bsj)
- Had-g: 9 g)
- Laju jelajah: 1,300 km/j (807.8 bsj)
- Jarak jangkau ferri: 4,000 to 5,500 km
- Batas tertinggi servis: 20,000 m
- Laju panjat: 350 m/s
- Beban sayap: 470 kg/m²
- Dorongan/berat: 0.84 (tujahan kering)
- Dorongan/berat minimum:
- Dengan pembakar lanjut: 1.19
- Keperluan panjang landasan: 350 m (1,148 kaki)
- Ketahanan: 3.3 jam (198 minit)
Persenjataan
- Senjata api: 2× meriam dalaman berkaliber 30 mm
- Titik keras: 8 tenggekan, 4 pada setiap belah pesawat.
Avionik
- Radar: Radar N050(?)BRLS AESA/PESA (peningkatan IRBIS-E) pada Sukhoi Su-35
- Frekuensi: 3 mm (0.118 in)
- Ukur lilit: 0.7 m (2 kaki 4 in)
- Sasaran: Menjejak 32, menyerang 8
- Jarak: 400 km (248 batu)
- EPR: 3 m² (32.3 kaki²) di jarak 160 km (99.4 batu)
- RCS: 0.01 m² di jarak 90 km (55 batu)
- Azimut: +/-70°, +90/-50°
- Kuasa: 4,000 W
- Berat: 65 hingga 80 kg (143 hingga 176 lb)
F-35 Lightning II adalah hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed MartinBAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 serta dua rekan utamanya,
Program Joint Advanced Strike Technology (JAST) dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Dragunov Serikat . Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang sewaktu itu kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.
Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis di masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight FighterJoint Strike Fighter (JSF). (CALF), membentuk program
Penamaan
Lockheed Martin, yang mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35". Pada 7 Juli 2006, Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lighting II. Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat dipikirkan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.
Pengetesan
Pada 19 Februari 2006, F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas. Pesawat ini melewati pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan pertamanya.
Karakteristik umum
- Kru: 1
- Panjang: 51.4 ft
- Lebar sayap: 35 ft
- Tinggi: 14.2 ft
- Luas sayap: 460 ft²,
- Bobot kosong: 29,300 lb
- Bobot terisi: 44,400 lb
- Bobot maksimum lepas landas: 70,000 lb
- Mesin: 1× Pratt & Whitney F135 afterburning turbofan
- Dorongan kering: 28,000 lbf
- Dorongan dengan pembakar lanjut: 43,000 lbfInternal fuel:18,480 lb (8,382 kg)
Kinerja
- Laju maksimum: Mach 1.67 (1,283 mph, 2,065 km/h)
- Jarak jangkau: 1,200 nmi on internal fuel
- Radius tempur: 610 nmi on internal fuel
- Batas tertinggi servis: 60,000 ft
- Laju panjat: classified
- Beban sayap: 91.4 lb/ft²
- Dorongan/berat:
- With full fuel:0.84;
- With 50% fuel:1.04 B:
- g-Limits: 9 g
Persenjataan
- Senjata api: 1 × GAU-22/A 25 mm (0.984 in) cannon internally with 180 rounds group="nb">fitted as an external pod with 220 rounds in the F-35B and F-35C
- Titik keras: 6× external pylons on wings dengan kapasitas 15,000 lb (6,800 kg) and 2× internal bays with 2 pylons each for a total weapons payload of 18,000 lb,with provisions to carry combinations of:
- Rudal:
- Air-to-air: AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, AIM-9X Sidewinder
- Air-to-ground: AGM-154 JSOW, AGM-158 JASSM
- Bom:
- Mark 84, Mark 83 and Mark 82 GP bombs
- Mk.20 Rockeye II cluster bomb
- Wind Corrected Munitions Dispenser capable
- Paveway-series laser-guided bombs
- Small Diameter Bomb (SDB)
- JDAM-series
- A future nuclear weapon
Avionik
4. Chengdu J-20 Black Eagle
Pesawat tempur siluman pertama buatan China, Chengdu J-20 Black Eagle, telah menjalani uji kecepatan terbang di Chengdu Aircraft Design Institute Airport, China. Situs www.globalsecurity.org menyebutkan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada 29 Desember 2010. Pesawat tempur dengan teknologi stealth ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya oleh para pengamat militer dari luar negeri.
Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor.
Mengenai Chendu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV di bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat Angkatan Udara China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019. Ukuran J-20 lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan pesawat siluman Sukhoi T-50 PAK FA milik Rusia dan F-22 Raptor milik AS.
Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998. Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12. Dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ dan di kemudian hari dunia mengetahui bahwa namanya adalah Chengdu J-20. Pesawat tempur yang diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS.
Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF. Pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur Generasi Kelima yang bercirikan pada penggunaan teknologi stealth (siluman), satu ungkapan untuk menyebutkan teknologi anti penginderaan, baik visual maupun elektronik. Chengdu J-20 secara resmi melakukan uji penerbangan pertamanya pada 11 Januari 2011. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelumnya pesawat ini telah melakukan runway-test pada 22 dan 29 Desember 2010, namun test tersebut tidak dikonfirmasi sebagai uji penerbangan.
Chengdu J-20 merupakan pesawat dengan kursi tunggal serta memiliki mesin ganda. Dari beberapa foto dapat dilihat bahwa pesawat ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pesawat tempur siluman lainnya. Selain J-20, pesawat tempur atau fighter siluman yang secara resmi dikenal oleh publik adalah F-22 Raptor, F-35 JSF, dan Sukhoi T-50. Perbandingan ukuran panjang pada keempat stealth-fighter tersebut adalah sebagai berikut:
Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor.
Mengenai Chendu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV di bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat Angkatan Udara China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019. Ukuran J-20 lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan pesawat siluman Sukhoi T-50 PAK FA milik Rusia dan F-22 Raptor milik AS.
Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998. Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12. Dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ dan di kemudian hari dunia mengetahui bahwa namanya adalah Chengdu J-20. Pesawat tempur yang diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS.
Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF. Pesawat ini masuk dalam kategori pesawat tempur Generasi Kelima yang bercirikan pada penggunaan teknologi stealth (siluman), satu ungkapan untuk menyebutkan teknologi anti penginderaan, baik visual maupun elektronik. Chengdu J-20 secara resmi melakukan uji penerbangan pertamanya pada 11 Januari 2011. Namun beberapa sumber menyebutkan bahwa sebelumnya pesawat ini telah melakukan runway-test pada 22 dan 29 Desember 2010, namun test tersebut tidak dikonfirmasi sebagai uji penerbangan.
Chengdu J-20 merupakan pesawat dengan kursi tunggal serta memiliki mesin ganda. Dari beberapa foto dapat dilihat bahwa pesawat ini memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan pesawat tempur siluman lainnya. Selain J-20, pesawat tempur atau fighter siluman yang secara resmi dikenal oleh publik adalah F-22 Raptor, F-35 JSF, dan Sukhoi T-50. Perbandingan ukuran panjang pada keempat stealth-fighter tersebut adalah sebagai berikut:
- Chengdu J-20 : 21,26 meter (69 kaki)
- Sukhoi T-50 : 19,8 meter (65,9 kaki)
- F-22 Raptor : 18,9 meter (62 kaki)
- F-35 JSF : 15,67 meter (51,4 kaki)
Dapat dilihat bahwa ukuran Chengdu J-20 jauh lebih besar dibandingkan dengan ketiga rivalnya. Dari ukurannya yang besar, para pengamat beranggapan bahwa pesawat ini dirancang untuk dapat melakukan penerbangan jarak jauh yang maksimal, melebihi kemampuan jelajah pesawat siluman buatan negara-negara barat.
Pada awal kemunculan foto-foto J-20, analis penerbangan Bill Sweetman memperkirakan bahwa Chengdu J-20 memiliki panjang 75 kaki (23 meter) dengan lebar rentang sayap 45 kaki (14 meter). Ukuran dimensi perkiraan Sweetman ini terbukti tidak terlalu salah, lihat pada spesifikasi J-20 dibawah. Jika hanya membawa persenjataan atau kargo internal, jet tempur siluman ini dapat lepas landas dengan beban 34.000 kg hingga 36.000 kg. Prototip J-20 bisa menggunakan mesin kembar Saturnus 117 buatan Rusia yang masing-masing berdaya dorong 14.000 kg. David Lapan dari Pentagon mengatakan bahwa China masih memerlukan mesin buatan Rusia untuk pesawat silumannya ini. Namun laporan dari pihak China mengatakan bahwa J-20 akan didukung oleh dua mesin turbofan 13.200 kg/WS-10 yang dilengkapi Thrust Vector Controlled (TVC ) nozel buatan dalam negeri.
Para pengamat dari barat menilai bahwa kemungkinan kemampuan supercruise dan kelincahan manuver J-20 masih dibawah F-22 Raptor. Tapi dengan badan yang lebih besar, pesawat siluman buatan China itu bisa membawa persenjataan dan bahan bakar internal yang lebih banyak. Bagian depan prototip J-20 memiliki kemiripan dengan F-22, sedangkan bagian belakangnya lebih mirip dengan T-50. Dari ukuran dimensinya, diperkirakan J-20 lebih ditujukan untuk misi penyerangan dengan kapasitas besar dan jarak jauh, mirip spesifikasi tempur yang dimiliki F-111 Aardvak.
