Google
Sebuah
laporan dari Universitas Tel Aviv menyatakan bahwa Arab Saudi merupakan
harapan dan garis pertahanan terakhir Israel serta menilai para pejabat
Saudi sebagai peluang akhir untuk melindungi kepentingan politiknya di
dunia Arab.
Laporan itu menyebutkan bahwa sebagian besar sekutu Israel di kawasan telah tumbang dan tidak dapat memainkan peran signifikan di dunia Arab.
Ditambahkan bahwa Arab Saudi merupakan satu-satunya negara yang menentang Republik Islam Iran dan juga sebagai garis pertahanan terakhir bagi Tel Aviv dalam melawan Tehran.
Laporan yang dirilis oleh Universitas Tel Aviv itu menegaskan bahwa keluarga kerajaan al-Saud sangat penting bagi Israel sebab Arab Saudi sangat aktif dalam mengurusi negara-negara seperti Yaman, Mesir, Irak, dan Lebanon, guna menekan pengaruh Iran di negara-negara tersebut.
Maret lalu, seorang ulama Mesir mengecam Arab Saudi dan Qatar yang mencampuri urusan internal negara-negara Islam, dan menyebut kedua negara tersebut sebagai "para pelayan Israel."
Syeikh Muhamamd Alauddin Mahdi menyatakan bahwa kedua negara itu yang mengimplementasikan rencana-rencana AS-Israel di Suriah.
Dia juga mengkritik stasiun televisi al-Arabiya milik Saudi dan Aljazeera milik Qatar, yang aktif mempropagandakan kepentingan-kepentingan Israel.
Lebih lanjut, dalam berbagai email yang dibocorkan oleh WikiLeaks dan dimuat oleh koran al-Akhbar Lebanon, terungkap bahwa Arab Saudi berhubungan dengan Dinas Rahasia Israel (Mossad), yang membantu kerajaan Saudi dengan "informasi intelijen dan anjuran politik terhadap Iran."
Menurut sumber yang disebutkan dalam email-email tersebut, "Para perwira Mossad baik di masa lalu atau sekarang, menawarkan paket kepada pihak Saudi mulai dari perlengkapan logistik, senjata, konsultasi, hingga informasi intelijen.
Sumber: Irb
Laporan itu menyebutkan bahwa sebagian besar sekutu Israel di kawasan telah tumbang dan tidak dapat memainkan peran signifikan di dunia Arab.
Ditambahkan bahwa Arab Saudi merupakan satu-satunya negara yang menentang Republik Islam Iran dan juga sebagai garis pertahanan terakhir bagi Tel Aviv dalam melawan Tehran.
Laporan yang dirilis oleh Universitas Tel Aviv itu menegaskan bahwa keluarga kerajaan al-Saud sangat penting bagi Israel sebab Arab Saudi sangat aktif dalam mengurusi negara-negara seperti Yaman, Mesir, Irak, dan Lebanon, guna menekan pengaruh Iran di negara-negara tersebut.
Maret lalu, seorang ulama Mesir mengecam Arab Saudi dan Qatar yang mencampuri urusan internal negara-negara Islam, dan menyebut kedua negara tersebut sebagai "para pelayan Israel."
Syeikh Muhamamd Alauddin Mahdi menyatakan bahwa kedua negara itu yang mengimplementasikan rencana-rencana AS-Israel di Suriah.
Dia juga mengkritik stasiun televisi al-Arabiya milik Saudi dan Aljazeera milik Qatar, yang aktif mempropagandakan kepentingan-kepentingan Israel.
Lebih lanjut, dalam berbagai email yang dibocorkan oleh WikiLeaks dan dimuat oleh koran al-Akhbar Lebanon, terungkap bahwa Arab Saudi berhubungan dengan Dinas Rahasia Israel (Mossad), yang membantu kerajaan Saudi dengan "informasi intelijen dan anjuran politik terhadap Iran."
Menurut sumber yang disebutkan dalam email-email tersebut, "Para perwira Mossad baik di masa lalu atau sekarang, menawarkan paket kepada pihak Saudi mulai dari perlengkapan logistik, senjata, konsultasi, hingga informasi intelijen.
Sumber: Irb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"