VIVAnews
- Pada 53 tahun yang lalu, Uni Soviet meluncurkan roket menuju Bulan.
Roket bernama Lunik (Luna) II merupakan percobaan kedua bagi proyek
ambisius Soviet dan akhirnya dikenal sebagai kendaraan pertama dari
Bumi yang berhasil mendarat di Bulan.
Menurut stasiun berita BBC, Lunik II merupakan roket tanpa awak yang berbobot 391 kg dengan membawa instrumen yang mengukur wilayah magnetik Bumi dan Bulan serta lajur radiasi yang mengelilingi Bumi. Sebelumnya, Soviet sudah meluncurkan Lunik I pada 2 Januari 1959, namun gagal mendarat di Bulan sehingga dibuatlah Lunik II.
Lunik II dinyatakan berhasil menyentuh Bulan 36 jam setelah peluncuran. Roket itu mendarat di wilayah sebelah timur, yang disebut Mare Serenitatis di dekat kawah Aristides, Archimedes, dan Autolycus.
Tim ilmuwan di Moskow menyatakan bahwa pendaratan Lunik II tidak bisa disaksikan dari Bumi, yang berjarak sekitar 381.131 km. Namun pendaratan itu bisa dideteksi hanya melalui transmisi radio, yang langsung berhenti begitu kendaraan menyentuh permukaan Bulan.
Ilmuwan Soviet, Alexander Topchiev, saat itu optimistis bahwa keberhasilan Lunik II itu bisa menjadi cikal misi pengiriman manusia ke Bulan, yang akhirnya diukir oleh ketiga astronot Amerika Serikat pada 21 Juli 1969. Dua tahun setelah misi Lunik II, Soviet kembali mengukir sejarah saat berhasil mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama ke luar angkasa.
Menurut stasiun berita BBC, Lunik II merupakan roket tanpa awak yang berbobot 391 kg dengan membawa instrumen yang mengukur wilayah magnetik Bumi dan Bulan serta lajur radiasi yang mengelilingi Bumi. Sebelumnya, Soviet sudah meluncurkan Lunik I pada 2 Januari 1959, namun gagal mendarat di Bulan sehingga dibuatlah Lunik II.
Lunik II dinyatakan berhasil menyentuh Bulan 36 jam setelah peluncuran. Roket itu mendarat di wilayah sebelah timur, yang disebut Mare Serenitatis di dekat kawah Aristides, Archimedes, dan Autolycus.
Tim ilmuwan di Moskow menyatakan bahwa pendaratan Lunik II tidak bisa disaksikan dari Bumi, yang berjarak sekitar 381.131 km. Namun pendaratan itu bisa dideteksi hanya melalui transmisi radio, yang langsung berhenti begitu kendaraan menyentuh permukaan Bulan.
Ilmuwan Soviet, Alexander Topchiev, saat itu optimistis bahwa keberhasilan Lunik II itu bisa menjadi cikal misi pengiriman manusia ke Bulan, yang akhirnya diukir oleh ketiga astronot Amerika Serikat pada 21 Juli 1969. Dua tahun setelah misi Lunik II, Soviet kembali mengukir sejarah saat berhasil mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama ke luar angkasa.
Sumber: Vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
KOMEN POSITIF "OK"