Namun, secara umum para pengamat memiliki penilaian yang seragam bahwa J-20 lebih unggul dibandingkan F-35 dan T-50. Kemampuan tempurnya hanya bisa ditandingi oleh F-22 Raptor. Hal ini juga dipertegas oleh penilaian Dr. Carlo Cop dan Peter Goon yang menulis analisanya tentang J-20 ini pada situs www.ausairpower.net. Pada analisanya, kedua pengamat itu mengatakan bahwa desain J-20 dbuat untuk misi penyusupan jarak jauh.
Pada awal kemunculan foto-foto J-20, analis penerbangan Bill Sweetman memperkirakan bahwa Chengdu J-20 memiliki panjang 75 kaki (23 meter) dengan lebar rentang sayap 45 kaki (14 meter). Ukuran dimensi perkiraan Sweetman ini terbukti tidak terlalu salah, lihat pada spesifikasi J-20 dibawah. Jika hanya membawa persenjataan atau kargo internal, jet tempur siluman ini dapat lepas landas dengan beban 34.000 kg hingga 36.000 kg. Prototip J-20 bisa menggunakan mesin kembar Saturnus 117 buatan Rusia yang masing-masing berdaya dorong 14.000 kg. David Lapan dari Pentagon mengatakan bahwa China masih memerlukan mesin buatan Rusia untuk pesawat silumannya ini. Namun laporan dari pihak China mengatakan bahwa J-20 akan didukung oleh dua mesin turbofan 13.200 kg/WS-10 yang dilengkapi Thrust Vector Controlled (TVC ) nozel buatan dalam negeri.
Para pengamat dari barat menilai bahwa kemungkinan kemampuan supercruise dan kelincahan manuver J-20 masih dibawah F-22 Raptor. Tapi dengan badan yang lebih besar, pesawat siluman buatan China itu bisa membawa persenjataan dan bahan bakar internal yang lebih banyak. Bagian depan prototip J-20 memiliki kemiripan dengan F-22, sedangkan bagian belakangnya lebih mirip dengan T-50. Dari ukuran dimensinya, diperkirakan J-20 lebih ditujukan untuk misi penyerangan dengan kapasitas besar dan jarak jauh, mirip spesifikasi tempur yang dimiliki F-111 Aardvak.
Namun, secara umum para pengamat memiliki penilaian yang seragam bahwa J-20 lebih unggul dibandingkan F-35 dan T-50. Kemampuan tempurnya hanya bisa ditandingi oleh F-22 Raptor. Hal ini juga dipertegas oleh penilaian Dr. Carlo Cop dan Peter Goon yang menulis analisanya tentang J-20 ini pada situs www.ausairpower.net. Pada analisanya, kedua pengamat itu mengatakan bahwa desain J-20 dbuat untuk misi penyusupan jarak jauh.
Karakteristik Umum Chengdu J-20 Black Eagle :
- Jumlah Awak : 1 (pilot)
- Panjang : 21,26 m
- Lebar Sayap : 12,88 m
- Tinggi : 4,45 m
- Luas Sayap : 59 m2
- Berat Kosong : 17.000 kg
- Berat Maksimum Lepas Landas ; 36.287 kg
- Mesin Pendorong : 2 unit WS-10G (prototype); WS-15
- Kecepatan Maksimal : Mach 2,5
- Jarak Jangkau : 5.500 km
- Radius tempur : 2.000 km
- Service ceiling: 20.000 m
Pada prototip pesawat belum dilengkapi dengan persenjataan. Diperkirakan J-20 akan dipersenjatai dengan PL-21 LRAAM, PL-12D MRAAM, PL-10 SRAAM, LS-6 Precision Glide Bomb, cannon kaliber 30mm, 4 peluncur roket, 2 peluncur IR decoy, rudal udara-ke-udara dan bom pintar.
Sumber: wikipeda
Sumber: wikipeda
Indonesia ditawari F 35 amerika. Knapa gak beli aja pesawat ini. Beli 10 aja cukup naikkan Harga diri TNI dlm menjaga wilayah Indonesia. heheh. Memenangkan perang Psikis dulu. itu penting . ihihihi
BalasHapusora uwe uwek gawe tuku
HapusKeren, infonya lengkap bnget,
BalasHapustapi koq gk ada info tentang pesawat F-33 (KFX/IFX) yg merupakan hasil kerja sama Indonesia dan Korea Selatan ?