WASHINGTON – Gedung Putih mengakui pihaknya mengalami serangan cyber di
salah satu jaringan komputer. Namun, mereka menegas-kan serangan ini
tidak menghancurkan sistem apa pun, dan tidak ada data yang hilang.
Seorang pejabat pemerintah langsung mengeluarkan komentar, setelah sebuah laporan dari situs berita sayap kanan mengatakan bahwa hacker China telah menyerang sistem militer Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). Para pejabat AS mengatakan serangan cyber itu masuk dalam jaringan yang tidak terkategori dan merupakan kasus “spear phishing”, yakni trik email palsu pengguna untuk mengklik melalui situs web di mana seorang hacker dapat menginstal perangkat lunak berbahaya atau mengontrol dari komputer lain.
“Jenis serangan ini jarang terjadi dan kami memiliki langkah-langkah pencegahan,” terang pejabat AS itu, seperti dikutip AFP. “Dalam hal ini,serangan itu telah diidentifikasi, sistem diisolasi,dan tidak ada indikasi apa pun ada data yang hilang. Selain itu, tidak ada dampak terhadap sistem rahasia kami,” urainya.
Seorang pejabat lainnya yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada situs Politico, bahwa serangan hacker pada dasarnya adalah insiden yang terisolasi di mana staf yang menerima email membawa lampiran malware. Untuk semakin memperjelas, pejabat itu menegaskan saat ini, semuanya dalam kondisi tenang, dan hacker China itu tidak akan mengambil kendali dari koper berisi kode peluncuran nuklir yang bisa dilakukan setiap saat. Pada Minggu (30/9),laporan
Washington Free Beacon, situs yang dioperasikan kelompok yang mengaku melaporkan berita yang diabaikan oleh kelompok kiri profesional, mengatakan bahwa hacker yang terkait dengan pemerintah China telah menyerang sistem yang digunakan kantor militer Gedung Putih untuk perintah nuklir. Sebagai catatan,Washington Free Beacon, yang menyampaikan kabar serangan tersebut diketahui memiliki agenda sayap kanan.
Situs ini juga kerap menggambarkan pemerintahan saat ini yang masih lemah dalam kebijakan luar negeri. Selain kasus ini, sebelumnya situs yang sama juga menuduh kapal selam nuklir Rusia telah berpatroli di wilayah AS.
Tuduhan ini juga dibantah Departemen Pertahanan AS. Menurut laporan Politico, tidak ada keraguan jika memang ada tim hacker yang disponsori pemerintah China mencoba menggali segala macam sistem Barat.
Seorang pejabat pemerintah langsung mengeluarkan komentar, setelah sebuah laporan dari situs berita sayap kanan mengatakan bahwa hacker China telah menyerang sistem militer Gedung Putih, Amerika Serikat (AS). Para pejabat AS mengatakan serangan cyber itu masuk dalam jaringan yang tidak terkategori dan merupakan kasus “spear phishing”, yakni trik email palsu pengguna untuk mengklik melalui situs web di mana seorang hacker dapat menginstal perangkat lunak berbahaya atau mengontrol dari komputer lain.
“Jenis serangan ini jarang terjadi dan kami memiliki langkah-langkah pencegahan,” terang pejabat AS itu, seperti dikutip AFP. “Dalam hal ini,serangan itu telah diidentifikasi, sistem diisolasi,dan tidak ada indikasi apa pun ada data yang hilang. Selain itu, tidak ada dampak terhadap sistem rahasia kami,” urainya.
Seorang pejabat lainnya yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada situs Politico, bahwa serangan hacker pada dasarnya adalah insiden yang terisolasi di mana staf yang menerima email membawa lampiran malware. Untuk semakin memperjelas, pejabat itu menegaskan saat ini, semuanya dalam kondisi tenang, dan hacker China itu tidak akan mengambil kendali dari koper berisi kode peluncuran nuklir yang bisa dilakukan setiap saat. Pada Minggu (30/9),laporan
Washington Free Beacon, situs yang dioperasikan kelompok yang mengaku melaporkan berita yang diabaikan oleh kelompok kiri profesional, mengatakan bahwa hacker yang terkait dengan pemerintah China telah menyerang sistem yang digunakan kantor militer Gedung Putih untuk perintah nuklir. Sebagai catatan,Washington Free Beacon, yang menyampaikan kabar serangan tersebut diketahui memiliki agenda sayap kanan.
Situs ini juga kerap menggambarkan pemerintahan saat ini yang masih lemah dalam kebijakan luar negeri. Selain kasus ini, sebelumnya situs yang sama juga menuduh kapal selam nuklir Rusia telah berpatroli di wilayah AS.
Tuduhan ini juga dibantah Departemen Pertahanan AS. Menurut laporan Politico, tidak ada keraguan jika memang ada tim hacker yang disponsori pemerintah China mencoba menggali segala macam sistem Barat.
Sumber: Seputar Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"