LONDON, KOMPAS.com - Mungkin banyak yang tidak paham
jika mendengar nama Avtomat Kalashnikov. Namun, jika nama itu diganti
menjadi AK-47 maka banyak orang yang memahaminya.
Ya, AK-47 adalah senapan otomatis paling masyhur, paling mematikan, paling banyak diproduksi dan paling banyak digunakan di seantero bumi.
Sebagai sebuah senapan serbu, fungsi utamanya sudah jelas yaitu untuk melukai atau membunuh lawan. Namun siapa sangka benda yang begitu menakutkan ini bisa tampil nyeni.
Di Institut Seni Kontemporer (ICA) Londong, Inggris hingga 30 September mendatang 20 seniman memamerkan karya mereka yang semuanya menggunakan bahan utama senapan serbu AK-47.
Pameran bertajuk 'AKA Peace' ini diprakarsai fotografer Sunday Times yang pernah bertugas di Afganistan sebagai anggota pasukan cadangan Inggris, Bran Symondson.
Selama bertugas di Afganistan, dia memperhatikan bagaimana pasukan militer di negeri itu menghiasi senjata mereka khususnya AK-47.
Bran berhasil menggaet sejumlah seniman kontemporer Inggris ternama seperti Damien Hirst, Antony Gormley, Marc Quinn dan Chapman bersaudara untuk bergabung dalam pameran dan lelang amal yang akan digelar pekan depan.
"Kami memperhatikan para polisi Afganistan menghiasi senapan AK-47 mereka dengan bunga, stiker. Saya menyadari senapan itu adalah milik mereka yang paling berharga. Jadi mereka memperlakukannya seperti remaja Inggris mendandani mobil mereka," kata Symondson .
"Banyak orang bertanya 'Apakah saya tidak takut mengagung-agungkan AK-47?' Tapi saya pikir AK-47 sudah memiliki keagungannya sendiri," lanjut Symondson.
"Pesan yang lebih kuat adalah bahwa benda segarang AK-47 masih memiliki fungsi lain secara visual dan mental," paparnya.
Salah satu favorit pengunjung pameran adalah karta Nancy Fout "Don't Touch". Nancy menciptakan sebuah AK-47 diselimuti duri-duri perak yang jika dilihat dari jauh terlihat seperti bulu-bulu yang lembut.
Karya-karya menarik lain misalnya Damien Hirst yang mengecat sebuah AK-47 dengan warna-warna mencolok. Sementara karya Jake dan Dino Chapman adalah dua orang anak kecil berhidung lingga yang memegang senapan AK-47.
Seniman Palestina Laila Shawa mengatakan dirinya tak asing lagi dengan senapan ini. AK-47 sudah menjadi bagian hidupnya.
"Saya sangat familiar dengan AK-47, dan bagi saya memegang dan membawanya tak menimbulkan perasaan aneh. Tapi pertanyaan saya kepada Bran adalah 'Berapa banyak orang tewas akibat senapan ini?'," kata Laila sambil berdiri di samping sebuah AK-47 yang dilapisi berlian buatan dan bunga.
"Di Timur Tengah, dengan kondisi politiknya, dan khususnya sebagai warga Palestina, di satu titik kami harus mempertahankan hidup kami. Dan itulah sebabnya mengapa saya begitu memahami AK-47," ujarnya.
Beberapa seniman mengaku mereka merasa tidak nyaman bekerja dengan sebuah senjata yang pernah digunakan dalam sebuah peperangan.
"Saat membersihkan senapan ini, terutama di bagian larasnya, saya menemukan darah kering dan itu membawa kenyataan ke depan mata saya," kata Laila lagi.
Sementara itu, Antony Micallef yang karyanya adalah berupa AK-47 yang muncul keluar kepala sebuah mahkluk tak dikenal seperti layaknya tanduk. Dia menjelaskan karyanya ingin menunjukkan adanya insting kekerasan manusia.
"Bagi saya senjata adalah sebuah benda agresif sehingga saya ingin menunjukkan it. Saya tak bisa keluar dari perasaan itu," kata Micallef.
Sedangkan Charming Baker membuat lubang di AK-47 yang mengungkap bagian dalam senapan itu.
"Saya yakin masih ada senjata yang digunakan untuk menyelamatkan nyawa manusia dan keluarga mereka sangat menghargai senapan ini. Itulah cara kita menggunakan sebuah alat, bukan begitu?" ucap Baker.
