VIVAnews -- Hanya beberapa bulan setelah menjatuhkan dan menguasai salah satu pesawat mata-mata tak berawak (drone) paling canggih Amerika Serikat, RQ-170, Iran kini memproduksi pesawat mata-mata versinya sendiri.
Para petinggi militer Garda Revolusi Iran mengungkap pesawat tak berawak pesawat jarak jauh terbaru yang diklaim bisa menjangkau sebagian besar wilayah Timur Tengah, termasuk musuh bebuyutan, Israel.
Pesawat itu dinamai Shahed 129 memiliki jangkauan 2.000 kilometer atau 1,240 mil. Tak hanya untuk melakukan misi pengintaian, tapi juga bisa membawa bom dan rudal.
Komandan Garda Revolusi, Jenderal Amir Ali Hajizadeh mendeskripsikan senjata baru itu sebagai strategi kunci yang menambah kemampuan militer Iran.
Hajizadeh, yang mengepalai divisi kedirgantaraan Garda Revolusi, mengatakan bahwa kemampuan Shahed 129 hampir dua kali lipat kemampuan pesawat jarak jauh sebelumnya yang diproduksi oleh teknisi Iran. Di bawah embargo Barat, para teknisi selama ini mengandalkan perangkat keras militer dari negara lain.
Sebelumnya, Iran mengklaim telah mengambil sejumlah data rahasia teknis dari RQ-170 Sentinel, dan berkoar sudah membuat replikanya.
Namun, belum jelas apakah pesawat terbaru itu mengandung elemen pesawat CIA yang ditembak jatuh di wilayah Timur Iran Desember 2011 lalu. Atau apakah ada teknologi yang dicontek. Saksikan videonya di tautan ini.
Selama ini Iran sering membuat pengumuman soal pencapaiannya dalam teknologi militer, namun tak pernah mengungkap kemampuan tempurnya secara jelas. Pihak Teheran juga mengaku sedang menguji coba empat
rudal anti pesawat, namun sejumlah analis meragukan kemampuannya.
Ancaman Israel
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menegaskan, tetap memilih jalan diplomasi dalam upaya menghentikan program nuklir Iran yang diyakini bertujuan membuat senjata atom. Menepis desakan untuk menyerang Iran, termasuk dari sekutu terdekatnya, Israel.
Sikap Obama sontak dikritik keras Israel yang mengancam akan mengambil tindakan terhadap situs nuklir Iran.
Sementara, Iran membantah sedang membuat senjata atom dan menekankan, kegiatan nuklirnya dalam jalur damai, untuk menyediakan listrik. Soal ancaman Israel, Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan, sebelum negara zionis itu bertindak, pihaknya akan melancarkan serangan lebih dulu.
Para petinggi militer Garda Revolusi Iran mengungkap pesawat tak berawak pesawat jarak jauh terbaru yang diklaim bisa menjangkau sebagian besar wilayah Timur Tengah, termasuk musuh bebuyutan, Israel.
Pesawat itu dinamai Shahed 129 memiliki jangkauan 2.000 kilometer atau 1,240 mil. Tak hanya untuk melakukan misi pengintaian, tapi juga bisa membawa bom dan rudal.
Komandan Garda Revolusi, Jenderal Amir Ali Hajizadeh mendeskripsikan senjata baru itu sebagai strategi kunci yang menambah kemampuan militer Iran.
Hajizadeh, yang mengepalai divisi kedirgantaraan Garda Revolusi, mengatakan bahwa kemampuan Shahed 129 hampir dua kali lipat kemampuan pesawat jarak jauh sebelumnya yang diproduksi oleh teknisi Iran. Di bawah embargo Barat, para teknisi selama ini mengandalkan perangkat keras militer dari negara lain.
Sebelumnya, Iran mengklaim telah mengambil sejumlah data rahasia teknis dari RQ-170 Sentinel, dan berkoar sudah membuat replikanya.
Namun, belum jelas apakah pesawat terbaru itu mengandung elemen pesawat CIA yang ditembak jatuh di wilayah Timur Iran Desember 2011 lalu. Atau apakah ada teknologi yang dicontek. Saksikan videonya di tautan ini.
Selama ini Iran sering membuat pengumuman soal pencapaiannya dalam teknologi militer, namun tak pernah mengungkap kemampuan tempurnya secara jelas. Pihak Teheran juga mengaku sedang menguji coba empat
rudal anti pesawat, namun sejumlah analis meragukan kemampuannya.
Ancaman Israel
Sebelumnya, Presiden AS Barack Obama menegaskan, tetap memilih jalan diplomasi dalam upaya menghentikan program nuklir Iran yang diyakini bertujuan membuat senjata atom. Menepis desakan untuk menyerang Iran, termasuk dari sekutu terdekatnya, Israel.
Sikap Obama sontak dikritik keras Israel yang mengancam akan mengambil tindakan terhadap situs nuklir Iran.
Sementara, Iran membantah sedang membuat senjata atom dan menekankan, kegiatan nuklirnya dalam jalur damai, untuk menyediakan listrik. Soal ancaman Israel, Jenderal Amir Ali Hajizadeh mengatakan, sebelum negara zionis itu bertindak, pihaknya akan melancarkan serangan lebih dulu.
Sumber: Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"