WASHINGTON
(Suara Karya): Amerika Serikat mengatakan pihaknya melihat ada daya
gerak dalam perundingan antara China dan ASEAN untuk menyetujui satu
peraturan guna meredakan konflik menyangkut saling klaim di Laut China
Selatan.
Laut China Selatan kemungkinan akan menjadi agenda penting apabila
Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mengunjungi Kamboja bulan depan
untuk berunding dengan ASEAN dan negara-negara regional termasuk China.
Asisten Menlu AS untuk Urusan Asia Timur, Kurt Campbell, mengatakan ia
tahu bahwa satu rancangan usulan mengenai peraturan sedang dibicarakan
dan AS mengharapkan akan mendengar lebih terinci ketika berada di
Kamboja.
"Yang kami lihat belakangan ini peningkatan dalam diplomasi antara
ASEAN dan China tentang aspek-aspek menyangkut kemungkinan
ditandantanganinya satu peraturan," kata Campbell dalam satu konferensi
di Center for Strategic and International Studies.
"Saya akan mengatakan bahwa kita secara terus terang terkesan dengan
tingkat fokus yang khususnya ASEAN berikan pada masalah ini," kata
Campbell.
Campbell tidak merinci lebih jauh mengenai aturan main itu dan mengakui
sengketa-sengketa menyangkut Laut China Selatan itu "penuh dengan
kesulitan."
"Wilayah itu menimbulkan sentimen nasionalis di seluruh kawasan
tersebut secara keseluruhan dan sangat penting menanganinya dengan
tindakan yang hati-hati," katanya.
ASEAN dan China pada tahun 2002 sepakat untuk merundingkan satu aturan
main. Tetapi tampak ada sedikit kemajuan, dengan keinginan China yang
meningkat untuk berunding dengan masing-masing negara tidak menanganinya
dengan satu kelompok.
Para menlu ASEAN, yang bertemu di Phnom Penh April, mengatakan mereka
mengharapkan untuk mempersempit perbedaan-perbedaan dan satu tanda bagi
satu perauran dengan China pada akhir tahun ini.
Filipina dan Vietnam menuduh China bersikap agresif dalam klaimnya
dalam tahun-tahun belakangan ini, menyebabkan terjadi
bentrokan-bentrokan kecil yang para diplomat dan komandan-komandan
militer khawatirkan dapat segera meningkat menjadi konflik-konflik
besar.
AS baru-baru ini memperkuat hubungan militer dengan Filipina dan
Vietnam, bagian dari apa yang pemerintah Presiden Barack Obama utarakan
sebagai satu perhatian AS yang meningkat dalam hubungannya dengan Asia.
Rincian dari peraturan itu tetap kelam. Menteri Pertahanan AS Leon
Panetta yang berbicara pada Dialog Shangri-La tahunan di Singapura 2
Juni, mengatakan peraturan itu mengikat untuk mencegah dan menangani
sengketa-segketa.
Sumber: Suara karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"