Ya, AK-47 adalah senapan otomatis paling masyhur, paling mematikan, paling banyak diproduksi dan paling banyak digunakan di seantero bumi.
Sebagai sebuah senapan serbu, fungsi utamanya sudah jelas yaitu untuk melukai atau membunuh lawan. Namun siapa sangka benda yang begitu menakutkan ini bisa tampil nyeni.
Di Institut Seni Kontemporer (ICA) Londong, Inggris hingga 30 September mendatang 20 seniman memamerkan karya mereka yang semuanya menggunakan bahan utama senapan serbu AK-47.
Pameran bertajuk 'AKA Peace' ini diprakarsai fotografer Sunday Times yang pernah bertugas di Afganistan sebagai anggota pasukan cadangan Inggris, Bran Symondson.
Selama bertugas di Afganistan, dia memperhatikan bagaimana pasukan militer di negeri itu menghiasi senjata mereka khususnya AK-47.
Bran berhasil menggaet sejumlah seniman kontemporer Inggris ternama seperti Damien Hirst, Antony Gormley, Marc Quinn dan Chapman bersaudara untuk bergabung dalam pameran dan lelang amal yang akan digelar pekan depan.
"Kami memperhatikan para polisi Afganistan menghiasi senapan AK-47 mereka dengan bunga, stiker. Saya menyadari senapan itu adalah milik mereka yang paling berharga. Jadi mereka memperlakukannya seperti remaja Inggris mendandani mobil mereka," kata Symondson .
"Banyak orang bertanya 'Apakah saya tidak takut mengagung-agungkan AK-47?' Tapi saya pikir AK-47 sudah memiliki keagungannya sendiri," lanjut Symondson.
"Pesan yang lebih kuat adalah bahwa benda segarang AK-47 masih memiliki fungsi lain secara visual dan mental," paparnya.
Salah satu favorit pengunjung pameran adalah karta Nancy Fout "Don't Touch". Nancy menciptakan sebuah AK-47 diselimuti duri-duri perak yang jika dilihat dari jauh terlihat seperti bulu-bulu yang lembut.
Karya-karya menarik lain misalnya Damien Hirst yang mengecat sebuah AK-47 dengan warna-warna mencolok. Sementara karya Jake dan Dino Chapman adalah dua orang anak kecil berhidung lingga yang memegang senapan AK-47.
Seniman Palestina Laila Shawa mengatakan dirinya tak asing lagi dengan senapan ini. AK-47 sudah menjadi bagian hidupnya.
"Saya sangat familiar dengan AK-47, dan bagi saya memegang dan membawanya tak menimbulkan perasaan aneh. Tapi pertanyaan saya kepada Bran adalah 'Berapa banyak orang tewas akibat senapan ini?'," kata Laila sambil berdiri di samping sebuah AK-47 yang dilapisi berlian buatan dan bunga.
"Di Timur Tengah, dengan kondisi politiknya, dan khususnya sebagai warga Palestina, di satu titik kami harus mempertahankan hidup kami. Dan itulah sebabnya mengapa saya begitu memahami AK-47," ujarnya.
Beberapa seniman mengaku mereka merasa tidak nyaman bekerja dengan sebuah senjata yang pernah digunakan dalam sebuah peperangan.
"Saat membersihkan senapan ini, terutama di bagian larasnya, saya menemukan darah kering dan itu membawa kenyataan ke depan mata saya," kata Laila lagi.
Sementara itu, Antony Micallef yang karyanya adalah berupa AK-47 yang muncul keluar kepala sebuah mahkluk tak dikenal seperti layaknya tanduk. Dia menjelaskan karyanya ingin menunjukkan adanya insting kekerasan manusia.
"Bagi saya senjata adalah sebuah benda agresif sehingga saya ingin menunjukkan it. Saya tak bisa keluar dari perasaan itu," kata Micallef.
Sedangkan Charming Baker membuat lubang di AK-47 yang mengungkap bagian dalam senapan itu.
"Saya yakin masih ada senjata yang digunakan untuk menyelamatkan nyawa manusia dan keluarga mereka sangat menghargai senapan ini. Itulah cara kita menggunakan sebuah alat, bukan begitu?" ucap Baker.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"