REPUBLIKA.CO.ID, Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan Iran telah
menyatakan bahwa Republik Islam sekarang setingkat dengan
kekuatan-kekuatan militer dunia dalam hal kemampuan rudalnya.
Berbicara pada upacara di barat daya kota Shahr-e Kord Kamis (7/6) malam, Asisten Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ali Shamshiri mengatakan bahwa Iran saat ini merupakan kelima atau keenam pemilik kekuatan rudal terbesar di dunia.
Dia juga mencatat bahwa Republik Islam berada dalam posisi unggul dalam hal kemampuan pertahanan. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di bidang pertahanan dan memperoleh kemandirian dalam perangkat keras militer dan sistem penting pertahanan.
Negara ini telah berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militer (Iran) semata-mata didasarkan pada doktrin pertahanan negara pencegahan dan bahwa hal itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Amerika Serikat, rezim Israel, dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya. Washington dan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Tehran dengan 'pilihan' serangan militer terhadap fasilitas nuklir sipilnya.
Pada November lalu, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi menyarankan AS dan sekutunya untuk menyadari kekuatan luar biasa Iran dan tahu bahwa kalau terjadi agresi militer terhadap Iran, Republik Islam akan mengajar orang Amerika dengan perang sebenarnya dan tentunya tentara AS seharusnya akan suka dengan itu.
Wakil Komandan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan pada 25 Mei bahwa semua pangkalan militer di Timur Tengah berada dalam jangkauan rudal yang dirancang dan dibangun Iran.
Dia menambahkan bahwa rudal jarak jauh permukaan-ke-permukaan, permukaan-ke-udara dan balistik Iran dapat mencapai setiap pangkalan militer di kawasan itu, dan akan menghantam target yang diinginkan dengan presisi tinggi.
Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dia memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Berbicara pada upacara di barat daya kota Shahr-e Kord Kamis (7/6) malam, Asisten Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Ali Shamshiri mengatakan bahwa Iran saat ini merupakan kelima atau keenam pemilik kekuatan rudal terbesar di dunia.
Dia juga mencatat bahwa Republik Islam berada dalam posisi unggul dalam hal kemampuan pertahanan. Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di bidang pertahanan dan memperoleh kemandirian dalam perangkat keras militer dan sistem penting pertahanan.
Negara ini telah berulang kali menegaskan bahwa kekuatan militer (Iran) semata-mata didasarkan pada doktrin pertahanan negara pencegahan dan bahwa hal itu tidak menimbulkan ancaman bagi negara lain.
Amerika Serikat, rezim Israel, dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya. Washington dan Tel Aviv telah berulang kali mengancam Tehran dengan 'pilihan' serangan militer terhadap fasilitas nuklir sipilnya.
Pada November lalu, Menteri Pertahanan Brigadir Jenderal Ahmad Vahidi menyarankan AS dan sekutunya untuk menyadari kekuatan luar biasa Iran dan tahu bahwa kalau terjadi agresi militer terhadap Iran, Republik Islam akan mengajar orang Amerika dengan perang sebenarnya dan tentunya tentara AS seharusnya akan suka dengan itu.
Wakil Komandan Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Hossein Salami mengatakan pada 25 Mei bahwa semua pangkalan militer di Timur Tengah berada dalam jangkauan rudal yang dirancang dan dibangun Iran.
Dia menambahkan bahwa rudal jarak jauh permukaan-ke-permukaan, permukaan-ke-udara dan balistik Iran dapat mencapai setiap pangkalan militer di kawasan itu, dan akan menghantam target yang diinginkan dengan presisi tinggi.
Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dia memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"