WINA - Pejabat militer China melaporkan, negaranya siap
memodernisasi senjata nuklirnya untuk merespons rencana Amerika Serikat
(AS) yang ingin membangun sistem pertahanan misil Eropa. China juga
memandang rencana AS sebagai tindakan yang mengacaukan stabilitas
kawasan.
"Senjata itu mengacaukan stabilitas. Kami juga harus membangun kekuatan untuk menangkal setiap ancaman," ujar Mayor Jendral Zhu Chenghu, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/7/2012).
Zhu sempat melontarkan komentar yang cukup kontroversial pada 2005 silam tentang nuklir. Zhu mengatakan bahwa China harus menggunakan senjata nuklirnya bila AS mengintervensi konflik Taiwan.
Selama ini, Negeri Paman Sam menghabiskan dana sebesar USD10 miliar atau sekira Rp94 triliun untuk membangun, menguji coba, dan mengerahkan perisai misil itu. AS juga membangun senjata penghancur misil di kapal tempur yang dikerahkan ke Timur Tengah dan Asia-Pasifik. Senjata yang serupa juga dapat ditemukan di wilayah Alaska dan California.
Menurut AS, perisai misil Eropa akan dikerahkan dalam empat tahap, kurang lebih pada 2020 mendatang. Hal itu ditujukan untuk mewaspadai serangan misil dari Iran.
Meski demikian, keberadaan senjata pertahanan itu justru dipandang menjadi ancaman Rusia. Negeri Beruang Merah menilai, sistem pertahanan misil itu lambat laun akan berkembang menjadi sebuah senjata yang sanggup menghancurkan fasilitas nuklir Rusia.
"Senjata itu mengacaukan stabilitas. Kami juga harus membangun kekuatan untuk menangkal setiap ancaman," ujar Mayor Jendral Zhu Chenghu, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/7/2012).
Zhu sempat melontarkan komentar yang cukup kontroversial pada 2005 silam tentang nuklir. Zhu mengatakan bahwa China harus menggunakan senjata nuklirnya bila AS mengintervensi konflik Taiwan.
Selama ini, Negeri Paman Sam menghabiskan dana sebesar USD10 miliar atau sekira Rp94 triliun untuk membangun, menguji coba, dan mengerahkan perisai misil itu. AS juga membangun senjata penghancur misil di kapal tempur yang dikerahkan ke Timur Tengah dan Asia-Pasifik. Senjata yang serupa juga dapat ditemukan di wilayah Alaska dan California.
Menurut AS, perisai misil Eropa akan dikerahkan dalam empat tahap, kurang lebih pada 2020 mendatang. Hal itu ditujukan untuk mewaspadai serangan misil dari Iran.
Meski demikian, keberadaan senjata pertahanan itu justru dipandang menjadi ancaman Rusia. Negeri Beruang Merah menilai, sistem pertahanan misil itu lambat laun akan berkembang menjadi sebuah senjata yang sanggup menghancurkan fasilitas nuklir Rusia.
Sumber: Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"