TNI akan membeli sistem peluncur roket paling
mutakhir dari produsen senjata Avibras yang bermarkas di Sao Jose dos
Campos, terletak di negara bagian Sao Paulo Brazil, untuk mempersenjatai
salah satu batalion khususnya.
Kesepakatan pembelian ini diteken dua pekan lalu
di Jakarta berisi nota jual-beli alat utama sistem senjata bernilai
antara US$400-800 juta (Rp 3,8 sampai 7,6 triliun) yang diduga meliputi
sekitar empat puluh unit kendaraan peluncur roket canggih.
Seperti ditulis koran O Estado de Sao Paulo, peluncur roket dengan
Sistem Roket Saturasi Artileri (Artillery Saturation Rocket System) ini
diklaim sebagai buatan Avibras yang paling canggih, sementara yang akan
dikirim ke Indonesia nantinya adalah jenis Astros II.
Dengan angka pembelian yang demikian besar,
belanja alutsista ini akan meliputi pula pembelian baterai Astros: mesin
peluncur roket, kendaraan komunikasi lapis baja, kendaraan penembak dan
kendaraan kontrol, kendaraan dilengkapi radar, dan stasiun cuaca
bergerak.
Namun rincian alat tak diketahui karena
dilindungi klausul kerahasiaan.Tipe amunisi juga tak disebutkan meski
dengan sistem ini dikabarkan roket mampu mencapai sasaran antara 9
hingga 100 kilometer.
Peluncur roket versi Astro yang akan dipakai TNI
ini akan dikirim dalam kondisi lengkap termasuk dengan peralatan
elektroik yang nantinya bisa dipakai untuk melepas amunisi cerdas,
seperti rudal, namun kini masih menunggu proses sertifikasi.
'Kompetisi sengit'
Menteri Pertahanan Brazil celso Amorim
menyatakan transaksi ini mengharuskan Brazil "bekerja dengan mitra dan
pemain internasional baru."
Sementara menurut Amorim, "Indonesia adalah
pemain besar dunia internasional dan juga telah membeli pesawat Super
Tucano dari Embraer (Brazilian Aeronautics Company)," tambahnya.
Untuk TNI Angkatan Udara, pemerintah Indonesia berbelanja 16 pesawat serang ringan turboprop, pengawas elektronik serta pesawat pendukung pasukan darat.
Untuk memenuhi kontraknya, Avibras akan membuka
sebuah kantor di Jakarta segera. kantor ini akan menjadi perwakilan
keduanya di kawasan Asia, setelah yang pertama dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, dimana peluncur roket Astros telah menjadi bagian dari alutsista negara itu sejak 2010.
Transaksi dengan Indonesia ini, menurut Presiden Avibras Sami Hassuani, "dicapai di tengah kompetisi sengit."
Negosiasi sudah dimulai sejak 2008 dan "memaksa
perusahaan untuk kukuh di tempatnya dan terus-menerus menawarkan bukti
keunggulan tekniknya."
Hassuani yakin dokumen final sudah akan
ditandatangani 90 hari setelah kesepakatan dicapai sementara seluruh
pesanan akan dikirim dalam tiga tahun, tetapi dia juga yakin "hubungan dengan pelanggan akan terus berlanjut lebih dari 30 tahun."
Kesepakatan pembelian ini diteken oleh Ediwan
Prabowo, Direktur Badan Sarana Pertahanan Kementrian Pertahanan dan Sami
Hassuani di Jakarta, 8 November lalu.
Dua hari sesudahnya Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menginspeksi sebuah kendaraan peluncur roket Astros yang sudah
dicat sesuai warna TNI yang mengangkut empat SS-80 roket.
Sumber: BBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"