VIVAnews - Seorang
panglima militer AS menyambut baik membesarnya perhatian Washington atas
keamanan di kawasan Asia Pasifik. Pergeseran strategi ini diyakini akan
turut mempererat hubungan militer antara AS dan Indonesia.
Penilaian
itu dikemukakan Laksamana Cecil Haney, Panglima Komando Armada Pasifik
Angkatan Laut AS (USPACFLT) di Jakarta hari ini. Dia tengah berada di
Indonesia selama dua hari untuk kunjungan pertamanya sebagai Panglima
USPACFLT.
"Seperti
dikemukakan Menteri Pertahanan Leon Panetta dan Menteri Luar Negeri
Hillary Clinton, Asia Pasifik merupakan kawasan yang penting bagi AS.
Kami pun menaruh komitmen kuat pada kawasan ini dan memperkuat hubungan
dengan para mitra yang kredibel dan terpercaya, termasuk Indonesia,"
kata Haney.
Maka,
lanjut Haney, armadanya pun telah menggelar program latihan bersama
seperti Pacific Twelve awal tahun ini di Indonesia dan latihan-latihan
lain. Program ini menjadi elemen kunci dalam mempererat hubungan
bilateral antara AS dan Indonesia.
Menteri
Panetta mengatakan bahwa pada 2020 AS akan menempatkan 60 persen
kekuatan lautnya di Asia Pasifik. Ini otomatis akan menambah jumlah
armada pimpinan Haney, yang sudah relatif besar.
"Dengan
kekuatan laut yang saya miliki saat ini, saya punya 50 kapal yang
beroperasi di lautan setiap hari dan ini mendukung kegiatan operasional
kami, termasuk dalam operasi penanggulangan bencana alam," lanjut Haney.
Dia
mengaku tidak bisa memastikan berapa banyak kunjungan yang akan
berlangsung dan berapa banyak personel lagi yang terlibat ke Indonesia.
Namun semakin eratnya kerjasama kedua negara akan berpengaruh pula bagi
makin intensifnya hubungan kedua militer.
"Bila
Pemerintah Anda ingin melibatkan lebih banyak lagi, mungkin bisa kami
lakukan. Namun hal itu diserahkan kepada kerjasama antar Pemerintah dan
antar Angkatan Laut," kata Haney.
Sumber: VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"