Ilustrasi: Iran menggelar uji coba peluncuran rudalnya di hari terakhir
latihan perang angkatan lautnya, Senin (2/1/2012), di Selat Hormuz.
Roket terakhir yang diluncurkan, Roket Nur, berhasil menghantam target.
TEHERAN, KOMPAS.com — Seorang pejabat senior militer Iran, Selasa (16/10/2012), mengklaim pesawat-pesawat nirawak (drone)
mereka telah berkali-kali terbang di atas wilayah udara Israel dari
Lebanon tanpa terdeteksi untuk mengintai sistem pertahanan udara dan
mengumpulkan data. Pejabat Israel membantah klaim tersebut.
Pejabat
Iran itu menolak mengungkap lebih detail misi ataupun kemampuan pesawat
nirawak mereka, termasuk apakah pesawat itu mirip dengan milik
Hizbullah yang ditembak jatuh pesawat tempur Israel pekan lalu.
Sulit
untuk memverifikasi pernyataan tersebut karena pejabat itu meminta
namanya tidak diungkap karena bukan pejabat yang berwenang menyatakan
hal itu.
Pernyataan itu tampaknya merupakan bagian dari strategi
Iran untuk menggembar-gemborkan kemajuan militernya—termasuk kapal
perang dan pesawat nirawak—yang oleh Teheran disebut bisa mengatur
keseimbangan kekuatan di wilayah itu ketika Barat dan sekutu-sekutunya
memberlakukan sanksi ekonomi gara-gara ambisi nuklir Iran.
Namun,
pejabat keamanan Israel membantah klaim Iran tersebut dan mengatakan
pesawat nirawak Hizbullah yang ditembak jatuh pekan lalu itu merupakan
penyusupan wilayah udara pertama yang terjadi.
Dikatakannya,
Israel mengetahui kehadiran pesawat itu bahkan sebelum memasuki
wilayahnya. Setelah memastikan pesawat itu tidak "berbahaya", militer
Israel menembaknya di wilayah gurun tak berpenghuni sesuai dengan
rencana. Namun, seperti pejabat Iran, pejabat Israel itu juga menolak
namanya disebut karena militer Israel masih menyelidiki kasus itu.
Pejabat
Iran itu mengatakan, pesawat nirawak buatan dalam negeri sudah puluhan
kali terbang di atas Israel sejak perang Hizbullah-Israel pada musim
panas 2006. Pertahanan Israel tidak mendeteksi kehadiran pesawat-pesawat
pengintai itu.
"Pesawat yang ditembak pekan lalu itu bukan yang pertama dan bukan yang terakhir terbang di wilayah udara Israel," katanya.
Iran kerap menggunakan pergerakan militer untuk mengirim pesan pada Israel dan AS, yang memiliki pangkalan militer di negara-negara Arab, seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Tahun lalu, Teheran mengirim kapal
perangnya ke Laut Mediterania untuk kali pertama sejak Revolusi Islam
1979. Bulan lalu, para pemimpin Iran mengungkap detail pesawat nirawak
berdaya jangkau menengah dan menguji coba empat rudal antikapal perang
beberapa saat sebelum latihan militer pimpinan AS berlangsung di Teluk.
Pada
saat itu, komandan senior Garda Revolusi Jenderal Amir Ali Hajizadeh
juga memperingatkan, pangkalan-pangkalan AS di Teluk bisa menghadapi
serangan balasan jika Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.
Pada
Selasa (16/10/2012), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Rahmin
Mehmanparast menggambarkan kemajuan militer Iran, antara lain, pesawat
nirawak dan rudal yang bisa menjangkau Israel merupakan perisai terhadap
kemungkinan serangan Israel pada fasilitas nuklirnya.
Sumber: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"