Ilustrasi: thetruthseeker
TEHERAN - Duta Besar Iran untuk Rusia Seyed
Mahmoud Reza Sajjadi mengatakan, demi mencegah serangan militer ke Iran,
Rusia membatalkan kontrak penyediaan rudal S-300 dengan Negeri Persia
itu.
"Salah satu syarat Rusia ke Barat adalah tidak menyerang fasilitas nuklir Bushehr. Itulah sebabnya Rusia menghentikan pengiriman S-300," ujar Dubes Sajjadi seperti dilansir Trend, Kamis (2/8/2012).
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani kedua negara pada 2007 lalu, Rusia setuju untuk menyediakan setidaknya lima rudal S-300 untuk memperkuat sistem pertahanan udara Iran. Namun, penundaan yang terus menerus dilakukan Moskow menimbulkan kritikan keras dari Teheran.
Rusia sendiri kabarnya berubah pikiran untuk mentransfer rudal tersebut ke Iran. Negeri Beruang Merah itu berdalih, sistem persenjataan yang dimaksud termasuk dalam putaran keempat resolusi Dewan Keamanan PBB yang dilarang atas Iran.
Iran pun menggugat Rusia atas pelanggaran kontrak. Upaya ini berhasil membuat Moskow mengembalikan uang muka bersama dengan bunga pembelian pada Mei lalu. Dan Rusia menderita kerugian sekira USD1 miliar atau sekira Rp9.4 triliun (Rp9.460 per USD).
Setelah insiden pembatalan tersebut, Iran dikabarkan mulai mengembangkan sistem persenjataan canggih di dalam negeri. Pejabat pertahanan Iran mengumumkan, versi awal dari sistem persenjataan tersebut akan dipertontokan 2013 mendatang.
Dipengaruhi oleh bayang-bayang Barat dan Israel, Rusia kabarnya merasa perlu mengubah kebijakannya atas program nuklir Iran.
"Salah satu syarat Rusia ke Barat adalah tidak menyerang fasilitas nuklir Bushehr. Itulah sebabnya Rusia menghentikan pengiriman S-300," ujar Dubes Sajjadi seperti dilansir Trend, Kamis (2/8/2012).
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani kedua negara pada 2007 lalu, Rusia setuju untuk menyediakan setidaknya lima rudal S-300 untuk memperkuat sistem pertahanan udara Iran. Namun, penundaan yang terus menerus dilakukan Moskow menimbulkan kritikan keras dari Teheran.
Rusia sendiri kabarnya berubah pikiran untuk mentransfer rudal tersebut ke Iran. Negeri Beruang Merah itu berdalih, sistem persenjataan yang dimaksud termasuk dalam putaran keempat resolusi Dewan Keamanan PBB yang dilarang atas Iran.
Iran pun menggugat Rusia atas pelanggaran kontrak. Upaya ini berhasil membuat Moskow mengembalikan uang muka bersama dengan bunga pembelian pada Mei lalu. Dan Rusia menderita kerugian sekira USD1 miliar atau sekira Rp9.4 triliun (Rp9.460 per USD).
Setelah insiden pembatalan tersebut, Iran dikabarkan mulai mengembangkan sistem persenjataan canggih di dalam negeri. Pejabat pertahanan Iran mengumumkan, versi awal dari sistem persenjataan tersebut akan dipertontokan 2013 mendatang.
Dipengaruhi oleh bayang-bayang Barat dan Israel, Rusia kabarnya merasa perlu mengubah kebijakannya atas program nuklir Iran.
Sumber: Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"